Jeong Hoon's Quotation

Monday, December 15, 2008

Perhaps This Is Life 06



Selesai dengan story telling-nya Shenka langsung meneguk dua gelas air putih. Tenggorokannya kering karena Hide lupa membeli air minum kemasan dalam gelas.

“Capek Shenka?” tanya Christ berdiri disampingnya.

“Lumayan. Tapi sudah terlatih kok.”

Shenka tersenyum kearah Christ. Christ merasa sedikit takjub melihat kebiasaan Shenka yang suka berbagi dalam segala hal.

“Christ, tunggu sebentar ya. Aku mau ketemu Yool sebentar.”

Christ mengangguk pelan. Ada rasa cemas yang mendadak muncul dihatinya. Yool…yang menurut Hide mendapatkan perhatian lebih dari Shenka.

***

Yool duduk dimeja favoritnya diperpustakaan yang hampir tiap hari dia datangi kalau dia ada di Seoul. Perpustakaan ini memang tanggung jawab Yool sepenuhnya, sementara itu toko buku ada Hide yang mengelolanya plus kedai bunga mini didepan antara toko buku dan perpustakaan dipercayakan pada Hee. Shenka hanya ikut menambah modal sedikit untuk ketiganya. Saat Yool melihat Shenka berjalan kearahnya, hatinya bersorak dan tanpa sadar dia tersenyum. Senyuman yang lebih mirip seperti senyuman orang yang lagi jatuh cinta.

“Hari ini, saya duduk dihadapan anda dengan rambut yang sangat sedikit dikepala. Rambut saya rontok beberapa minggu lalu sebagai hasil kemoteraphy yang telah saya jalani sampai sekarang. 20 tahun silam, tanpa kemoteraphy sederhana ini, saya mungkin sudah meninggal. Tapi 20 tahun dari sekarang, peluru peluru berskala nano akan membidik sel sel kanker ditubuh manusia tanpa sedikitpun mengganggu sel sel non kanker lainnya. Saya mungkin tidak dapat hidup untuk menyaksikannya. Tapi saya yakin hal itu akan terjadi…Richard Smalley.” Yool selesai membacakan sebuah kutipan dari buku setebal 1013 halaman. Dia mengangkat kepalanya. Matanya menemukan Shenka duduk dihadapannya dan tersenyum kearahnya.

“Richard Smalley? Pemenang Nobel bidang kimia?” tanya Shenka untuk memastikan.

“Yeah…penerima nobel kimia 1996.”

“Sepertinya kali ini kau kagum dengan hasil karya seseorang yang bernama ilmuwan.”

“Bagaimana ya…sebenarnya hanya sekedar menghargai. Aku akui kejeniusannya sebagai pelopor nanoteknologi. Memang belum diterapkan secara umum sich hasil teorinya. Tapi hasil lab-nya positif pada tikus yang mengidap kanker diususnya. Partikel nano dari kadmium selenida berhasil menyerap ke tumor kanker dan mengusir sel sel yang sakit tanpa mengganggu sel sel yang sehat.” Yool mencoba menjelaskan dengan detail supaya mudah ditangkap Shenka.

“Pagi ini aku menerima e-mail dari temenku yang magang di National Jewish Medical And Research Center di Denver. Dia cerita beberapa hari yang lalu dia dan para staf ahli disana menerima seorang pasien anak berumur tujuh tahun yang menderita anaphylactic – semacam alergi. Hanya karena sesuap ikan tuna yang diberikan oleh ibunya, kulit anak itu memerah dan membengkak seperti bunga karang laut, disertai sesak napas. Dan yang membuatnya masuk ruang gawat darurat adalah napasnya mulai tersengal sengal dan matanya berair.” Shenka berhenti sejenak, menatap Yool mencari sesuatu, entah apa itu, lewat tatapan mata Yool. Mungkin saja yang dicari Shenka adalah kemampuan seseorang untuk mendengar dengan baik serta benar benar paham tentang apa yang akan dia katakan. Dan Shenka tersenyum setelah beberapa saat memperhatikan Yool. Senyum adalah tanda dari Shenka kalau dia telah menemukan apa yang dia cari dan itu ada pada diri Yool. Shenka pun meneruskan kalimatnya tadi.

“Alergi…epidemi alergi. Menurutmu itukah penyakit masa depan manusia?” tanya Shenka menoleh kearah Yool yang sekarang sudah berdiri dari kursinya.

“Mungkin. Memangnya kenapa?”

“Anak tujuh tahun, dia alergi terhadap ikan, kerang, sawi, wijen, kacang tanah, kacang kedelai, anjing, kucing, beberapa jenis antibiotika, jamur, serbuk sari dan partikel partikel tertentu dari debu. Bisa kau bayangkan betapa susahnya dia untuk memilih makanan buat jalani hidupnya sehari hari?”

Yool Cuma bisa nyengir tanpa suara apa apa. Sepertinya dia pasrah melihat modernisasi dibumi sekarang ini. Dari caranya berbicara yang sudah Shenka sering dengar, tidak ada suatu kekaguman atas tehnologi yang sudah dapat dicapai manusia sampai dengan tahap seperti ini. Yang paling sering Shenka dengar adalah desahan kecemasan yang tidak disertai dengan penjelasan. “Kita telah membuat banyak masalah diplanet ini. Dan mungkin kita tidak mampu memperbaikinya,” kata Yool pelan.

“Dan yang terbaik yang dapat dilakukan ilmu pengetahuan ialah membantu manusia dalam menyembuhkan para korban. Benar khan Yool?”

“Mungkin nanoteknologi jawaban untuk kedepan, walaupun tentu saja bukan jawaban untuk semua masalah yang ada sekarang ini.”

“Satu per satu miliar!” seru Shenka.

“Nano bahasa Yunani artinya kurcaci. Mungkin nanoteknologi akan mempengaruhi segalanya,” kata Yool pelan lagi.

Shenka selalu kagum akan kemampuan Yool dalam menjawab semua keingintahuannya didunia ilmu pengetahuan. Walaupun umur 23 tahun sudah selesai sarjana kimia dan master di fisika quantum, toh itu tidak membuatnya pongah. Bahasa yang selalu gaul. Senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya yang terkadang malah membuatnya terlihat “cantik”. Suaranya pelan tapi mantap. Mata beningnya cukup membuat Shenka terdiam setiap kali mendengarkan penjelasan darinya, hampir tanpa interupsi seperti yang biasanya Shenka lakukan.

Yool berdiri dideretan rak buku buku baru. Buku setebal 1013 halaman berjudul The Nanotechnology yang mungkin sudah selesai dibacanya, dikembalikan pada tempatnya. Shenka hanya mengamati gerak gerik Yool dari kursinya. Dibibir Shenka tidak pernah berhenti tersenyum. Raut muka yang enak dilihat. “Yool…sudah makan?” Tanya Shenka pelan.

“Belum. Mau mentraktirku Oe Nii?”

Oe Nii adalah panggilan yang Yool gunakan untuk Shenka yang berarti kakak perempuan. Dan bila Shenka merasa gemas dan karena tidak bisa mencubit pipi Yool, maka Shenka suka memanggilnya Neomu Darayo artinya too sweet alias sangat manis.

“Kalau kau mau. Opps! Sebentar!” Shenka memukul kepalanya keras sampai dia mengaduh. Dia hampir lupa setelah ini dia harus pergi bertemu dengan Bei Ya Ma Ma.

Yool menghampiri Shenka. Tanpa suara tangan Yool mengusap kening Shenka yang terlihat agak memerah. Shenka sempat menjengit karena terkejut, tapi dia hanya diam dan membiarkan tangan Yool mengusap keningnya.

“Lain kali jangan sembarangan memukul. Ini kepala Oe Nii, kalau sampai ada apa apa, trus sampai kehilangan ingatan bagaimana ha?” gertak Yool serius lalu tersenyum melihat Shenka salah tingkah.

“Sssttt…kalau lupa ingatan, pas melihatmu pasti aku akan langsung ingat. Lalu memanggilmu Neomu Darayo, bagaimana?” tanya Shenka sambil nyengir mengangkat alisnya, lalu memukul kepala Yool pelan.

“Yach Oe Nii…memangnya aku manis ha?”

“Mmmaaanisss sekaliiii…”

Lalu mereka tertawa. Sesuatu yang bisa membuat mereka berdua lega. Seperti ada ikatan yang tidak terkatakan antara Park Shenka dan Lee Yool.

“Oe Nii, baik baik saja khan? Baru hari ini kita bertemu. Maaf tidak bisa hadir di ulang tahunmu. Jadi ini…yang sempat tertunda.” Yool merogoh saku celananya. Sebuah kotak kecil warna pastel dengan pita warna orange menghiasinya.

Shenka mengangkat alisnya terkejut. “Apa ini? Hadiah untukku?”

“Iya. Ayo cepat buka.”

Shenka pelan pelan membukanya. Walaupun dikepalanya sudah terbayang apa isi kotak itu, tapi tetap saja dia berdebar hebat saat membukanya. Shenka terkesiap saat melihat isi kotaknya. Sebuah liontin beserta kalungnya. Mata Shenka berkaca kaca. Dengan tersenyum dia melihat Yool yang berdiri didepannya hanya 50 cm.

“Semoga Oe Nii suka,” kata Yool singkat

“Makasih ya Neomu Darayo.”

Yool melangkah satu langkah, lalu memasangkan kalung itu dileher Shenka. Lalu dia mengecup kening Shenka pelan seraya berkata, “Oe Nii selamat ulang tahun ya walaupun udah telat hampir satu bulan.”

Semua kejadian itu dilihat Christ dari luar ruangan melalui pintu yang terbuat dari kaca. Hatinya terbakar melihat itu semua. Matanya berkaca kaca bukan karena menahan tangis, tapi karena emosi marah melihat seseorang yang diam diam dia sukai dan dia lindungi dengan segenap jiwanya sedang berduaan dengan anak ingusan yang jelas jelas diketahuinya kalau si ingusan adalah orang penting bagi gadis pujaannya.




Im sorry - John Hoon

...to be continue...

No comments:

Related Posts with Thumbnails