Jeong Hoon's Quotation

Sunday, November 30, 2008

Perhaps This Is Life 05



Sore yang cerah dimusim gugur. Hari ini sabtu sore, jadwal untuk Shenka membacakan cerita ditoko sekaligus perpustakaan hasil kerja sama dengan temannya. Dengan desain interior futuristic untuk toko bukunya, memberi kesan santai. Sementara untuk perpustakaan yang ada digedung sebelahnya, didesain kontras. Back to nature alias banyak menggunakan rak rak dari kayu, meja kursi dari kayu sintesis mengingat mahalnya harga kayu asli, serta beberapa lukisan, yang tentu saja bukan untuk dijual, bernuansa alam dan budaya memperkental kesan back to nature.

Shenka melangkah masuk perpustakaan dengan sedikit cemas. Sebab kali ini bukan hanya anak anak kecil yang akan mendengarnya bercerita, tapi juga Christ yang selama dia tahu selalu hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Christ ngotot ingin ikut mendengar. Dan semua alasan yang dia sampaikan berhasil membuat Shenka terdiam.

“Christ lebih baik kamu ke toko buku saja. Siapa tahu bisa menemukan buku bagus. Bagaimana?”

“Emm…sepertinya lumayan. Tapi mana boleh aku melewatkan untuk mendengar sebuah cerita yang didongengkan oleh seorang putri ha?” ledek Christ dengan muka menggoda.

“Ahh! Kau keterlaluan meledekku.”

Shenka mencubit lengan Christ pelan sambil mengumpat ngumpat dalam hati.

“Tenang saja. Aku tidak akan mengganggu kok. Aku akan mendengarkan baik baik.”

Shenka hanya melirik kearah Christ. Saat itu seseorang menghampiri mereka berdua dari arah belakang. Dia tidak terlalu tinggi. Masih terlihat muda. Tampan dengan potongan rambut Japanese style yang dicat coklat plus highlight cooper. Dan jika dia tersenyum atau tertawa, lesung pipitnya sangat mempesona.

“Sudah siap hari ini?”

“Ohh! Kau Hide! Membuatku kaget saja.”

“Hallo…apa kabar?” sapa Hide kearah Christ.

“Hallo juga. Christ…”

“Hideaki”

“Teman Shenka?”

“Yup. Lebih tepatnya partner kerja. Bukan begitu Kakak?” tanya Hide sambil memamerkan lesung pipitnya pada Shenka.

Shenka memanggilnya Hide seperti hide dalam bahasa inggris yang berarti sembunyi. Antara Shenka dan Hide terpaut umur tiga tahun. Walaupun Hide masih 24 tahun, otaknya lumayan jenius. Selain menguasai tiga bahasa, korea, prancis, inggris, dia berhasil menyelesaikan gelar sarjananya dibidang satra korea dalam waktu tiga setengah tahun. Belum lagi tulisan tulisannya yang dimuat dibeberapa majalah dan surat kabar, melengkapi kejeniusannya. Hideaki Choi adalah putra tunggal dari bangsawan Choi yang kerabat jauh dari keluarga utama kerajaan yang bermarga Park. Dalam diri Hide juga mengalir darah bangsawan jepang yang diturunkan dari ibunya, yang seorang sepupu Kaisar negeri matahari terbit tersebut. Walaupun dia lahir di Tokyo, tapi dia menghabiskan masa kanak kanaknya di Seoul. Dan masuk sekolah menengah atas di Inggris. Disanalah dia bertemu dengan Shenka pertama kali.

“Hide…kau gantikan aku hari ini ya. Aku sedang tidak enak badan. Makanya aku berpakaian tebal seperti ini. Mau khan?” pinta Shenka.

“Tidak mau! Sudah berapa kali aku menggantikan jadwalmu. Kakak…mereka sudah bosan mendengarkan suaraku. Sudahlah ayo sana.”

“Oh ya, Christ ini temanku dan hari ini dia akan…” kata Shenka kearah Hide.

Tiba tiba Christ menyerobot kalimat Shenka, “Aku akan mendengarkan Shenka bercerita. Ingin tahu saja sich. Jadi penasaran. Kapan dimulainya?”

“Lima belas menit lagi. Ayo siap siap sana Kak,” Hide tersenyum.

Christ tersenyum juga. Hanya Shenka yang cemberut merasa hatinya tiba tiba kecut karena merasa dipermainkan.



Akhirnya saat itu tiba juga. Mereka duduk bersila diatas karpet tebal buatan Turki bergambar anak anak kecil sedang bermain, yang menutupi lantai ruangan itu. Shenka duduk dikursi kecil, sementara Christ dan Hide duduk dilantai, dideretan paling belakang. Story teller biasanya menggunakan bahasa Inggris yang mudah dimengerti untuk anak anak sekolah dasar. Jadi harus diulang ulang beberapa kali jika ada yang tidak mengerti. Shenka harus punya kesabaran extra.

“Dia hebat kalau sudah bercerita,” kata Hide pelan kearah Christ.

“Benarkah?”

“Yup. Waktu pertama kali aku mendengarnya, aku terpaku. Seperti didongengi seorang putri. Sementara itu Hee melongo dan Yool tidak bisa berhenti melihat kearah Kakak.”

“Ide siapa story teller ini?”

“Ide Kakak.”

“O…o…o…”

“Dan juga Yool.”

“Yool?” tanya Christ penasaran.

“Iya. Lee Yool. Pria kesayangan Kakak. Kami sering menyindirnya begitu. Karena dari tiga pria yang ada digank kita hanya Yool yang paling sering bersama sama Kakak.”

“Tiga pria ?” Tanya Christ menyelidik.

“Aku – Hideaki Choi, lalu ada Lee Hee dan Lee Yool. Sebentar lagi Hee pasti datang. Dia jagonya molor,” kata Hide sambil tersenyum.

“Lalu Yool?”

“Kurang tahu. Dia suka pergi diam diam. Jadi datang pun pasti juga diam diam.”



“Okay…Kakak akan bercerita tentang impian seorang anak laki laki dengan kuda putihnya. Kalian siap?” tanya Shenka sedikit bersemangat.

Anak anak menjawab penuh semangat. Ada lima belas anak kurang lebih. Shenka melihat Christ dan Hide duduk dibelakang. Pelan dalam hati dia berdoa semoga berjalan lancar hari ini pintanya.

“Judulnya WISH HORSES. So listen to me carefully ok…”

If you really believe it with all your heart, and that’s all you have to do, then, yes, there can be wishes still, and you can make them come true!

Shenka berhenti sejenak, lalu bertanya ke anak anak, “Apakah kalian punya impian?”

“Punya,” jawab mereka serempak.

“Okay…kita lanjutkan ceritanya.”

Hush, can’t you hear the horses’ hooves galloping through the night? Can’t you see the horses’ shadows, soft as smoke in the moon’s silver light? They come galloping in from the country, their manes a-glisten with snow. And one is a wish horse for you to ride wherever you want to go.

“Wish horse…tentu kalian pasti mau punya khan. Seekor kuda yang akan mengantar kalian menuju semua impian impian kalian,” kata Shenka tersenyum sabar.

“Tentu saja aku mau. Apalagi jika impianku supaya bisa bertemu Oe Nii,” pemilik suara yang tiba tiba bersuara itu muncul dari depan pintu ruang baca dan berhasil membuat Shenka terkejut.

Shenka reflek langsung berdiri dan tersenyum lebar. Christ melihat perubahan expresi diwajah Shenka. Baru kali ini Shenka terlihat begitu cantik dan hidup.

“Yool!” seru Shenka.

“Oe Nii. Maaf datang terlambat,” kata Yool pelan masih dengan berdiri didepan pintu.

Hide menghampiri sahabatnya itu. Menepuk punggungnya keras, lalu mereka berdua berpelukan dan tertawa keras.

“Apa kabar Yool?”

“Baik. Aku belum terlambat khan datang?”

“Belum. Baru dimulai. Kau lihat Hee?” tanya Hide sambil melihat keluar.

“Dia didepan, memarkir mobilnya.”

“Hi semua!” seru cowok yang baru datang.

“Hee! Si tukang molor datang!” seru Hide.

Kedatangan Hee atau Lee Hee membuat Christ terhenyak dan mundur dua langkah kebelakang. Dia terkejut. Dan saat Hee menghampiri Christ, secepat kilat Christ menaruh telunjuknya dibibir tanda untuk menutup mulut alias keep the secret.

Setelah Hide mengenalkan kedua sahabatnya pada Christ, mereka bertiga kembali duduk berderet buat lanjutin acara story teller yang sempat terhenti.

“Yool, pergilah kedepan. Kita tahu pasti kau ingin disamping Kakak seperti biasanya bila dia sedang membaca cerita. Sudah tiga bulan ini kau menghilang entah kemana. Lihatlah Kakak. Sudah pergi sana.”

Hide mendorong Yool untuk kedepan. Dan Yool pun berjalan kearah Shenka.

“Oe nii…apa kabar?”

Shenka tersenyum. Yool pun duduk disebelahnya.

“Okay…kita lanjutin ceritanya ya…”

Your wish horse could be a white unicorn, who will take you to far away lands where mermaids sing magical songs and hippogriffs dance on the sands. It will carry you up the enchanted hill where the great green dragon dwells and wizards crouch in their secret caves weaving their secret spells.

Shenka berhenti sejenak. Menarik napas, tangannya menggenggam erat tangan Yool. Yool tersenyum kearahnya.

“Kalian sudah pernah bertemu seorang penyihir?” tanya Yool kearah anak anak.

“Aku pernah melihatnya,” kata seorang anak yang duduk didepan.

“Oh ya…” kata Shenka tersenyum sambil sedikit mebelalakkan matanya pura pura terkejut.

“Harry Potter the wizard,” katanya.

“Hermione!”

“Ron Weasly!”

“Mr. Dumbledore too!”

Suara anak anak sahut menyahut menyebutkan tokoh tokoh yang ada di Harry Potter. Shenka dan Yool hanya bisa tertawa. Begitu pula Christ, Hide dan Hee.

“Okay…sudah sudah. Kita lanjutin aja ceritanya.”

Perhaps you could ride a winged Pegasus. Up to the midnight stars; a wild, windblown race across the sky, past Jupiter, Saturn, and Mars. Ride where no one has ridden before, across the moon in a night. And follow the stars’ golden beams on a wonderful wish-horse flight.
Or would you wish for a circus horse, proudly tossing its head, a high-stepping, dancing, prancing horse with plumes of silver and red? In wonder, the people would watch as around the ring she would waltz, with you on her back, in sequins and silk, doing backflips and somersaults.
Or wish for an Arab beauty, pounding across the sand, its coat bright in the desert sun and its mane tight in your hand. Or wish for a brumby, a wild mountain horse, silent and swift as a ghost; a carthorse, a Shetland, a rocking horse, a racehorse, first past the post!

“Kuda apa yang kira kira kalian mau ha? Apapun kudanya, yang penting berguna dan positif manfaatnya ya,” kata Shenka semangat. “So make a wish and you could be a bushranger or cowboy too. Or a knight in armour, a gypsy king. The choice is up to you!”

“Selesai,” kata Yool sambil bertepuk tangan.



Mereka semua bertepuk tangan. Ramai sekali. Pelan pelan mereka meninggalkan ruangan itu. Dan sekarang tinggal Shenka, Lee Yool, Christ, Hideaki dan Lee Hee.

“Kakak!” seru Hee.

“Ya,” jawab Shenka.

“Aku keluar dulu ya. Soalnya toko bungaku belum sempat aku buka he he he maklum tadi telat datang. Permisi dulu ya semua,” sambil membungkuk sebentar Hee melihat kearah Shenka.

“Hee…aku pesan satu ikat lily putih ya,” kata Yool berdiri diantara Shenka dan Christ.

“Okay…” kata Hee sambil mengerlingkan mata, lalu menatap Shenka sebelum berlari kecil meninggalkan ruangan bersama dengan Hide.

“Oe Nii…aku ketempat librarian sebentar ya,” kata Yool pelan.

Shenka menganggukkan kepala. Christ tersenyum kearah Yool.




…Wish Horses written by Ann Martin – Published by Murdoch Books…

...to be continue...

You Ve Got A Friend - V.A

1 comment:

Anonymous said...

装甲可変兵士です。 2012バウンスと夏

  スキンは、約20%の水分含有量に調整しなければなりませんcath kidston マトラッセとき、私たちは4ランニングシューズをダイアドのようなさまざまな品種、ランニングシューズブルックスアディクション5、ランニングシューズブルックスビースト、靴などを実行しているブルックスグリセリン3を参照することができます 、我々は、異なるWebサイトから別の安価な割引を見つける。 だから、我々は多額の値札で怯え始めるべきではありません。 これらの割引靴は経済の買い物のために我々の目的を解決するでしょう。



我々はランニングシューズについて語るとき、我々は、市場で見られるアシックスからさまざまな製品のことを忘れるべきではありません。 これらのランニングシューズは、品質、快適さとフィッティングの膨大なコレクションのための市場で人気があります。 それは男性、女性と子供のための靴の問題である場合には、次に我々はまた、割引アシックスランニングシューズの様々なを見つけることができます。 この種の製品は、合理的な速度でのさまざまな機能で発見されています。 我々はアシックスゲルカヤノ16に行cath kidston 値段アパレル。

Principalfashionはファッションを呼吸する。それが自分の仕事やcath kidston 財布 新作両方の短期および長期の減量の成功を経験するあなたの方法を得ることができる最も有用なアイデアのいくつかを見ている。

秘密#1:情熱とモチベーション

研究は情熱とモチベーションとの減量のプロセスを開始する人は体重を減らすと体重を維持する可能性がはるかに高いことが示されている。 重量を失うことは大変な作業でありcath kidston私たちは私の両親を見舞うために帰郷しcath kidston baghttp://www.kidstonencounterjp.info/

Related Posts with Thumbnails