Jeong Hoon's Quotation

Saturday, January 31, 2009

Dari johnhoon.com



John Hoon akan muncul di Fuji TV dalam acara
/TV/
「韓タメ!DX」(フジテレビ721)
2月4日(水)21~22時
  5日(木)9~10時
  8日(日)10~11時
※翌週中(9~15日)にも3回リピート放送予定です。

/TV/
“The Korea reservoir! DX” (Fuji Telecasting Co. 721)
February 4th (Wednesday) 21 - 22 o'clock
February 5th (Thursday) 9 - 10 o'clock
February 8th (Sunday) 10 - 11 o'clock
* Even during (9 - 15 days) the following week they are 3 repeat broadcast schedules.


Dan ROMENTIC LOVE STRATEGY akhirnya resmi diedarkan diJepang dalam 3 seri DVD
John-Hoon本人による吹き替えで、各方面から大注目の「恋愛兵法」ですが、
DVD-BOXⅠ、Ⅱ、Ⅲすべての発売日が決定いたしましたのでお知らせします!
 DVD-BOX Ⅰ(5枚組/1~10話)    2009年3月18日発売
 DVD-BOX Ⅱ(5枚組/11~20話)   2009年5月20日発売
 DVD-BOX Ⅲ(6枚組/21~32話 完) 2009年7月1日発売  

是非チェックしてください!

With John-Hoon as the leading actor, “romantic love strategy” has large attention from everywhere. And the date sale has release as follow :

 DVD−BOX I (5 group /1 - 10 stories) 2009 March 18th sale
 DVD−BOX II (5 group /11 - 20 stories) 2009 May 20th sale
 DVD−BOX III (6 group /21 - 32 story finishing) 2009 July 1st sale  

Please check by all means!

Sunday, January 25, 2009

Kim Jung Hoon Menangkan Kuis Matematika di Jepang



...credit to Bintang Indonesia Tabloid...

Selain berbakat dan berwajah tampan, Kim Jung Hoon pantas diberikan predikat artis berotak encer. Akhir Desember lalu, ia membuktikan kemampuannya di bidang matematika dalam acara kuis Jepang berjudul Takeshi Kitano Presents Comaneci University Mathematics. Di acara kuis yang ditayangkan stasiun Fuji TV itu, artis yang terkenal berkat peran di Princess Hours ini menjadi perwakilan dari Korea melawan kontestan asal Amerika, Afrika, dan Jepang. Hebatnya, Kim Jung Hoon berhasil mengalahkan lawan-lawan yang cukup berat. Dua orang mahasiswa asal Amerika dan Republik Benin yang kuliah di Universitas Tokyo, seorang komedian Jepang, dan sang sutradara sendiri, Takeshi Kitano.


Kim Jung Hoon memukau penonton dengan menjawab berbagai soal matematika dari tingkat kesulitan yang beragam dengan baik. “Kim Jung Hoon berhasil membuat penonton terheran-heran saat menjawab soal-soal dengan mudah. Meskipun gagal memberi jawaban yang tepat di pertanyaan terakhir, dia berhasil mendapat tambahan ekstra 80 poin berkat caranya menjawab soal dengan cepat dan tepat di setiap pertanyaan. Poin ekstra itulah yang menolong Kim memenangkan kuis, berhubung ia dan sutradara Kitano mendapat angka sama di babak terakhir,” beri tahu seorang kru acara kuis tersebut.

Ini bukan kali pertama Kim Jung Hoon unjuk kebolehan. Sebelumnya, ia pernah tampil di acara unjuk kepintaran di Korea berjudul Brain Survival. Mantan personel grup duo UN ini memang memiliki catatan akademis baik. Ia pernah mengenyam pendidikan di jurusan kedokteran gigi Universitas Negeri Seoul, sebuah universitas terbaik di Korea. Sayang, ia tak menyelesaikan studi kedokterannya itu. Bukan lantaran tak mampu, namun kegiatan di dunia akting membuat pemain serial Witch Yoo Hee ini harus memilih fokus berkarier. Demi mendukung karier di dunia akting, ia memilih melanjutkan studi di jurusan akting Universitas Chung Ang. Cukup bukti kan, Kim Jung Hoon memang jenius!

Perhaps This Is Life 08



Sementara Yool dan Shenka sibuk melahap hasil masakan mereka, dilain tempat Christ baru saja menutup telpnya. Paman Kim yang dari tadi memperhatikannya mondar mondir hanya bisa duduk dengan ditemani secangkir kopi. Christ mendengus kesal dengan tangan bersendekap rapat didadanya.

“Telp dari siapa Christ?” tanya Paman Kim pelan.

“Dari Bei Ya Ma Ma,” kata Christ singkat masih dengan berdiri membelakangi Paman Kim, menghadap jalan.

“Kemarilah anak muda. Aku akan bercerita tentang sesuatu. Mungkin itu akan membuatmu tenang. Mungkin juga dengan begitu kau lebih bisa menerima keadaan ini. Kemarilah…” kata Paman Kim pelan penuh bijak.

Christ menoleh sejenak kearah Paman Kim. Dia ragu ragu untuk mengambil tempat duduk disebelah Paman Kim. Hatinya bertambah gundah setelah menerima telp dari Bei Ya Ma Ma yang mengabarkan dibatalkannya acara malam ini untuk bertemu dengan Shenka. Dengan alasan Bei Ya Ma Ma sedang tidak enak badan. Suatu kebetulan atau hal yang sudah direncanakan, itulah yang ada dibenak Christ. Christ melangkah menghampiri Paman Kim, kemudian duduk disebelahnya dengan gusar.

“Bei Ya Ma Ma berkata apa sehingga kau gusar seperti itu?” tanya Paman Kim pelan masih dengan kebijakan seorang tua yang pantas untuk dihormati.

“Beliau minta kita untuk menunggu Goong Ojoo Ma Ma disini sampai selesai semua urusannya dengan Yool. Dan pertemuan malam nanti jam delapan dibatalkan!” penjelasan Christ yang tegas dengan nada emosi.

Paman Kim yang mendengarkan hanya tertawa kecil, “Huh…Bei Ya Ma Ma masih bersabar dengan mereka berdua rupanya.”

“Sebenarnya ada apa ini? Siapa Yool? Kenapa begitu penting buat Shenka? Kenapa Bei Ya Ma Ma begitu peduli dengan mereka berdua?” tanya Christ beruntutan minta kejelasan.

“Goong Ojoo Ma Ma! Bukan Shenka…ingat caramu memanggilnya Christ!” kata Paman Kim mengingatkan.

Christ hanya mengangguk pelan.

“Mereka berdua bersaudara. Yool dan Shenka bersaudara. Kakak adik kandung. Satu ayah lain ibu.”

Christ terkejut, “Maksudnya?”

“Yach…mendiang Raja Park Jin Young memiliki dua istri. Yang pertama, istri yang menjadi mendiang Permaisuri Kyoko Aikawa yaitu ibu dari Raja sekarang dan juga ibu Goong Ojoo Ma Ma. Istri satunya lagi adalah istri yang ada diluar istana. Lebih muda lima belas tahun, yaitu ibu dari Lee Yool. Semua kebenaran ini terungkap saat sebelum mendiang Raja Park wafat. Dia ingin memastikan putra satu satunya yang ada diluar istana dapat hidup dengan layak. Sebuah kebenaran yang menghancurkan cinta dari sepasang kekasih yang benar benar mencintai yaitu Park Shenka dan Lee Yool.”

Sesaat Christ tersentak dengan pernyataan ini. Dia melotot kearah Paman Kim sambil berkata, “Ini tidak mungkin.”

“Persis! Persis seperti itulah kata kata yang keluar dari mulut Goong Ojoo Ma Ma saat tahu kebenaran ini. Akulah yang menyemangati hubungan antara Goong Ojoo Ma Ma dan Yool pada awalnya sebelum semua kebenaran ini terungkap. Goong Ojoo Ma Ma ragu dengan usia Yool yang empat tahun lebih muda darinya. Tapi aku tetap yakin Yool orang yang cocok untuknya. Mereka bertemu di London saat eksebisi wahana antariksa NASA. Jalinan kasih yang berjalan tiga tahun itu akhirnya menemukan masalah diluar bayangan semua orang.” Paman Kim menarik napas dalam dalam. Sepertinya hatinya ikut hancur karena menceritakan kejadian ini sekali lagi.

Christ dengan mata lesu menatap kearah Paman Kim yang meminum kopinya pelan pelan. Sekarang tiba tiba dia merasa lelah. Seperti habis lari marathon 10 km. “Lanjutkan ceritanya Paman Kim,” pinta Christ dengan suara parau.

“Suatu hari Goong Ojoo Ma Ma diminta pulang ke Seoul karena ayahnya sakit keras. Sepeninggal ibunya, ayah Goong Ojoo Ma Ma sering sakit. Saat dirumah sakit itulah ayahnya menceritakan semuanya didepan kedua putranya dan Goong Ojoo Ma Ma. Dan disitu juga ada istri keduanya Lee Shin Ru, yang tidak lain ibu dari Lee Yool. Goong Ojoo Ma Ma pingsan beberapa saat setelah mendengar cerita itu. Satu minggu dia shock berat. Dan Bei Ya Park Shin Yang Ma Ma lah yang merawat serta membesarkan hatinya supaya bisa menerima ini semua.”

“Lalu Park Sang Woo dimana?” tanya Christ antusias.

“Setelah menceritakan masalah itu, besok paginya mendiang Raja Park wafat. Park Sang Woo Yeong Junna Ma Ma lah yang mengurus semua prosesinya. Sementara itu Lee Yool yang ada di London tidak mengetahui hal ini. Setelah Goong Ojoo Ma Ma bisa berdiri dengan tegak dan menatap semua dengan tenang, Lee Yool diminta kembali ke Seoul. Dihadapan Goong Ma Ma, Park Sang Woo Yeong Junna Ma Ma, Goong Ojoo Ma Ma, Ibunda Lee Yool dan Lee Yool sendiri, Bei Ya Park Shin Yang Ma Ma yang saat itu baru tiga hari menjadi Raja menjelaskan persoalannya sekali lagi. Christ…jika kau ada disana dan menyaksikan bagaimana keadaan Goong Ojoo Ma Ma, kau akan tahu betapa semua ini memukulnya begitu dalam. Lee Yool hanya bisa tertunduk dalam dan menangis sambil menggenggam erat jari jemarinya menahan emosi. Tidak ada yang bisa disalahkan. Satu bulan setelah itu semua, Goong Ojoo Ma Ma memutuskan pergi ke Amerika, sementara itu Yool entah pergi kemana kami tidak bisa mengikutinya.”

Christ hanya mengangguk angguk kecil. “Jadi seperti itu kejadiannya,” katanya pelan.

“Christ, tugasmu sekarang berat. Kau berdiri diantara Goong Ojoo Ma Ma dan Lee Yool. Harus ada yang bisa membuat mereka berdua senantiasa sadar atas status mereka yang masih saudara sekandung. Semoga kau bisa ya.”

Christ hanya menghela napas. Pikirannya kacau balau. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana menghadapi semua ini setelah kebenaran yang diperdengarkan. “Paman Kim, aku benar benar tidak bisa berkata kata. Paman Kim tolong katakan padaku, aku harus bagaimana terhadap mereka berdua,” kata Christ pelan hampir tak terdengar.

Paman Kim sedikit kaget melihat reaksi yang diberikan Christ setelah dia menceritakan semua ini. Dengan suara pelan Paman Kim bertanya pada Christ, “Kau tidak sedang jatuh cinta dengan Goong Ojoo Ma Ma kan?”

Christ melihat Paman Kim dengan sedih. Matanya tidak bisa berbohong. Walaupun tidak sepatah kata pun yang terucap dari Christ, tapi Paman Kim tahu isi hatinya. Paman Kim hanya bisa menggeleng gelengkan kepala dan mendesah pelan. “Huuhhh…kenapa jadi seperti ini. Kenapa kau ikut ikutan menjadi masalah ha?” gumam Paman Kim tampak pusing kepala.

***

Sementara itu, ditempat lain Shenka dan Yool sudah selesai dengan acara makan mereka. Untuk meredakan rasa kenyang, mereka sepakat untuk jalan kaki daripada naik sepeda. Mereka bercakap cakap serta sekali kali bercanda.

“Ya! Naemo darayo!” seru Shenka kearah Yool.

“Yee Oe Nii?” jawab Yool pelan lalu tersenyum.

“Haaiiis…lama kita tidak pernah berjalan seperti ini. Masih ingat tahun kemarin saat Hide ulang tahun? Kita berempat membawanya keliling Seoul dengan sepeda. Pelan pelan umur kita bertambah. Rasanya banyak hal yang dapat dikenang. Tapi…”

“Tapi kenapa Oe Nii?” Yool berhenti sejenak menuntun sepedanya.

“Tapi kita tidak pernah mengabadikannya. Kita tidak pernah berfoto bareng. Rasanya aneh.”

“Bukankah ingatan dalam hati dan pikiran akan selamanya diingat?”

“Umm…tapi kalau kita sudah jadi nenek dan kakek pasti ada yang hilang dalam ingatan kita. Cuma manusia, jadi tetap saja terbatas. Jadi harus ada sesuatu yang untuk dikenang. Mengerti Naemo Darayo?” tanya Shenka pelan kearah telinga Yool.

Yool hanya tersenyum seperti biasanya. Dia melihat gadis didepannya begitu manja pada dirinya. Walaupun bibirnya tersenyum, tapi dalam hati Yool ingin menangis dan memeluknya. Dan tidak pernah ingin melepaskannya lagi. Tapi takdir menulis lain dalam perjalanan hidupnya. Semua ini seperti mimpi bagi Yool. Saat saat berdua dengan Shenka adalah mimpi yang tidak pernah Yool inginkan untuk berakhir. Setegak apapun dia menengadah, tetap saja Yool tidak bisa menerima kenyataan yang sebenarnya. Dari sinilah dia menjadi bertambah tertutup. Senyuman telah menjadi suaranya yang baru.

“Yool, kenapa denganmu? Kenapa melihatku seperti itu? Yee…apa aku kelihatan tambah tua ya?” tanya Shenka melotot didepan muka Yool.

Yool tertawa terbahak melihat mimik muka Shenka. Spontan Yool menarik pipi Shenka dan berkata, “Oe Nii cantik. Cantik sampai aku satu tahun tidak bertemu pun masih bisa mengingat dengan jelas wajah cantik Oe Nii.”

“Hsshhh…cantik? Tapi kenapa tidak mau berfoto denganku selama ini?”

“Oe Nii ingin berfoto? Umm…kita cari okay…”

“Benar? Benar ini?” tanya Shenka untuk meyakinkan. Yool menganggukkan kepala dengan mantap.

“Yee! Akhirnya aku punya foto dengan Yool!” Shenka berteriak sambil mengangkat kedua tangannya keatas dan melompat lompat kegirangan.

Yool mengerutkan dahinya terheran heran melihat Shenka, kemudian dia menuntun sepedanya lagi. Shenka mengikutinya dibelakang sambil bertingkah seperti anak kecil yang baru saja mendapat premen.

Akhirnya mereka menemukan studio foto kecil. Setelah mendaftar, mereka bersiap untuk difoto. Juru foto sempat bertanya tentang kemiripan Shenka dengan Putri kerajaan, tapi Shenka hanya tertawa dan mengatakan kalau dia orang biasa saja untuk menghindari situasi yang rumit nantinya. Setelah berpose beberapa kali, mereka tetap saja tidak puas. Yool maju kedepan menghampiri juru foto dan membisikkan sesuatu. Sementara itu Shenka sibuk merapikan rambutnya.

“Oe Nii, kesini sebentar,” panggil Yool setengah berteriak.

Shenka melangkah pelan mendekati Yool. Lalu mereka sudah bersiap siap untuk difoto lagi. Saat Shenka tersenyum, Yool melirik kearahnya. Secepat kilat Yool mendaratkan ciuman ke pipi Shenka sebelah kanan. Shenka hanya bisa mendelik karena kaget.

“Yaa! Mana boleh seperti itu. Hapus Pak foto yang barusan,” kata Shenka sambil memukul pundak Yool pelan.

Yool tidak menghindar dari pukulan Shenka yang lumayan bertubi tubi. Dia tersenyum samar, lalu dengan tenaga penuh dia menarik lengan Shenka. Shenka pun jatuh dalam pelukan Yool. Shenka kaget dan sesaat memandang mata Yool. Dan mereka bertatapan. Suara jepretan kamera yang sedang mengabadikan pose pose mereka tidak terdengar.

Dalam hati Yool secepat kilat terjadi pergumulan antara “mencium” dengan “tidak mencium”. Dan akhirnya Yool mengambil keputusan. Sebuah keputusan yang selama ini Shenka inginkan tapi tidak berani dia utarakan. Yool mencium bibir Shenka dengan lembut pada awalnya. Begitu Shenka membalas ciumannya, Yool menjadi lebih dalam mencium bibir wanita yang selama ini telah mencuri hatinya. Setelah beberapa menit, akhirnya mereka melepas pelukan erat masing masing. Mereka saling berpandangan.

Shenka yang pertama kali melangkah mundur. “Eee…Yool…”

“Tidak apa apa Oe Nii. Tidak apa apa. Maaf kalau aku tidak bisa menahan diri.” Yool berhenti sebentar untuk menarik napas dalam dalam. Lalu dia menatap Shenka dengan tatapan dalam, “Bukan sebagai adik, tapi sebagai laki laki aku mau mengatakan terima kasih sudah hadir dihadapanku. Dalam kehidupanku.”

“Iya. Ehh…tapi sudahlah,” kata Shenka pelan. Lalu dia mencari juru foto dan menghampirinya. Sesaat Shenka melihat hasil jepretan itu. Dia tersenyum saat melihat foto dirinya dengan Yool yang sedang berciuman. Saat dia sadar, Yool sudah ada disebelahnya.

“Jangan dibuang ya yang ini. Untuk membantu mengenang sesuatu,” kata Yool pelan ketelinga Shenka.

Shenka tersenyum kecil. Kemudian dia mengembalikan kamera pada juru foto untuk segera dicetak.

***

Sementara itu Christ tidak bisa duduk tenang. Jam sudah menunjukkan jam delapan malam. Paman Kim pun sudah mulai hilir mudik. Hide baru saja memasuki ruangan saat Paman Kim dan Christ mulai kebingungan.

“Paman…Christ…kalian pasti cemas. Apa perlu aku telp khan Yool?” tanya Hide sambil berjalan mendekati Christ.

“Oh Tuan Muda Choi. Tidak perlu saya rasa. Walaupun kami cemas dengan Goong Ojoo, tapi kami masih yakin Pengeran Lee bisa menjaganya,” kata Paman Kim sambil memberi hormat.

Walaupun Hide hidup diluar Istana Utama, tapi para pelayan istana senior banyak yang mengenalnya. Karena keluarga Hide, para Bangsawan Choi, dari dulu adalah orang orang kepercayaan keluarga kerajaan. Seperti halnya sekarang, ayah Hide adalah tangan kanan Bei Ya Park Shin Yang Ma Ma dalam bidang kebudayaan.

“Menurutku Kak Shen baik baik saja. Aku percaya Yool dengan hatiku. Walaupun Yool setelah kejadian itu bertambah dingin, tapi hatinya tidak pernah mati untuk Kak Shen. Walaupun dia sering menghilang, dia adalah orang yang selalu up-to-date kalau masalah berita berita tentang Kak Shen,” jelas Hide tersenyum kearah Paman Kim.

“Benarkah begitu?” Paman Kim tidak percaya.

“Iya. Dia selalu menulis email padaku. Walaupun dia tidak bisa menjaga Kak Shen seperti dulu, tapi dia tetap menjaga hatinya untuk Kak Shen dan selalu memonitor berita berita tentang Kak Shen.”

“Begitu rupanya,” kata paman Kim sambil menganggukkan kepala.

“Christ…” panggil Hide pelan.

Christ mengangkat kepalanya dengan lesu, “ Iya, ada apa?”

Hide tersenyum kearahnya, “Rileks sedikit. Kau tidak akan dapat masalah. Kalaupun ada, aku akan bantu menyelesaikan.” Hide menepuk pundak Christ pelan untuk memberi semangat.

“Aku hanya cemas dengan waktu. Ini sudah malam. Dimana mereka. Ini pertama kalinya Shenka pergi tanpa aku sejak aku menjadi pengawalnya. Ini semua membuatku serba salah.”

Hide tersenyum. “Huuhhh…memang situasinya sulit. Akupun kalau jadi dirimu pasti harus memutar otakku 100 kali baru menemukan cara yang terbaik. Tapi satu hal yang harus mulai kau percayai…” Hide berhenti sebentar guna menatap Christ dalam dalam untuk meyakinkan Christ akan ucapan yang akan dia katakan. “…percayalah pada cara Yool menjaga Kak Shen. Dan jangan pernah menjaga Kak Shen terlalu ketat karena dia tidak begitu suka dengan protokoler. Aku menasehati seperti ini karena aku tahu betul bagaimana sifat mereka berdua. Seperti layang layang, ada saatnya kau harus menariknya untuk menjaga keselamatannya. Dan ada kalanya kau harus mengulurnya terbang agak menjauh supaya dia tetap bisa bernapas dan tidak kehilangan privasinya.”

“Tapi semua butuh waktu. Terutama masalah kepercayaan terhadap Yool. Aku baru bertemu dengannya hari ini.”

“Makanya tadi aku bilang kau harus mulai percaya, iya khan,” kata Hide sambil tersenyum. “Sudahlah. Ayo kita minum teh. Sebentar ya aku akan kedapur untuk membuatnya.”

Hide baru berjalan dua langkah, tapi Paman Kim sudah menghentikannya. “Tuan Muda Choi biar saya yang membuat. Anda disini saja berbincang bincang dengan Christ,” kata Paman Kim sambil melirik kearah Christ.

“Anda tidak perlu sungkan begitu Paman Kim. Aku sudah terbiasa hidup sendiri. Karena itulah kenapa Kak Shen suka berteman denganku, karena kita adalah generasi pendobrak protokoler.”

Paman Kim tertawa diikuti oleh Hide. Christ hanya tersenyum mendengar kata Hide barusan

***

“Naemo Darayo!”

“Nee Oe Nii!”

“Naemo darayo!”

Yool tertawa. Lalu dia berteriak keras keras, “Nee Oe Nii!”

Lalu mereka berdua tertawa.

“Kita ketaman itu ya.” Shenka menunjuk taman yang sepertinya baru selesai dibuat dan dibuka untuk umum.

“Tapi Oe Nii…ini sudah malam. Rasanya kok kurang aman. Lagian agak gelap.”

“Kau takut?”

“Bukan takut. Hanya saja tidak aman untukmu.”

“Itu,” kata Shenka menunjuk tempat yang terang. “Itu terang benderang. Kita duduk duduk disitu sambil melihat foto fotonya. Lagian kakiku udah mulai capek jalan terus. Okay?” tanya Shenka sambil menggandeng tangan Yool lembut, lalu dia menariknya pelan supaya berjalan mengikutinya.

Mungkin karena lelah, Shenka kurang memperhatikan jalan. Sepatu hak 5 cm-nya menancap kuat diantara batu paving. Itu membuatnya tersungkur jatuh cukup keras. Yool hatinya mencelos kaget. Secepat kilat dia membanting sepedanya, lalu berlutut kearah Shenka yang masih terjatuh dengan lutut terluka.

“Oe Nii! Sudah aku bilang…kau tidak apa apa?” Yool cemas melihat Shenka yang meringis menahan sakit.

“Tidak apa apa. Hanya luka kecil dilutut,” kata Shenka menunduk melihat lukanya.

“Coba aku lihat.”

“Sungguh tidak apa apa kok.”

“Apanya yang tidak apa apa. Lukamu berdarah seperti ini, mana tidak ada obat lagi,” Yool mulai menggerutu pelan. Spontan Yool menghisap darah yang ada dilutut Shenka setelah membersihkannya dulu dengan tangannya.

Shenka kaget melihat tindakan Yool. Hatinya terharu melihatnya. Ketulusan itu. Perhatian yang tidak pernah berubah oleh keadaan apapun. Kehangatan hati. Itulah yang selalu Yool berikan setiap kali Shenka bertemu dengannya. Shenka ragu ragu saat mau membelai rambut Yool yang agak berantakan. Tapi akhirnya dia membelainya pelan. Seperti seorang ibu terhadap anaknya, Shenka memberikan ketulusan lewat belaiannya. “Terima kasih Yool,” kata Shenka pelan. Dia meneteskan air mata melihat pemuda didepannya yang tidak pernah berhenti mencintainya walaupun sekarang mereka telah berubah status.

Yool tersenyum. Dia menghapus air mata dipipi Shenka. “Oe Nii, jangan sampai terluka. Jangan membuatku cemas. Aku jadi tidak tenang nantinya.”

Shenka mengangguk pelan. Yool memapahnya untuk berdiri. Shenka tertahan sejenak. Rasa sakit menjalari kakinya. Dia meringis menahannya. Yool masih memapahnya dengan hati hati. Shenka mencoba untuk melangkah tapi dia hampir saja terjatuh lagi. Dia mencoba lagi, dan kali ini dia mencengkeram kuat lengan Yool supaya tidak terjatuh. Tapi hasilnya nol. Dia tetap saja kesakitan.

“Sudahlah. Sini. Naik kepunggungku,” kata Yool lalu berjongkok didepan Shenka.

Awalnya Shenka ragu ragu karena melihat postur tubuh Yool yang kecil. Tapi Yool berteriak kearahnya sekali lagi supaya dia cepat naik kepunggungnya. Akhirnya Shenka memberanikan diri. “Awas kalau sampai jatuh. Aku cubitin sampai babak belur,” kata Shenka bercanda.

Yool mencoba berdiri dengan posisi menggendong Shenka. Dia mencari keseimbangan yang tepat sebelum akhirnya berjalan. “Yach Oe Nii ternyata berat juga,” kata Yool bercanda.

Shenka mencubit pipi Yool pelan. “Jangan ngomong macam macam yach. Perhatikan jalan! Jangan sampai aku terjatuh. Kekursi itu saja ya.”

“Baik Park Shenka Goong Ojoo Ma Ma,” kata Yool tersenyum dan mengangguk pelan seperti memberi hormat patuh.

“Eh…eh…! Itu sepeda Hide bagaimana?”

“Biarkan saja disitu. Nanti aku ambil setelah sampai dikursi itu. Sudah! Oe Nii jangan banyak bergerak. Ini berat sekali ya!” seru Yool.

Shenka hanya bisa membatin salah siapa mau menggendongnya. Dia mengalungkan kedua tangannya dileher Yool. Shenka menyandarkan kepalanya dipunggung Yool yang bidang. Mungkin inilah kenangan terindah antara dirinya dan Yool yang akan sulit dihapus. Shenka memejamkan mata dan berharap ini tidak akan cepat berakhir.

“Oe Nii…sudah sampai. Eh…jangan tidur ya. Awas kalau ngiler dipunggungku ya,” kata Yool bercanda.

Shenka memukul pelan punggung Yool dan berkata, “Cepat sekali sampainya ha…”

Yool membantu Shenka untuk duduk dikursi. Lalu meninggalkannya sebentar untuk mengambil sepeda Hide yang ditinggalkan. Yool kembali dengan raut wajah kelelahan. Dia mengambil duduk disebelah kiri Shenka. Dia menarik napas kuat kuat. Sesekali dia menggembungkan mulutnya. Yool nampak lucu kalau seperti itu.

Shenka pun tersenyum melihatnya. “Pasti capek ya. Sini…tidur disini,” kata Shenka sambil menunjuk pangkuannya.

“Oe Nii ya yang menawarkan,” kata Yool semangat.

Lima detik kemudian Yool sudah tidur dipangkuan Shenka. Shenka membelai rambut Yool yang agak basah karena keringat. Yool hanya diam saja. Shenka pun terdiam. Suasana seperti ini tidak ingin cepat berakhir tapi malam semakin larut. Yool pun tersadar akan hal itu. Dia mengambil handphone yang ada disaku celananya.

“Mau menelphone siapa?” tanya Shenka pelan.

“Hide. Sudah waktunya pulang Oe Nii. Kaki Oe Nii masih sakit, jadi aku akan minta mereka menjemput Oe Nii disini.”

Sesaat kemudian handphone tersambung. Yool memberikan denah taman dimana mereka menunggu. Ada perasaan tidak ingin pulang dalam hati Shenka. Tapi dia sadar semua ini pasti ada akhirnya. Begitu Yool selesai dengan telpnya, Shenka dengan lembut mengecup pipi kiri Yool. Dengan pelan Shenka berbisik, “Terima kasih atas semuanya malam ini.”

Yool melihat kearah Shenka dan kemudian tersenyum. “Terima kasih juga sama Oe Nii.”

***

Christ buru buru keluar dari mobil begitu menemukan dimana taman itu. Langkahnya terhenti saat dia melihat pemandangan didepannya. Entah perasaan apa namanya yang ada didalam hatinya saat ini…marah, iri, kasihan, benci…bercampur jadi satu.

Paman Kim yang ada dibelakangnya akhirnya menyadarkannya. “Christ, kau baik baik saja?”

“Iya Paman. Aku baik baik saja.”

Paman Kim melihat apa yang dilihat Christ. Dia hanya bisa menghela napas kuat kuat sambil berkata, “Kasihan mereka. Benar benar kasihan.”

Christ melangkah maju mendekati Yool dan Shenka. Yool nampak kaget akan kehadiran Christ dan Paman Kim. Dia buru buru bangun dari pangkuan Shenka dan berdiri. Sesaat Paman Kim dan Christ memberi hormat pada Shenka lalu Yool.

“Seong Junna Ma Ma…ada apa dengan Goong Ojoo Ma Ma?” tanya Paman Kim dengan ekspresi cemas.

“Oe Nii terluka jadi tidak bisa berjalan. Makanya aku menelphon kalian. Maaf tidak becus menjaganya,” kata Yool pelan.

“Sudahlah. Ini sudah malam. Mari Goong Ojoo Ma Ma aku tuntun sampai mobil,” kata Christ ketus.

Shenka melihat kearah Christ lalu kearah Yool. Dengan secepat mungkin Yool berjongkok lagi didepan Shenka.

“Oe Nii naik lagi. Aku antar sampai mobil,” kata Yool pelan.

“Junna Ma Ma, jangan. Biar saya saja atau Christ,” kata Paman Kim berusaha mencegah niat Yool. Tapi semua itu percuma saja.

Christ terhenti langkahnya. Paman Kim ternganga melihat kenekatan Yool. Shenka hanya bisa menuruti permintaan Yool. Yool pun menggendong Shenka sekali lagi sampai akhirnya Shenka duduk didalam mobil yang akan mengantarnya kembali ke istana. Christ berdiri disamping Yool yang berdiri dipintu mobil yang masih terbuka. Paman Kim sudah ada dikemudi siap membawa Shenka pulang. Christ menutup pelan pintu mobil, kemudian dengan diam dia memberi hormat pada Yool sebelum berlari kebangku depan sebelah Paman Kim. Bagaimanapun Yool tetap junjungannya yang harus dihormati karena dia adalah putra mendiang Raja Park, pewaris tahta kerajaan nomer tiga.

“Tunggu sebentar Paman Kim,” kata Shenka sambil membuka jendela mobil.

Yool tersenyum melihat wajah Shenka didalam mobil. “Ada apa Oe Nii?”

“Kau hati hati pulang ya.”

“Baik Oe Nii.” Yool mengangguk pelan.

“Besok pergilah masuk istana memberi salam pada Bei Ya Ma Ma dan Goong Ma Ma. Sudah lama mereka tidak bertemu denganmu. Aku sudah memberitahu Bei Ya kalau sekarang kau ada di Seoul,” Shenka menjelaskan.

“Baik. Besok aku akan masuk istana.”

“Yool…”

“Iya Oe Nii…”

“Hear my silent pray, hear my quiet call, when the dark and the blue around you. Step into my side, looking side the light, you will know that I’ve found you.” Shenka tersenyum kearah Yool.

Yool menganggukkan kepala. “Oe Nii jaga diri baik baik. Jangan membuatku cemas ya.”

Jendela tertutup pelan. Yool melihat wajah Shenka dibalik kaca mobil untuk terakhir kalinya. Paman Kim menghidupkan mesin mobil. Christ terdiam, hatinya kesal mendengar kata kata Shenka barusan. Dia adalah orang yang berdiri diantara Shenka dan Yool. Apa yang harus dia lakukan supaya perasaannya dapat tersimpan rapi dan tidak meledak ledak setiap kali melihat Shenka dan Yool bersama sama.



...to be continue...

Wednesday, January 21, 2009

Militery Service Issue



...credit to Mimi JH Soblo Japan...

Baru aja merayakan ultah yang ke-29 kemarin, Jeong Hoon sudah dibayang bayangi issue tentang wamil yang harus segera ia jalani. Dari South Korean Daily 17 Jan 2009 ( 韓国日報 ) beberapa celebritis cowok Korsel sudah mendapat undangan wajib militer saat usianya 29 tahun. Yang sudah pasti ikut wamil adalah Jo In So ( チョ・インソン ) lalu ada Kang Dong Uon ( カン・ドンウォン ) dan Jo Han So ( チョ・ハンソン ) yang sudah menerima undangan wamil tapi belum pasti ikut atau tidaknya.
Dan tahun 2009 yang juga genap 29 tahun ada Kim Jeong Hoon ( キム・ジョンフン ) dan Lee Dong Gun ( イ・ドンゴン ) yang dalam waktu dekat, tentu saja akan menerima undangan untuk ikut serta dalam wamil.

Just celebrate his 29th birthday, Jeong Hoon had to face about militery service issue. From South Korean Daily Jan 17th 2009, some South Korean celebrities had receive invitation of the troop. For sure Jo In So will enlistment to the troop, meanwhile Kang Dong Uon and Jo Han So not sure yet.
In addition, the actor who becomes this year full 29 years old, Kim Jeong Hoon and Lee Dong Gun, in the near future, are seen as the thing which receives the invitation of the troop.



Sehubungan dengan pendaftaran diri ikut wamil bagi show biz celebrity (29thn), kemungkinan2yang terjadi :
01. Bisa saja ada 'pengecualian' bagi celebrity tertentu, tapi harus dengan alasan2yang sangat kuat
02. Melakukan tugas layanan masyarakat, sebagai ganti pendaftaran diri diwamil
03. Mendaftarkan diri diwamil ( biasanya ditempatkan sebagai tentara yang aktif atau tentara bagian hiburan - entertainment untuk angkatan darat / angkatan laut / angkatan udara )

Full as for troop enlistment possibility of the show biz celebrity of 29 years old
1) With a some reason military service exemption
2) In place of troop enlistment, public good duty
3) Troop enlistment (active soldier or entertainment soldier etc to land sea air force)

Hmmm...kira kira Jeong Hoon pilih yang mana ya *frown*
Hmmm...which will Jeong Hoon gonna choose ne *frown*

Tuesday, January 20, 2009

√John-Hoon Route To 29th Birthday

Glitter Photos
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]









Setiap tanggal 5 dan 20, aku akan meng-upload lima gambar dari √John-Hoon sampai nanti halaman terakhir. Aku tahu ini bakalan lama, tapi memang seharusnya khan begitu. Soalnya aku nggak mau dibilang melanggar hak cipta Jeong Hoon. Jadi harap sabar ya bagi yang belum punya bukunya *smile* juga mohon maaf kalau hasilnya jelek, soalnya aku sayang kalau musti melipat bukunya sewaktu aku men-scan-nya hi hi hi selamat menikmati =^.*=
Dan karena hari ini spesial...maka aku up-load lebih dari 5 gambar, tidak seperti biasanya. Benar benar tidak bisa kasih sesuatu yang spesial buat Jeong Hoon dihari ultahnya kecuali semangat ini yang selalu ada buat dukung dia 0^.^0

Every 5th and 20th of month, I will upload 5 pictures from √John-Hoon until the last page. I know it will take so so long, but actually it is to be that way right. Cause I don't want to break Jeong Hoon's copy right of the book. So please be patience for everyone who don't have the book *smile* I'm really sorry too if the pictures result is not good enough, cause it is too pity to folded the book when I go scan on it hi hi hi enjoy it =^.*=
And cause today is special...I will up-load more than 5 pictures, different than usually. Really don't have something special for Jeong Hoon in his birthday except this spirit which always there to give him support 0^.^0









Special message for Jeong Hoon :

...I believe its saying to take your time to learn about things and dont rush it. He has been rushing to things ("waiting is wasting for people like me") and now he realizes he was wrong so he advises you to take it easy. Don't assume you know too much at once (because one never knows everything, there's always more to learn)...but be happy if you know you are doing good, dont let anything dissapoint you because "you will hate yourself in the end"...Happy Birthday Nakama - John Hoon-kun aka Jeong Hoon-ssi







Monday, January 19, 2009

Saturday, January 17, 2009

What's In Feb 2009

...credit to Yufen JungHoonChina & Alicia OhMyHoon...




Related Posts with Thumbnails