Jeong Hoon's Quotation

Wednesday, February 25, 2009

Perhaps This Is Life 10



Hari yang ditunggu tunggu tiba. Pesta BallRoom ulang tahun Bei Ya Park Shin Yang, gelar untuk kakak pertama Shenka. Semua terburu buru, serba cepat, begitu juga penata rias Shenka. Shenka juga yang salah. Pagi sibuk karena ada peresmian pameran koleksi prangko anak yang harus dia resmikan, dilanjutkan makan siang dengan atase negeri Belanda. Sampai diistana jam dua siang dan marah marah sebentar dengan Lin, asisten pribadinya, karena tidak becus menyusun jadwal, sampai akhirnya Shenka tertidur dan bangun jam 5.30 petang. Semua ekstra cepat. Untung saja Shenka sudah menemukan gaun untuk dikenakan malam ini. Dan kemarin malam dia sudah meletakkan satu stel pakaian resmi didepan kamar Christ, pakaian yang beberapa hari lalu dia beli dari butik Givenchy. Pagi ini Christ tidak diberi kesempatan untuk bertanya oleh Shenka, sebab dia selalu menghindar dari tatapan mata Christ. Cukup note kecil didalam kotak pembungkus pakaian itu yang bertuliskan : “Semoga Kamu Menyukainya. Kenakan Sewaktu Pesta BallRoom Ok. Terima Kasih”.

Disaat saat terakhir, utusan dari Goong Ma Ma datang membawakan satu set perhiasan yang terdiri dari jepit rambut dan anting yang merupakan lambang gelar putri “Goong Ojoo” yang artinya putri dari istana. Modelnya sederhana banget, malah terkesan kuno dan agak kusam. Didominasi dengan berlian dan emas putih dengan model bunga yang cukup rumit sehingga memerlukan berlian yang cukup banyak untuk membentuknya.

Sudah jam 6 lebih 10 menit. Shenka belum melihat Christ. Dia sedikit cemas, takut kalau Christ tersinggung dengan maksudnya memberikan satu stel pakaian untuk pesta malam ini. Sementara itu penata rias Shenka masih merapikan rambutnya dengan teliti. Dan Shenka sudah tidak sabar ingin berdiri dan mencari Christ.

“Sudah selesai kan?” tanya Shenka tidak sabar.

“Sebentar lagi Ma Ma,” kata penata rias.

Shenka hanya bisa menuruti penata riasnya untuk lebih bersabar menunggu dia menyelesaikan tugasnya untuk merias rambut Shenka. Hari ini Yang Mulia Paduka atau Bei Ya Park Shin Yang ulang tahun. Mereka tiga bersaudara. Park Shin Yang adalah kakaknya yang pertama dan juga seorang raja kecil dinegeri ini. Disebut raja kecil karena pada dasarnya Korea diperintah seorang perdana menteri dengan sistem pemerintahan demokrasi. Pemerintahan kerajaan berasal dari pemerintah lama, dipertahankan hanya untuk menjaga kelestarian budaya serta menghormati pendiri negeri ini yang dulu berhasil mempersatukan negara negara kecil menjadi satu kesatuan menjadi Korea yang sekarang ini. Dan Park Sang Woo Yeong Junna adalah kakak kedua Shenka, yang juga saudara kembarnya. Hampir semua hal yang mereka berdua sukai sama. Selera dalam musik, pakaian, makanan, gaya hidup bahkan hobi pun sama. Yang membedakan mereka adalah bakat yang dimiliki oleh Park Sang Woo. Oppa, biasa Shenka memanggilnya begitu, adalah seorang seniman. Sang Woo menguasai piano, biola dan gitar akustik. Bisa melukis, pandai berpuisi dan amat sangat romantis. Shenka merasa lebih dekat dengan Sang Woo karena dia lebih mengerti perasaannya. Padahal sifat Shenka sendiri sangat mirip dengan Shin Yang…

“Nah…Goong Ojoo sekarang terlihat anggun dengan model rambut ini” tiba tiba ada suara membuyarkan lamunan Shenka.

Shenka tergeragap, “aaa…apa? Oh iya…sudah selesai ya?”

“Betul Ma Ma. Sekarang…bisa saya lepas kalung Goong Ojoo untuk diganti dengan syal bulu yang baru saja Ge Goong Ma Ma belikan dari London?”

Sesaat Shenka terdiam. Kalung itu adalah pemberian dari Yool. Dirabanya sebentar, sebelum akhirnya dia mengiyakan penata riasnya untuk melepasnya dari leher Shenka. “Yool…sekarang kau dimana?” desis Shenka pelan.

“Nah!!! Bagaimana Ma Ma?”

Mereka tersenyum puas. Sebentar Shenka menatap cermin didepannya. Dia terlihat lain hari ini. Tapi dia suka. Shenka bangkit dari tempat duduknya dan mencoba berjalan, sebab ini baru pertama kalinya dia mengenakan baju ballgown model balon berwarna hitam dan rambut disanggul modern. Shenka menghela napas sebentar kemudian berjalan keluar kamar dan mencari Christ. Saat dia sampai diujung koridor dan akan berbelok kekiri kearah ruang tamu tiba tiba kaki Shenka terantuk karpet. Hampir saja terjatuh. Dan juga ada Hwang-ssi yang dari tadi membuntuti dari belakang. Merayu Shenka untuk mencicipi sedikit sup hie sit buatannya sebelum Shenka berangkat kepesta. Shenka membetulkan sepatunya sambil berjongkok dan Hwang-ssi sibuk mengucapkan seribu maaf karena menurutnya Shenka tersandung karpet karena sibuk mendengarkan rayuan Hwang-ssi tentang hie sit sehingga Shenka tidak memperhatikan jalan.

“Tidak apa apa Hwang-ssi. Nanti saja setelah pesta aku janji akan mencoba sup hie sit-mu ok,” kata Shenka masih berjongkok.

“Biar saya bantu Goong Ojoo Ma Ma.” Tiba tiba suara Christ terdengar.

Dan Shenka melihat sesosok bayangan didepannya. Saat Shenka mendongak, Christ sudah jongkok didepannya. Dan tiba tiba jantungnya berdetak cepat. Shenka berusaha menghindar dari tatapan mata Christ. Shenka gugup. Tangan Christ sudah menyentuh lengannya dan Shenka membiarkan Christ memapahnya berdiri. Dari belakang Shenka dengar suara suara yang ternyata milik Lin dan penata riasnya. Kegugupan Shenka didepan Christ tertutupi dengan kedatangan mereka yang langsung saja memberondong dengan beribu pertanyaan yang cukup dijawab dengan satu jawaban “aku tidak apa apa”. Setelah Shenka cukup percaya diri, dia lanjutkan untuk berjalan.

“Hwang-ssi tolong beritahu Paman Kim untuk menyiapkan mobil” kata Shenka pelan dan segera dilaksanakan oleh Hwang-ssi.

Shenka menoleh kebelakang dan terlihat olehnya, Christ berdiri disebelah Lin. “Lee You-ssi bisa kita berangkat sekarang?” tanya Shenka yang segera dijawab dengan anggukan kepala oleh Christ.

Mereka telah sampai diteras depan. Kali ini Hwang-ssi yang membukakan pintu mobil untuk Shenka dan dia pun mengucapkan terima kasih.

“Christ bisakah nanti kau berjalan tidak jauh dariku? Aku sedikit gugup malam ini” pinta Shenka.

“Baik Ma Ma,” jawab Christ.

“Kau kelihatan tampan dengan baju itu,” kata Shenka sambil tersenyum simpul yang diikuti dengan tertawa kecil dari Paman Kim.

“Terima kasih Goong Ojoo Ma Ma. Tapi lain kali tidak harus seperti ini,” kata Christ dingin.

“Kau tersinggung? Aku hanya ingin kau menjadi partnerku malam ini, kalau … bisa?” tanya Shenka ragu.

“Maksud Ma Ma?” tanya Paman Kim yang dilanjutkan dengan pertanyaan lagi, “Ma Ma ingin bergandengan tangan begitu? Dengan anak ingusan ini nanti dipesta? Wuah kau beruntung Christ. Tidak semua orang bisa menggandeng tangannya sewaktu didepan umum,” kata Paman Kim sambil menepuk bahu Christ.

Christ menoleh kearah Shenka dan wajahnya melemparkan pertanyaan.

“Iya. Malam ini aku ingin datang dengan seorang teman bukan dengan seorang pengawal pribadi, bisakan?” tanya Shenka.

“Memangnya bisa?” tanya Christ balik.

“Paman Kim bagaimana menurutmu?” tanya Shenka.

Paman Kim tertawa terbahak, kemudian dia berkata, “Jangan Ma Ma, nanti timbul berita yang tidak enak dibaca dan didengar. Kalau saja Seong Junna ada, mungkin Ma Ma bisa mengajaknya.”

“Haih … ya sudahlah. Lagipula nanti teman wanita Christ bisa kebakaran jenggot karena cemburu,” kata Shenka sambil melirik kearah Christ.

Christ hanya tersenyum kecil. Kali ini perut Shenka sakit karena tiba tiba saja masalah perkenalan itu muncul lagi. Dia terdiam.

“Christ janji ya, kau jangan berdiri jauh jauh dari tempatku berdiri ok?” tanya Shenka untuk mengingatkan.

“Baik Ma Ma,” jawab Christ singkat.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Dan akhirnya sampai juga dikomplek Istana Kyoungbokkung Kerajaan Utama dipinggir kota Seoul. Shenka harus bisa tenang. “Christ akan selalu dibelakangnya untuk melindungi” pikir Shenka. Dia memejamkan mata dan menarik napas dalam dalam. Dan saat Christ membukakan pintu untuknya, Shenka memantapkan hatinya. Dan tersenyum pada Christ yang telah menyambut tangan Shenka untuk membantunya keluar dari dalam mobil.

“Kau terlihat anggun Shenka,” bisik Christ pelan ditelinga Shenka.

“Terima kasih,” balas Shenka pelan dan menggenggam erat tangan Christ.

Beberapa orang bergerombol dijalan menuju kepintu utama melambaikan tangan sambil meneriakkan nama Shenka. Merekalah yang membuatnya bertahan melakukan tugas tugas resmi kerajaan yang melelahkan ini. Shenka hanya berpikir untuk membantu mereka dengan memberikan yang terbaik. Shenka balas lambaian mereka dan dia tersenyum tulus.

“Putri terlihat cantik, cocok dengan pria itu, dibelakang Putri. Siapa dia?” teriak seorang ibu yang tidak jauh dari tempat Shenka berdiri sambil mengacung-ngacung sekuntum bunga mawar merah kearahnya.

Shenka berbalik kearah Christ dan tersenyum. Tanpa berpikir panjang dia menarik pelan tangan Christ untuk lebih mendekat kearahnya. Christ sedikit menolak. Tapi dengan isyarat mata Shenka berusaha menyakinkan Christ. Kemudian mereka berdua mendekat kearah ibu tersebut. “Christ Lee You namanya. Dia ajudan pribadi saya. Apakah dia tampan menurut kalian?” tanya Shenka bercanda.

Ibu itu tampak senang, “Benar Putri, dia tampan. Iyakan teman teman?” tanyanya yang kemudian disambut tepuk tangan orang orang disekelilingnya.

Shenka dan Christ hanya tertawa lepas. Kemudian mereka berdua memberi salam hormat pada orang orang yang ada disitu dan Shenka menerima beberapa kuntum bunga dari mereka. Shenka melangkah meninggalkan mereka sambil tetap melambaikan tangan. Di pintu utama disambut oleh tuan rumah yang tidak lain Bei Ya Shin Yang dan istrinya Han Jung Eun Ge Goong Ma Ma. Shenka membungkuk memberi hormat. Dia ucapkan selamat dan semoga panjang umur untuk Shin Yang. Shenka melangkah masuk.

Dengan dihiasi warna serba putih dan gold yang terkesan sangat lux sekali dan pesta diballroom tampak meriah. Beberapa orang dapat dikenali Shenka dan dia menyapa mereka. Shenka mencari Christ, dan Christ pun masih setia untuk tidak jauh darinya. Ternyata Shenka bertemu dengan Sang Woo ditengah-tengah pesta, padahal dia seharusnya ada di Milan untuk mengikuti tour symphony yang diikutinya.

“Oppa!” seru Shenka gembira. Sang Woo terlihat lebih fresh.

“Hei putri kecil, apa kabar?” tanya Sang Woo sambil mencubit pipi Shenka dengan gemas.

“Aooo…sakit Uppa” raung Shenka manja yang disambut dengan tertawa renyah dari Christ. “Ini Christ, pacar baruku,” Shenka perkenalkan Christ pada Sang Woo yang langsung mendapat respon dari Christ dengan cara membelalakkan matanya sambil berkacak pinggang.

“Christ Lee You, pengawal pribadi Goong Ojoo Ma Ma,” kata Christ sambil menjabat tangan Sang Woo.

“Kenapa tidak ada kabar kalau mau pulang ha? Mana oleh-olehnya?” tanya Shenka sambil menengadahkan tangannya.

“Jaga sikapmu Goong Ojoo Ma Ma,” tiba tiba suara Goong Ma Ma pelan tapi tegas mengingatkan dari arah belakang Shenka.

Shenka tersentak kaget dan langsung menoleh kebelakang. Dengan wajah jengkel Shenka memberi salam kepada Goong Ma Ma yang kemudian diikuti oleh Christ.

“Kalian sudah berkumpul rupanya,” kata Goong Ma Ma pelan. “Dan kau Goong Ojoo jaga sikapmu ya, jangan manja seperti itu.”

“Baik Goong Ma Ma.”

“Ah Tuan Soon Ji You … dan Tuan Alec,” sapa Goong Ma Ma dengan senyum manis sekali.

Shenka mengikuti arah Goong Ma Ma memandang. Ditemukan Alec berjalan dari arah belakang Sang Woo bersama ayahnya. Shenka terhuyung selangkah kebelakang. Senyum Alec tidak lagi mempesonanya. Senyum itu malah menciutkan nyali Shenka. Dia menabrak Christ yang dari tadi berdiri dibelakangnya. Christ memegang tangannya supaya Shenka tidak terjatuh.

“Ma Ma tidak apa apa?” tanya Christ.

“Ehh … tidak, tidak apa apa Christ,” jawab Shenka buru buru, mendadak kepalanya pening.

“Ah Alec … apa kabar?” tanya Goong Ma Ma terkesan basa basi.

Alec membungkuk memberi hormat. Alec langsung bisa mengenali Shenka yang berdiri disebelah Goong Ma Ma. Shenka pun berusaha tersenyum.

“Tuan Soon perkenalkan, ini Park Sang Woo Yeong Junna adik dari Bei Ya Park dan yang ini cucu kesayanganku Park Shenka Goong Ojoo Ma Ma,” kata Goong Ma Ma memperkenalkan mereka.

Shenka tersenyum saat menjabat tangan Tuan Soon. Tak lama Tuan Soon memperkenalkan Alec pada mereka.

“Kami pernah bertemu sebelumnya. Terima kasih atas jamuan makan siangnya kapan itu Goong Ojoo Ma Ma,” kata Alec sambil terus menjabat tangan Shenka.

Shenka gerah hampir tidak bisa berkata-kata. Dengan terbata-bata dia membalas, “Tidak apa apa, hanya jamuan kecil”.

“Tuan Soon mari kita kemeja yang sudah disiapkan. Yeong Junna ayo, kau ikut juga,” ajak Goong Ma Ma tanpa melihat kearah Shenka.

Mereka berjalan meninggalkan Shenka dengan Alec. Secara reflek Shenka menoleh kebelakang mencari Christ. Dia tidak menemukannya. Shenka mencarinya kesegala arah tapi tetap Christ tak terlihat olehnya. Shenka mulai panik.

“Goong Ojoo mencari siapa?” tanya Alec.

“Eee … Christ,” jawab Shenka singkat.

“Maksudnya?”

“Christ...pengawal pribadiku,” jawab Shenka sambil tetap mencarinya.

“Oh...mungkin dia ada dibelakang bersama-sama dengan para pengawal lainnya.”

“Tidak...tidak...tidak mungkin dia disana” kata Shenka singkat. Dia mulai marah kenapa Christ meninggalkan dirinya. Tangannya terkepal kuat dan mulai basah karena keringat dingin.

“Sudahlah Ma Ma. Emm...apakah anda sudah berkemas untuk keperluan di Beijing nanti?” tanya Alec.

Shenka terdiam berusaha menata amarahnya ...sudahlah Shenka. Jangan harapkan Christ untuk menolongmu kali ini. Kau harus berjuang sendiri saat ini. Christ aku sangat marah...kata Shenka dalam hati.

“Goong Ojoo Ma Ma...” Alec memanggil Shenka lagi.

“Ooo...oo...h” kata Shenka tergagap. “Ada apa? Ke Beijing? Yeah...sudah ada persiapan, tinggal beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum berangkat,” kata Shenka sambil tertawa nyengir dibuat-buat.

“Kita ke meja saja. Sepertinya acara akan segera dimulai. Mari Ma Ma,” ajak Alec.

“Oh...iya iya” jawab Shenka sambil bergegas mengambil langkah seribu berusaha mendahului Alec. Shenka berjalan lebih cepat saat melihat Sang Woo duduk sendiri dimeja yang seharusnya berisi lima orang.

“Alec...aku duduk dengan kakakku ya,” kata Shenka berpamitan tanpa menunggu jawaban darinya.

Sang Woo melihat Shenka sambil tersenyum.

“Uppa...kenapa disini?” tanya Shenka sambil mengambil tempat duduk disebelahnya.

“Tuh...penuh,” sambil menunjuk ke meja paling depan. Lanjutnya, “Goong Ma Ma, Bei Ya, Ge Goong Ma Ma, Alec, Tuan Soon,” kata Sang Woo nyengir.

“Baguslah kalau begitu...kita disini saja ok,” kata Shenka.

“Dijodohin ya sama Alec,” goda Sang Woo.

“Park Sang Woo...jangan meledekku ok! Aku sedang emosi ini” kata Shenka ketus.

“Ada apa memangnya? Kok jadi tinggi nada bicaranya,” sergah Sang Woo.

“Huh...apa enaknya punya pengawal pribadi. Saat aku membutuhkan dia malah menghilang. Sungguh menyebalkan,” dengus Shenka.

“Ha...ha...ha...salah siapa punya bodyguard tampan seperti dia ha,” ledek Sang Woo lagi.

“Bukan aku ya yang mau,” sergah Shenka.

“Tuh...dia khan,” Sang Woo mengarah ke meja disebelah kanan meja mereka berdua yang berjarak 4 – 5 meja kesamping.

Shenka memfokuskan penglihatannya. Tidak salah lagi itu Christ. Dengan siapa dia asyik bercakap-cakap. Tiba tiba Shenka gerah. “Uppa...siapa mereka?” tanya Shenka pelan ragu ragu.

“Yang cantik sekali itu, yang bergelayut manja dilengan bodyguard kesayanganmu itu adalah Chalice alias Chalice Shin putri boss Shin Hyun. Dan yang sudah tua tapi berwibawa adalah Shin Hyun Joo ayahnya. Masa kau tidak tahu?”

“Tidak,” jawab Shenka singkat.

“Atau jangan jangan kau juga tidak tahu siapa Christ?” tanya Sang Woo sambil membelalakkan mata kearah Shenka.

“Memangnya dia siapa?” tanya Shenka santai.

“Yah...payah dah adikku satu ini. Dia adalah putra kedua keluarga Lee...Lee Dae Jin, masih belum mengerti?”

“Keluarga Lee? Lee Dae Jin? Dae Motor?” tanya Shenka tanpa ekspresi.

“Heemmm...begitulah. Makanya Chalice begitu lengket. Soalnya mereka sudah kenal dari kecil. Dan dengar-dengarnya sudah dijodohin dari mereka masih kecil he...he...he...” jelas Sang Woo sambil tertawa.

“Jadi benar dia sudah punya pacar?” tanya Shenka lirih.

“Kenapa? Kau suka dengannya?” tanya Sang Woo.

Shenka tertawa tanpa nada. Tertawa yang menertawakan dirinya sendiri...serta kelalaiannya. Shenka melihat kearah Christ sekali lagi. Wanita yang bernama Chalice Shin terlihat bahagia, Banyak tersenyum sambil tak henti-hentinya dia melihat kearah Christ. Dan Christ pun tersenyum malu malu. Lemas rasanya hati Shenka. Tiba tiba Shenka kehilangan mood.

“Oi...nona cantik,” teriak Sang Woo ditelinga Shenka.

“Aoo...Uppa!” teriak Shenka manja. “Eun Soo mana?” tanya Shenka lagi.

“Tidak bisa datang. Hari ini dia ada pentas di Gedung Kesenian Seoul. Setelah Bei Ya meniup lilin, aku akan berpamitan untuk meninggalkan pesta supaya bisa nonton Eun Soo,” kata Sang Woo sambil melihat kearah panggung.

“Kalian serasi ya. Aku boleh ikut pergi nonton tidak?” tanya Shenka.

“Lihat acara sudah dimulai,” Sang Woo menepuk bahu Shenka.

“Uppa, kau tahu Yool masuk istana beberapa hari lalu?”

“Oh ya? Bagaimana kabarnya?”


“Baik,” jawab Shenka singkat.

“Dan bagaimana denganmu sendiri?” Tanya Sang Woo tersenyum menggoda.

Shenka hanya tersenyum tanpa berkomentar apa apa. Tiba tiba lampu padam. Cahaya datang dari panggung yang berasal dari lilin lilin diatas kue tart yang lumayan besar ukurannya. Lagu selamat ulang tahun dinyanyikan serempak. Bei Ya Park dan Ge Goong Ma Ma naik kepanggung diikuti kedua putranya beserta Goong Ma Ma. MC mengucapkan selamat kepada Bei Ya Park. Lampu pun menyala menerangi ruangan kembali.

“Park Sang Woo & Park Shenka...ayo naik kepanggung,” kata Shin Yang kearah mereka berdua.

Shenka dan Sang Woo bergandengan tangan menuju panggung. Shenka memeluk dan mencium Bei Ya Park Shin Yang sembari mengucapkan selamat sekali lagi. Han Jung Eun Ge Goong Ma Ma, kakak ipar Shenka terlihat cantik dan muda. Dan kedua keponakan kecil Shenka memberi ciuman dipipinya. Mereka sekeluarga berfoto bersama. Saat itu pandangan Shenka tiba tiba menangkap sosok Christ. Mata mereka bertatapan. Christ tersenyum kearah Shenka. Shenka membuang muka kearah Sang Woo yang berdiri disebelahnya. Tak lama kemudian mereka turun dari panggung guna memberi kesempatan bagi yang lain memberi ucapan selamat kepada Bei Ya Park.

“Uppa...sekarang kita perginya?” tanya Shenka semangat.

“Kau tidak apa apa?” tanyanya balik.

“Tinggal kasih tahu Paman Kim supaya pulang menunggu Christ, tidak usah menungguku. Nanti Uppa antar aku pulang ya?” rayu Shenka.

“Trus itu...bodyguard-mu?”

“Ah biarkan saja. Dia lagi melepas rindu dengan kekasihnya. Sebagai majikan yang baik, aku akan beri kesempatan buat mereka berdua,” kata Shenka sambil tersenyum lebar yang dipaksakan.

“Ya sudah kalau begitu...ayo!” ajak Sang Woo.

Shenka menelpon Paman Kim dari handphone supaya dia pulang bersama Christ. Shenka berusaha tidak menengok kebelakang saat berjalan keluar dari ruang pesta. Melihat Christ mesra bersama wanita itu membuat Shenka sedih. “Mungkin...apa mungkin aku suka Christ?” batin Shenka pelan. Mungkin hanya simpati saja. Perlahan mereka berdua meninggalkan komplek istana Utama dan menuju Gedung Kesenian Seoul.



...to be continue...

1 comment:

Anonymous said...

wdiubsn qiw nlhki facials

mowam!

efnug sejebj paw cfnm hardcore

Related Posts with Thumbnails