Jeong Hoon's Quotation

Monday, May 25, 2009

Perhaps This Is Life 16



“Ihhh!!! Apaan ini?” Shenka meraba mukanya yang kemarin masih rata rata saja. Gila, ada tiga jerawat dipipi kanannya. Serta merta Shenka pasang muka cemberut, kesal betul dengan penyakit satu ini yang tiba tiba muncul seenaknya.

Waktu Gaea masuk kamarnya, Shenka masih saja asyik dengan cermin riasnya. “Lupa janji ya?” tegur Gaea melihat sahabatnya masih berbaby doll ria didepan cermin.

Shenka melirik lewat cermin kecil yang dipegangnya, “Sebal!”

“Ada apa?”

“Nih!” agak kasar ditudingnya pipinya sendiri, “Satu, dua, tiga. Aku takut Gaea. Mana yang ini besar sekali dan merah. Gemasssss!”

Gaea menahan tawa mendengar kata kata Shenka. Didekatinya Shenka, lalu ikut ikutan memeriksa pipi kanan Shenka. “Cuma jerawat biasa,” hibur Gaea

“Ahh!”

“Lumrah kok.”

“Huh…sebal! Besok aku harus kepembukaan pameran lukisan. Dan tabloit tabloit akan memuat judul besar besar “Sang Putri Berjerawat, Ada Apakah Gerangan?” paham maksudku?” gerutu Shenka seraya memonyongkan mulut, “Gaea bagaimana ini. Aku jadi males keluar nih.”

Tapi Gaea melotot bulat bulat didepan Shenka. Shenka mengkerut. Pasti Gaea tidak setuju kalau dia tidak menghadiri acara itu. “Jerawat kamu nggak akan hilang dalam sehari atau dua hari, Shenka. Terus kamu nggak mau keluar keluar sampai mukamu mulus kembali?”

“Bukan begitu Gaea, tapi aku malas dijadikan bahan embuk tabloid tabloid
picisan itu. Mereka pasti sibuk mereka-reka dan menulis yang bukan bukan. Kamu pasti mengertikan maksudku? Mereka berusaha keras membuatku seperti Lady Diana. Sungguh menakutkan.”

“Aku paham ketakutanmu. Tapi jangan dipikirkan sedramatis itulah. Lagian, kau khan punya make-up artis termahal di Korea, serahkan saja mukamu pada mereka,” kata Gaea sambil tersenyum nakal. “Lagian kalau masih nampak, bukankah kau sudah ber-bodyguard sekarang?” Gaea mengerutkan alisnya menunggu kepastian dari Shenka.
“Apa hubungannya dengan Christ.” Shenka menghela napas.
“Ku dengar dia keren, gagah dan kaya lagi. Betul tidak? Heemmm kenalkan kepadaku dong. Nanti kalau berhasil, kutraktir pasti dah.”
“Apanya yang dikenalkan ha?” tanya Shenka melotot kearah Gaea.
“Kamu naksir dia ya?” pancing Gaea seraya mengerling nakal.
Muka Shenka menegang. Dengan suara keras buru buru dia menjawab olok olok Gaea, “Bukan begitu.”
“Nah, jadi no problem dong,” Gaea cepat memutuskan. “Sekarang cepat mandi dan ganti pakaian dan kenalkan aku. Jangan menghindar ok.”
Shenka termangu-mangu. Gaea sudah menyalakan tv yang tak jauh dari ranjang. Tanpa gairah, dia melangkah kekamar mandi. Malasnya hari ini. Mana dia harus bertemu dengan Christ pagi ini dan besok dia harus menghadiri pameran lukisan. Akhirnya Shenka sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. Tapi tetap saja mukanya murung. “Gaea…kau sudah sarapan?”
“he he he aku sudah minta tolong Hwang-ssi membuatkan sandwich. Perutku kelaparan menunggumu selesai mandi dan berdandan. Nich…masih sisa satu potong,” kata Gaea seraya menyodorkan sisa sandwichnya.
Saat itulah pintu kamar Shenka diketuk seseorang. “Tunggu sebentar,” kata Shenka sambil berlari-lari kecil kearah pintu. Dia sedikit kaget melihat Christ didepan kamarnya. Christ tersenyum manis, kemudian dia berusaha mencium pipi Shenka. Dengan gesit Shenka mendorong Christ mundur sambil memberi isyarat kalau ada orang lain dikamarnya.
Christ sedikit bingung, tapi dia bisa melihat isyarat Shenka. Kemudian tiba tiba dia tersenyum lebar atau lebih tepatnya tertawa tapi tidak bersuara. “Kenapa dengan pipimu?” tanya Christ masih dengan tersenyum.
Shenka bertambah kesal. “Sudahlah. Jangan tertawa lagi. Kenapa semua tertawa melihatku berjerawat.” Shenka berkata ketus.

“Dengan siapa kau berbicara?” tanya Gaea menyelidik.

Christ melongokkan kepalanya, berusaha melihat siapa yang baru saja berbicara. Christ menemukan seorang gadis dengan mata lebar, bibir merah dan wajah yang super ceria. Wanita itu berjalan mendekat kearah Christ. Christ berdiri tegap, siap memberi salam.

“Jadi…ehem…Christ Lee You bukan?” tanya Gaea tersenyum lebar, kemudian mengulurkan tangannya dan menggigit bibirnya sendiri.

“Jangan bergaya genit seperti itu.” Shenka mendelik kearah Gaea. “ Dia teman baikku. Saking baiknya, dia paling suka mengolok-olokku,” kata Shenka kearah Christ yang mulai tersenyum melihat reaksi Shenka.

“Benar. Saya Christ Lee You, pengawal pribadi Goong Ojoo Ma Ma.”

“ohh begitu ya. Kalau begitu kita akan sering bertemu.”

Shenka berdehem keras. Dia melangkah pergi keluar dari kamarnya. Dia merasa gerah melihat tingkah sahabatnya sendiri. Dia juga jengkel melihat Christ yang meladeni sikap genit Gaea. Makanya dia merasa lebih baik sarapan dan meninggalkan mereka berdua yang sedang sibuk memperkenalkan diri. Tapi langkahnya telah disusul oleh Christ.

“Maaf Ma Ma. Ada yang ingin saya sampaikan,” kata Christ pelan.

Shenka berhenti sejenak. Dia melihat Gaea juga ada disitu tersenyum simpul entah apa maksudnya. “Ada apa?”

“Bisa keruang kerja sebentar?”

Tanpa berkata apa apa, Shenka melangkah kearah ruang kerjanya yang terletak bersebelahan dengan ruang makan. Saat dia membuka pintu ruang kerjanya, dia mendengar Christ berkata pada Gaea kalau ingin berbicara pribadi dengan Shenka. Shenka menoleh kebelakang, “Tunggu saja diruang makan Gaea. Sebentar lagi aku akan kesana okay.” Shenka buru buru masuk ruang kerja. Christ mengikutinya dari belakang dan terdengar pintu ditutup pelan.

Saat Shenka berbalik kearah Christ yang ada dibelakangnya, dia melihat Christ tersenyum. Tiba tiba Christ menariknya dalam pelukan Christ. Shenka memberontak kecil. Saat Shenka akan berbicara, Christ sudah membungkam mulutnya dengan tangan kanan Christ. Mata mereka saling bertatapan. Sejenak suasana hening. Dengan cepat Christ mencondongkan wajahnya kearah bibir Shenka. Dengan sekejab bibir mereka berdua bersentuhan. Walaupun berusaha berontak, Shenka akhirnya pasrah juga dalam pelukan dan ciuman Christ. Cukup lama mereka berciuman. Saat tubuh mereka mulai meregang karena rangsangan, Shenka cepat cepat menarik wajahnya menjauh dari Christ.

“Masak kau cemburu dengan sahabatmu sendiri?” tanya Christ tersenyum nakal. “Walaupun kita baru jadian seminggu, tapi khan tidak perlu marah marah begitu khan?” Christ menggoda Shenka yang mulai tersipu malu.

“Memangnya siapa yang cemburu ha? Aku cuma merasa jengkel melihatmu meladeni kegenitan Gaea. Sengaja ya?”

“Siapa yang sengaja? Begitu masih berani bilang tidak cemburu.”

“Kau ingin bicara masalah apa?” tanya Shenka dengan pipi bersemu merah.

“Tidak ada. Hanya ingin memberimu ciuman selamat pagi.” Christ tertawa kecil, “Tapi ternyata ada Gaea, jadi aku harus mencari akal bagaimana supaya kita bisa berduaan.”

“Dasar. Aku pikir ada apa. Ya sudah kalau begitu, aku harus segera keruang makan. Nanti Gaea datang kemari karena kelamaan menungguku,” kata Shenka sambil melepaskan diri dari pelukan Christ. “Makasih ya.”

Christ mencium pipi Shenka sebentar sebelum melepaskan pelukannya. “Hari ini ada acara apa ?”

“Tidak ada. Tapi aku sudah janji menemani Gaea shopping. Tapi aku pikir kamu tidak perlu mengawalku okay.” “Hemmm…asal aku dapat instruksi langsung dari Goong Ma Ma, maka aku tidak akan mengawalmu. Apa perlu aku minta ijin pada beliau?” Christ tersenyum. “Aihhh…ya sudah kau ikut saja. Tapi jangan dekat dekat ya.” Shenka cemberut sambil berjalan keluar ruang kerjanya. “Aku suka kalau kamu cemburu seperti itu.” Christ tertawa kecil. Saat Shenka sampai diruang makan, Gaea dan Hwang-ssi sedang berbincang-bincang. Tak lama Hwang-ssi sudah menyiapkan sarapan untuk dua orang. Sementara itu Christ sudah mempersiapkan diri untuk mengawal dua orang cantik untuk pergi shopping. Dengan menggunakan hem warna putih dan didoubleli jas warna hitam dipadu dengan celana kain warna hitam juga, Christ berhasil membuat Gaea terpesona. Melihat dirinya diperhatikan Gaea, Christ hanya bisa tersenyum dan itu membuatnya terlihat tambah tampan. Gaea buru buru menyelesaikan sarapannya, lalu menghampiri Christ. Dan itu membuat Shenka cemberut. “Christ…kau ikut dengan kami khan? Shenka perlu pengawal bukan?” tanya Gaea melirik kearah Shenka. Shenka yang mengenakan kemeja lengan panjang warna putih pink dan celana kain warna hitam, hanya bisa tersenyum dengan kaku. Kemudian dia berdiri dari kursi dan kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi. “Ok. Ayo kita pergi sekarang. Jam tiga sore aku harus sudah kembali. Ingat Lee You-ssi nanti malam kita akan ke pameran. Anda sudah siap bukan?” tanya Shenka ketus. “Kau resmi sekali kepadanya ya? Wuah…sayang sekali. Dia tampan, harusnya kau lemah lembut kepadanya supaya dia tidak lari terbirit-birit meninggalkanmu. Jarang sekali mendapatkan pengawal pribadi segagah dan tampan seperti dia,” kata Gaea berbisik ditelinga Shenka.
Shenka mendelik kearah Gaea. Gaea hanya bisa bereaksi cemberut melihat sahabatnya mendelik seperti itu. Christ berusaha menahan senyumnya.

***

Didalam mobil Shenka yang dikemudikan oleh Christ, Gaea tetap saja bersikap genit. Mengajak Christ benbincang bincang, sekali kali tertawa dan semua itu membuat Shenka bertambah dongkol. Christ hanya bisa memperhatikan Shenka dari kaca tengah mobil.

Tiba tiba Gaea yang duduk didepan disebelah Christ mencubit pinggang Christ kecil. Christ pun kaget lalu tertawa sambil mengatakan, “Saya lagi mengemudi. Mohon jangan membuat saya panik.”

“Ahh…masak begitu saja mengganggu?” tanya Gaea manja seraya tangannya akan melakukan cubitan yang kedua.

“hhheeeessss…” Shenka mendesis jengkel. “Lebih baik kalian saja yang shopping. Turunkan aku disini!”

Christ kaget melihat reaksi Shenka. “Apa Goong Ojoo Ma Ma? Mana mungkin saya pergi tanpa anda?”

“Aduh Shenka…kenapa sich kau ini? Huh! Aku hanya berbincang bincang dengan Christ,” Gaea membela diri.

“Berbincang bincang? Seperti itu? Kalian mirip seperti orang pacaran tahu!” Shenka hampir teriak.

“Oh ya? wuah…berarti kita berdua cocok Christ,” kata Gaea tersenyum kearah Christ.

“Sudahlah Nona Gaea. Goong Ojoo lagi tidak berkenan. Mohon jangan ribut lagi,” kata Christ pelan sambil melihat Shenka dari kaca mobil tengah. Christ melihat mata Shenka memerah. Dia paham Shenka sedang menahan amarah dan biasanya kalau dia tidak kuat akan menangis. Hati Christ tiba tiba merasa bersalah.

Selanjutnya mereka bertiga hanya diam didalam perjalanan. Sesampainya di Plaza de Seoul, suasana kaku itu cair. Gaea merasa bersalah karena sudah membuat Shenka marah, sebab itu dia berusaha mencairkan suasana dengan kecerian yang dimilikinya. Bukanlah Gaea kalau tidak bisa membuat keadaan menjadi ramai. Gaea dijuluki “miss noisy” oleh teman temannya karena sikap rame dan bawelnya. Saat berjalan dideretan gerai gerai mewah yang ada didalam Plaza de Seoul, tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahu Shenka. Serta merta dia menoleh kebelakang. Alec membungkuk memberi hormat. Shenka tersenyum dan memberi hormat balik. Alec terlihat gembira dapat bertemu Shenka tanpa sengaja. Sebaliknya Christ, merasa mulai dibakar cemburu melihat kekasihnya tidak henti hentinya tersenyum saat bicara dengan Alec. Entah dari mana ide itu muncul, tiba tiba mereka terpecah menjadi dua, Alec dan Shenka lalu Christ dan Gaea. Baik Christ ataupun Shenka memperlihatkan wajah keberatan, tapi Gaea dan Alec buru buru mengiyakan ide yang rupanya datang dari Alec.

“Ayo Christ kita jalan. Shenka akan aman bersama Alec. Tapi aku sungguh heran, kenapa pria pria disekitar Shenka selalu tampan,” kata Gaea sambil mengerling kearah Alec.

Alec tersenyum. “Jangan khawatir Tuan Christ, Goong Ojoo akan aku jaga dengan baik.”

Shenka hanya bisa tersenyum dipaksakan. Dia melihat kearah Christ yang menampakkan wajah marah. Shenka tidak berani mengeluarkan kata kata. Dia takut akan menyakiti Christ. Tapi tiba tiba saja Christ menarik tangan Gaea dan mengajaknya pergi entah kemana. Shenka hanya bisa diam terpaku melihat Christ pergi meninggalkan dirinya sendiri bersama Alec untuk kedua kalinya. Tiba tiba air matanya jatuh kepipinya. Alec yang melihatnya menjadi bingung.

“Shenka…kau kenapa?” tanya Alec memandangnya dengan bingung.

Shenka hanya diam. Matanya masih menatap punggung Christ yang perlahan meninggalkannya bersama Gaea. Hatinya sungguh sakit. Pikirannya hampa. Hanya perasaannya terasa tersayat, merasa dikianati. Tanpa sadar Shenka terisak pelan. Dia berusaha menahan tangisnya yang membuat dadanya semakin sesak. Sementara Alec tetap kebingungan.

Christ yang sudah berjalan beberapa langkah meninggalkan Shenka, mendengar kata kata Alec yang kebingungan. Dalam hati Christ berkecamuk keresahan. Dia tidak ingin meninggalkan Shenka, tetapi dia tidak tahan melihat Alec dan Shenka berjalan bersampingan. Christ bingung. Dan bertambah bingung. Akhirnya dia tidak tega. Atau lebih tepatnya tidak bisa meninggalkan Shenka sendiri bersama Alec. Dengan secepat kilat Christ memutar tubuhnya kearah dimana dia meninggalkan Shenka bersama Alec. Sesaat, saat Christ menatap Shenka yang berjarak tiga meter didepannya, Christ merasakan ketakutan menjalar ketubuhnya. Christ melihat Shenka menangis. Hatinya tiba tiba merasa bersalah. Dia telah berjanji apapun yang terjadi tidak pernah meninggalkan Shenka lagi sendirian. Tanpa berpikir panjang, Christ kemudian berlari kearah Shenka. Tidak dihiraukannya suara Gaea yang memanggil namanya. Setelah dekat, tanpa rasa takut akan akibatnya, Christ menarik tubuh Shenka yang sedang menangis kedalam pelukannya. Dia tidak peduli apa yang nanti dipikiran Alec maupun Gaea

“Maafkan aku. Maafkan aku Shenka,” kata Christ pelan ditelinga Shenka, masih dengan memeluknya erat.

Shenka terisak dengan hebat. Dia menangis dipundak Christ. Hatinya masih sakit, tapi tidak sesakit tadi. Christ sudah kembali. Kembali dalam pelukannya. Tapi rasa jengkel masih bercokol dihatinya. Tiba tiba dia mendorong Christ kebelakang dengan kuat, membuat Christ kaget dan hampir terjatuh.

“Kau sungguh sungguh keterlaluan. Kau sudah berjanji kepadaku. Tapi apa barusan yang terjadi? Kalau sudah begitu, kau hanya bisa minta maaf. Apa setelah aku sakit hati dan menangis, maka kau baru sadar lalu minta maaf, begitu?” Shenka berkata keras masih dengan menangis.

Gaea dan Alec terdiam dalam kebingungan. Mereka tidak bisa menemukan apa penyebab Shenka begitu emosi dan Christ begitu kebingungan dengan sikap Shenka.

Christ yang hanya setengah meter dihadapan Shenka tertunduk diam. Dia tahu dia salah. Dia tidak bisa berkata apa apa lagi kali ini. Dengan suara pelan Christ berkata, “Aku hanya marah. Marah dan mungkin juga cemburu melihatmu berjalan berdekatan dengan Alec. Apakah aku salah jika aku bersikap seperti itu? Aku tidak ingin melihatmu berjalan dengan pria lain. Tetapi karena statusmu dan juga kedudukanku, maka aku harus sadar diri. Aku sudah berusaha menahan, tapi tetap tidak bisa.”

Shenka terdiam. Matanya masih melihat Christ sambil terisak. Dia diam. Lalu menundukkan kepalanya dalam dalam. Ada kebingungan didalam hatinya. Semua ini salah siapa, dia juga tidak pasti. Dalam kebingungan hatinya, tiba tiba seseorang memeluknya erat. Saat dia berusaha menengadah, Shenka mencium bau parfum yang begitu erat melekat dimemorinya. Parfum Christ. Sesaat pelukan itu membuatnya tenang.

“Maafkan aku. Bukan maksudku membuatmu bingung. Semua ini salahku. Harusnya aku lebih sabar. Lebih sabar lagi,” kata Christ dengan memeluk Shenka lebih erat lagi. “Aku mohon jangan menangis lagi. Jangan membuatku bingung. Hatiku sakit. Aku mohon Shenka.”

Dari ini semua Alec sadar hubungan antara Shenka dan Christ. Mereka adalah sepasang kekasih. Alec melangkah mundur. Jadi perjodohan itu telah menghadapi rintangan. Alec tersenyum pelan. Sekarang diapun sama bingungnya. Saat ayahnya mengusulkan perjodohan ini, dia sempat menolak. Tapi saat bertemu pertama kali dengan Shenka, dia harus jujur bahwa dia tertarik pada putri itu. Tapi sekarang dia jelas jelas melihat, bahwa putri yang mulai disukainya sudah memiliki kekasih hati.



...to be continue...

No comments:

Related Posts with Thumbnails