Jeong Hoon's Quotation

Saturday, March 28, 2009

EARTH HOUR



EARTH HOUR, run by WWF, the conservation organization,
is a global climate change
initiative which calls on individuals and businesses around the world, to turn off their lights for one hour on Saturday, March 28 2009 between 8.30 pm and 9.30


Please support...and turn-off your electric power or light just for 1 hour during that time...

Thank you so much =)

John Hoon Secret Diary - 27 Maret 2009

...credit to wa100Jh...



Friday, March 27, 2009

Rumor Style Jeong Hoon di Cafe Seoul

...big credit to Izumi for the idea...

Dalam Cafe Seoul Jeong Hoon akan memerankan sebagai musisi. Nah kira kira style dia sebagai musisi difilm ini bagaimana ya?!? *frown*
In Cafe Seoul Jeong Hoon will perform as musician. Nah what kind of style he will play on the movie ne?!? *frown*

Izumi ada ide ini ( Izumi came with this idea) *giggling*

01. Expects One



Very Stylish...but...to sweettttyyyyyy!!!

02. Expect Two



Refined stuffy show. Perfectly for stage style...but not everyday style...heeemmmm

03. Expect Three



Autumn leaf original imperial dwelling. Ordinary life style...what a down-to-earth musician with a huge talent of course.

And...I add two more expectations on the style =P

04. Expect Four



Japanese-Rock Style...messy...black and white...but full of style...

05. Expect Five



Rapper...what a funky wanna be he he he...really want to see him in this kind of style. Will be so different ne =D

Wednesday, March 25, 2009

John Hoon Perform in Movie

...johnhoon.com & Mimi-JohnHoonSoblo+Izumi...






Temporary Title : Cafe Seoul
Beginning Shooting : Early Summer 2009
Starring : John Hoon & Saito Takumi
Supervision : 武正晴

Presently, it is in the midst of photographing in Seoul!

Story Line :
  
井坂順 (Saito) is reporter who arrives at the overseas interview various countries tradition sweet snack frequently.
Even if along is reporter who makes a debut, but he introduced that each generation inherited behind the traditional sweet snack established shop's family story actually receives the reader high praise until now. Under the opportunity, along arrives at the South Korean Seoul Tradition Tea shop “the peony hall” and carries on the interview, shop owner Dong-Woo (translates temporarily: Cui Shangmin) was uncommunicative actually craftsmanship excellent skilled worker. His two younger brothers: Two younger brothers Sang-Hyeon (John-Hoon) to realize into musician's dream to fly from one's home, three younger brothers Sang-Jin (translates temporarily: Jin Dongxu ) study abroad. Has the date along to learn about the peony hall, because Dong-Woo is injured graduates. With the hospital, along with the Sang-Hyeon meet, Sang-Hyeon also therefore gave up becoming musician's dream. Even if Sang-Hyeon knew the peony hall faces predicament, but actually expressed that oneself has not been able to assist to leave. Facing the Sang-Hyeon manner, solicits support Sang-Hyeon et al. the along the attempt by family member's between sentiment help, but….

In addition was waiting for at the same time they, are between brothers the sad destiny…

http://ameblo.jp/tsutaya-room-n/entry-10230005326.html

DVD Version will be release on 19 June 2009. Have 2 version , Saito Takumi VER. and John-Hoon VER.
So, as for this movie will on theater middle July. It is release schedule at theater TSUTAYA.
There is also sale and the like of official photograph collection to in addition to, because - is, with the pleasure the shank ♪

John-Hoon is part of musician ,with performing the guitar in the play. There is also a scene which he sings too.

Price is about 2940 Yen

Perhaps This Is Life 12




Han Eun Soo adalah seorang balerina. Sang Woo bertemu dengannya saat ada audisi untuk pementasan SWAN LAKE tahun kemarin. Sang Woo penanggung jawab tata musik sedangkan Eun Soo berperan sebagai Black Swan, peran antagonis. Mungkin Sang Woo orang yang romantis dan berhati halus, jadi begitu bertemu dengan Eun Soo yang bersifat keibuan langsung jatuh hati.

Pementasan sudah selesai. Tepuk tangan menggema panjang terdengar membahana didalam gedung. Shenka dan Sang Woo sudah ada dibelakang panggung untuk memberi selamat buat Eun Soo. Para pemain telah masuk kebelakang panggung. Shenka melihat Eun Soo tersenyum dari kejauhan.

“Selamat ya. Pementasan yang bagus...tapi...belum sempurna tuch” kata Sang Woo yang langsung disambut dengan wajah cemberut oleh Eun Soo.

“Benarkah?” tanya Eun Soo.

“Sudah...jangan dengarkan dia Kak Eun Soo. Dia sich suka sirik, apalagi pementasan kali ini bukan dia yang jadi music director-nya khan,” kata Shenka sambil meninju Sang Woo.

“Makasih ya sudah mau datang Goong Ojoo,” kata Eun Soo.

“Ayo cepat ganti pakaian. Kita harus rayakan ok…” ajak Sang Woo.

“Tunggu sebentar ya. Kalian ikut saja keruang kostum. Ayo Ma Ma,” ajak Eun Soo sambil menarik tangan Shenka.

Selagi Eun Soo berganti pakaian, Shenka menolak ajakan Sang Woo untuk merayakan pementasan malam ini. Mereka berdua layak untuk memiliki waktu privasi berduaan saja. Shenka tidak ingin mengganggunya.

“Aku pulang pakai taxi saja Uppa. Tidak usah diantar atau menelpon Paman Kim ya,” pinta Shenka dengan berharap sebab dia tidak ingin melihat Christ saat ini.

“Jangan sembarangan kamu. Ini sudah malam Shenka. Biar aku telp Paman Kim untuk menjemputmu,” kata Sang Woo tegas.

“Ayolah Uppa,” rengek Shenka.

Tak lama kemudian terlihat Eun Soo keluar dari ruang ganti. Sambil menenteng travel bag kecil dia berusaha terlihat semangat walaupun pasti lelah karena pementasan barusan. “Maaf lama. Tadi ada evaluasi kecil,” jelasnya sambil menggandeng tangan Sang Woo.

Shenka iri melihat mereka berdua tampak mesra walaupun jarang bertemu karena kesibukan masing masing.

“Tunggu sebentar disini ya, aku mau ketoilet sebentar,” kata Sang Woo.

“Kita tunggu di lobby ya,” kata Eun Soo kemudian. Eun Soo bercerita tentang pementasan pementasan sebelum malam ini. Dia energik sekali. Pantas saja Sang Woo suka dengannya. Enerjik, pintar dan juga manis. Mereka duduk disofa sambil asyik bercerita cerita.

“Ah itu Uppa. Ya sudah, selamat bersenang senang ya. Aku pulang dulu ya” kata Shenka berpamitan.

“Tunggu sebentar Shenka. Paman Kim akan segera kemari!” perintah Sang Woo.

“Kau tidak ikut dengan kami?” tanya Eun Soo.

“Maaf Kak Eun Soo, sudah malam dan capek banget hari ini. Maaf ya,” kata Shenka. Lalu dia sambung lagi, “Uppa aku naik taxi saja.”

“Shenka...!!!” seru Sang Woo, “Pakai ini saja. Malam sudah larut, kau pakai gaun, naik taxi lagi, pasti dingin. Pakai jas ini supaya tertutup dan tidak kedinginan,” katanya sambil melepas jasnya. Kemudian membantu mengenakannya ketubuh Shenka.

“Bantu aku lepas syal ini Uppa, terlalu menyolok kalau dikenakan” pinta Shenka.

“Bagaimana kalau kita antar Goong Ojoo dulu?” saran Eun Soo.

“Aduh...sudah sudah. Jangan merepotkan begini. Aku jadi serba tidak enak. Sudah 27 tahun nich, sudah tahu jalan pulang ok,” jelas Shenka.

“Dasar keras kepala. Ayo aku antar sampai depan, sampai masuk kedalam taxi,” kata Sang Woo sambil menjitak kepala Shenka.

Cukup lama juga mereka bertiga menunggu taxi datang. Akhirnya Shenka berpamitan dengan mereka berdua sekali lagi.

“Hati hati ya,” kata Eun Soo

“Jangan lupa telp kalau sudah sampai ok!” teriak Sang Woo.

“Ok dech...bye bye,” jawab Shenka.

Shenka masuk kedalam taxi. Dengan jas Sang Woo, dia sedikit merasa hangat dan yang jelas lapar banget plus mengantuk. Sup hie sit Hwang-ssi terbayang diingatannya. Sup itu bisa dia lahap sampai tidak tersisa. Shenka telp ke handphone Hwang-ssi dalam sekejap. “Hallo...Hwang-ssi? sudah tidur anda?” tanya Shenka.

“Goong Ojoo Ma Ma...” suara Mr.Hwang serak.

“Iya...ini aku. Hwang-ssi sup hie sit-nya masih ada sisa?” tanya Shenka sambil tertawa kecil.

“Oh...oh...masih Ma Ma,” jawabnya.

“Baguslah...bisa dipanaskan? Sebentar lagi aku sampai dirumah. Maaf merepotkan Hwang-ssi,” kata Shenka lega.

“Baiklah Ma Ma akan saya panasi sup-nya”

“Terima kasih Hwang-ssi.” Kemudian Shenka tutup handphone-nya sambil melepas napas jauh jauh. Dia berharap semoga saja hari ini dapat akhiri dengan manis.



==> beberapa menit setelah Park Shenka pergi meninggalkan Gedung Kesenian Seoul <==


Mobil Paman Kim terlihat dari jauh oleh Sang Woo dan dia mengamatinya. “Sebentar Eun Soo,” kata Sang Woo.

Mobil itu menepi kearah Sang Woo. Christ keluar tergesa gesa dari mobil. “Yeong Junna…Goong Ojoo Ma Ma ?” tanya Christ sambil menoleh noleh mencari Shenka.

“Dia sudah naik taxi. Itu dia…cepat kejar. Dia tidak mau menunggu kalian.” Perintah Sang Woo.

“Baik Yeong Junna. Selamat malam,” kata Christ singkat. Christ kembali masuk ke dalam mobil. Mobilpun berbelok dengan gesit sampai mengeluarkan bunyi berdecit. Paman Kim berusaha mengejar taxi tersebut. Tiba tiba handphone Paman Kim berbunyi. Christ mengangkatnya.

“Hallo. Christ Lee You disini.”

“Ini Sang Woo. Christ…lebih baik kau jangan ajak Shenka turun dari taxi. Buntuti saja dari belakang sampai dia tiba diistana dengan aman. Ok?”

“Tapi kenapa Yeong Junna?”

“Sebab dia lagi marah besar denganmu. Jadi biarkan saja dia pulang dengan taxi, daripada nanti kalian bertengkar,” jelas Sang Woo.

“Baiklah Yeong Junna.” Telp ditutup. Dan Christ mengikuti instruksi Sang Woo untuk mengikuti taxi itu dari belakang, sampai akhirnya nanti tiba dikastil.



Sopir taxi terlihat bingung, kenapa Shenka mengarahkannya kearah dalam komplek Istana kediaman anggota kerajaan. “Maaf nona, kita akan kemana?” tanya sopir taxi sambil melihat Shenka dari kaca spion didepannya.

“Didepan belok kanan Pak.”

“Baik.”

Tepat didepan halaman istananya, taxi berhenti. Beberapa saat kemudian Shenka membayar taxi. Tepat dibelakang taxi, mobil Paman Kim dan Christ sudah berhenti. Christ buru buru keluar dan menghampiri taxi itu. Saat tangan Shenka akan membuka pintu taxi, Christ lebih dahulu membukanya. Shenka terkejut dan bereaksi kembali amarahnya. Begitu melihat Christ, emosinya timbul kembali.

“Goong Ojoo Ma Ma…” kata Christ pelan.

Sopir taxi itu akhirnya sadar siapa wanita yang telah diantarnya itu. Sopir itu melongo karena tidak menyangka akan mengantar seorang putri. Kemudian dia berlalu membawa taxinya keluar dari komplek kastil itu.

Shenka hanya menghela napas melihat Christ. Kemudian dia melangkah menuju kekastil. Christ masih dibelakangnya dengan diam.

Akhirnya Christ tidak tahan, “Goong Ojoo…maaf.”

Shenka berhenti. Menoleh kearah Christ yang ada dibelakangnya dan berkata dengan nada emosi, “Iya. Sudah kumaafkan. Besok kau angkut barang barangmu dari istanaku. Mengerti khan?”

Christ terhenyak. Matanya melihat tajam kearah Shenka. Shenka mendelik, kemudian dia berjalan lagi kearah kastil. Christ merasa tidak terima kata kata Shenka barusan. Yang baru saja memecatnya. Christ berlari mengejar Shenka yang sudah meninggalkannya. Saat jaraknya sudah dekat, Christ menarik lengan Shenka dengan kuat hingga dia membalikkan tubuhnya tepat dihadapan Christ.

Masih dengan tatapan mendelik, Shenka berkata, “Kenapa? Tidak terima? Terima saja seperti itu. Tidak ada yang pernah bilang menjadi pengawalku akan mudah. Kalau kau masih sibuk mengurus urusanmu, maka selesaikan sekarang. Begitu selesai, pergilah mencariku lagi. Maka aku akan pertimbangkan untuk memperkerjakanmu lagi. Lagian kau akan banyak waktu untuk pacarmu, bukan itu lebih enak?”

Christ menghela napas, “Maaf. Aku tidak bisa terima kalau harus begini.”

“Memangnya kau ada hak apa untuk menyangkal kata kataku? Kalau aku memecatmu, maka akan seperti itu.”

“Sungguh aku minta maaf.” Kali ini Christ menundukkan kepala. Benar benar meminta maaf. Hatinya sakit dan ada rasa takut yang menyelip diantaranya.

“Hahhh…sudahlah. Aku tidak akan mengubah keputusanku.” Shenka berjalan lagi. Kali ini lebih cepat meninggalkan Christ.

Christ mengejarnya. Dan kali ini Christ berhenti didepan Shenka. Kedua tangan Christ mencengkeram lengan Shenka kuat kuat. Dengan napas tersengal sengal berkata, “Aku mohon Shenka. Maafkan aku. Aku akan memperbaikinya.”

Shenka memejamkan matanya. Dia berontak, berusaha melepaskan cengkeraman Christ dilengannya. Tapi cengkeraman Christ begitu kuat. Dia merasa kesakitan karena usahanya untuk berontak. Dengan teriak Shenka berkata, “Aku seorang putri! Harap anda bersikap sopan!”

Sesaat kemudian Christ melonggarkan cengkeramannya. Saat itulah tiba tiba Shenka mendorong Christ dengan kuat kebelakang. Christ yang tidak ada persiapan, kehilangan keseimbangan dan kemudian terhuyung kebelakang beberapa langkah dan akhirnya jatuh kebelakang. Hanya terdengar suara pelan Christ “aaahhh” sebelum jatuh.

Shenka terbelalak dengan expresi terkejut karena tidak menyangka akan mendorong Christ begitu kuat sampai dia terjatuh. Shenka berdiri terpaku. Kemudian dia berjalan cepat menghampiri Christ yang masih dalam posisi terjatuh. “Christ…kau tidak apa apa?” tanya Shenka panik.

Christ berusaha bangkit. Shenka yang berjongkok didepannya membuatnya sulit bergerak. Tiba tiba ada sesuatu yang terjatuh dari saku celananya saat Christ berusaha untuk berdiri. Shenka sudah berdiri didepan Christ. Begitu dekat jarak mereka. Sesaat mata Christ melihat tatapan Shenka yang khawatir. Christ kemudian jongkok sebentar untuk mengambil pemantik apinya yang tadi terjatuh dari saku celananya.

Shenka memperhatikan Christ dengan seksama. Dia begitu terkejut saat melihat pemantik api itu. Dada Shenka tiba tiba menjadi sesak. Dia menarik napas sambil membungkam mulutnya sendiri. Sambil terbata bata, dia bertanya pada Christ, “Itu…itu…dari mana kau mendapatkannya?” Mata Shenka mulai terasa panas dan dadanya bertambah sesak.

“Bukankah kau sendiri yang memberikannya untukku sebelum menghilang ke Amerika,” kata Christ santai.

Mata Shenka berkaca kaca. Dia menggelengkan kepalanya. Dengan terbata bata dia berkata, “Jadi…kau…”

“Iya. Aku yang menolongmu dulu. Dulu sekali. Dan bahkan sampai sekarang kau belum sepatah katapun ucapan terima kasih keluar dari mulutmu. Pergi begitu saja. Membuatku bertambah cemas. Katanya kau trauma, tapi sepertinya tidak seperti itu dimataku,” kata Christ sedikit emosi.

Shenka benar benar terguncang. Dia duduk terjatuh sambil terisak. Christ kebingungan melihatnya begitu. Christ mendekatinya. Memandangi Shenka yang duduk ditanah sambil menangis terisak.

“Maafkan aku,” kata Shenka lirih hampir tak terdengar.

“Ah sudahlah. Tidak apa apa. Toh kamu juga tidak tahu.”

“Tapi…seharusnya aku mencarimu. Mencarimu sampai ketemu dan mengucapkan terima kasih. Bukannya malah pergi tanpa berkata sepatah katapun kepadamu.”

“Kau sudah mengatakan beberapa kata, bahkan beberapa kalimat. Lewat note dan sebotol anggur merah, ingat?” tanya Christ sambil berkerut dahi. “Hanya saja…kau tidak pernah mencariku.” Christ menghela napas, seperti menyesali sesuatu.

Tiba tiba tangis Shenka bertambah hebat. “Aku sungguh sungguh minta maaf. Aku benar benar tidak tahu berterima kasih.”

Tangisan itu semakin hebat sampai Shenka tidak bisa berkata kata lagi. Hanya terdengar isakannya. Christ kasihan melihatnya. Wanita yang selama ini diam diam disimpannya rapi rapi didalam hati, menangis didepannya. Christ memeluk Shenka tiba tiba. Dia tidak tahan melihat Shenka menangis seperti itu. Dalam pelukannya, Shenka tidak memberi perlawanan sama sekali. Dia tetap saja menangis didada Christ. Tapi kali ini Christ merasa lebih tenang, entah kenapa. Hatinya sedikit merasa gembira. Pelan pelan Christ tersenyum. Dan kemudian dia berkata, “Sudah…jangan seperti ini. Kau menangis didadaku seperti anak kecil. Kita sama sama bersalah. Apakah kau mau memaafkanku sekarang?”

Shenka mengangkat kepalanya menjauh dari dada Christ. Sambil cemberut dia berkata, “Dasar memanfaatkan situasi. Mana bisa disamakan?” Shenka sedikit tersenyum melihat wajah Christ yang melongo. “Tapi bagaimana pun juga, aku yang paling bersalah.” Shenka tertunduk dalam.

Tiba tiba Christ memeluknya lagi. Kali ini lebih erat dari pada yang sebelumnya. Shenka sedikit bingung, tapi dia tidak ada keinginan untuk lepas dari pelukan Christ. Sambil memeluk Shenka, dia berkata, “Semua itu tidak penting. Yang penting aku harus selalu ada didekatmu. Dengan begitu aku baru bisa tenang. Biarkan aku istirahat sebentar, karena selama ini aku mencarimu kemana mana hanya karena ingin melihatmu langsung. Tapi kau begitu sulit dicari. Hampir seperti mimpi aku menemukanmu. Kalaupun itu mimpi, biarkanlah sekarang aku bermimpi indah. Memelukmu dan selalu melindungimu. Melihat bagian belakang tubuhmu dan memastikan kau akan selalu tersenyum. Maaf karena sudah membuatmu kecewa hari ini. Maaf juga karena sudah membiarkanmu menangis saat ini. Aku mohon…biarkan aku bermimpi. Jangan bangunkan aku dengan mengusirku. Paling tidak biarkan aku dibelakangmu.”

“Iya,” kata Shenka pelan tapi terdengar oleh Christ.

Christ tersenyum. Kali ini dia benar benar lega. Christ tertawa kecil. Christ mempererat pelukannya. “Terima kasih Shenka,” kata Christ pelan.

Entah apa yang ada dipikiran orang lain jika melihat mereka berdua berpelukan erat seperti itu. Tapi Shenka merasa tidak keberatan dipeluk Christ seperti itu. Bahkan dia tidak ingin melepaskannya. Ada perasaan lega dan gembira. Akhirnya dia bertemu orang yang telah menyelamatkannya beberapa tahun lalu. Bukannya Shenka tidak mencari Christ, tapi keluarganyalah yang berhasil meyakinkannya bahwa suatu hari nanti mereka akan mempertemukan penyelamatnya secara langsung. Masih dalam pelukan Christ yang mulai menghangatkan tubuh Shenka, dia teringat kata kata Shin Yang lima bulan yang lalu saat dia tiba di Seoul pertama kali setelah hampir enam tahun di Amerika dan lima tahun di Inggris.

*****

Waktu itu, lima bulan yang lalu, Yang Mulia Paduka Park Shin Yang menjemput secara pribadi Shenka dibandara. Shenka sempat tersanjung. Pasalnya, kakaknya yang sudah dinobatkan sebagai Raja Kecil masih meluangkan waktu untuk menjemputnya.

“Wah…kau sekarang sudah jadi wanita. Tapi begitu kurus,” kata Shin Yang cemberut.

“Salam buat Bai Ya Park Shin Yang.” Sapa Shenka sambil menundukkan kepala.

“Sssttt…jangan begini. Banyak orang.”

Shenka tertawa terkekeh, “Bei Ya…heeehhh…ayo kita pulang. Sudah lama tidak pulang. Bagaimana kabar semuanya?”

“Baik semuanya. Yang jelas mereka kangen sekali. Dan satu hal…” kalimat Shin Yang terputus.

“Apa? Apa yang satu hal?” tanya Shenka penasaran.

“Tunggu saja sampai kau ulang tahun okay.” Shin Yang tersenyum penuh misteri.

*****

“Jadi ini yang dimaksud Bei Ya Park dengan sesuatu itu. Mengirim Christ berada disisiku untuk selalu melindungiku,” gumam Shenka pelan.

“Apa yang kau katakan?” tanya Christ tiba tiba membuyarkan lamunan Shenka.

“Tidak. Kau tidak mengatakan apa apa,” kata Shenka sambil menggelengkan kepalanya.

“Apakah kau merasa nyaman dalam pelukanku?”

Shenka tiba tiba saja tersadar. Entah sudah berapa lama mereka berpelukan. dia cepat cepat melepaskan dirinya dari pelukan Christ. “Memangnya kenapa?” katanya sambil melotot kearah Christ.

“Heehhh…dadaku sudah kepanasan dan tanganku sudah pegal pegal tahu!” kata Christ sambil memonyongkan mulutnya.

“Chh…siapa yang memeluk duluan?” bentak Shenka.

“Tapi…kau mau khan…” tiba tiba Christ tersenyum nakal.

Shenka mendengus. Ada rasa malu bercampur jengkel, “Sudahlah.” Lalu dia bangun untuk berdiri. Yang kemudian disusul oleh Christ.

“Sudah sudah. Kalian bertengkar terus dari tadi Paman perhatikan. Tadi sudah berpelukan, kenapa sekarang bertengkar lagi ha,” kata Paman Kim tiba tiba mengejutkan mereka berdua.

“Paman tadi melihat ya?” tanya Shenka dan Christ bersamaan.

“Bagaimana tidak melihatnya, dari tadi Paman memperhatikan tingkah laku kalian. Sudahlah Ma Ma…mohon maafkan Christ. Dia memang salah besar hari ini. Dan dia sudah minta maafkan?”

“Sudah,” kata Shenka singkat sambil menundukkan kepala.

“Lihat itu matamu. Sini biar aku usap sebentar. Nanti Hwang-ssi bisa mengintrograsiku habis habisan,” kata Christ sambil melangkah mendekati Shenka. Tangannya dengan halus mengusap mata Shenka yang masih ada sisa sisa air mata. Christ tersenyum. Kali ini senyumnya penuh arti.

Shenka tidak mencegah Christ melakukan itu. Entahlah. dia hanya ingin Christ ada didekatnya. Tidak lagi menyakiti hati Christ. Satu kenyataan yang baru saja didengarnya, membuatnya lebih sabar menyikapi Christ. Hatinya begitu gembira, ternyata orang yang menyelamatkan dirinya adalah Christ. Hatinya bagaikan tersiram air dingin melihat Christ tersenyum. Shenka terdiam. Matanya berkaca kaca. Dan dia memeluk Christ erat. Kali ini Shenka yang memeluk Christ. Dia menangis sejadi jadinya dipundak Christ. Christ sempat bingung sesaat, tapi kemudian Christ sudah bisa mengatasinya. Christ membalas pelukan Shenka dengan melingkarkan kedua tangannya dileher Shenka.

“Maafkan aku selama ini tidak mencarimu. Aku…aku…aku…” Shenka menangis tambah hebat dipundak Christ.

Christ tersenyum mendengar ucapan Shenka barusan. Dia menarik Shenka lepas dari pelukannya, dan berkata, “Asal kau ijinkan aku untuk selalu menjagamu, itu sudah cukup. Jangan membuatku mati penasaran lagi okay.” Christ tersenyum. Hatinya tiba tiba ingin mencium bibir Shenka. Sangat ingin sampai napasnya pelan pelan memburu. Tapi diurungkannya keinginan itu. Christ kembali tersenyum. Dia menghela napas kembali seraya berkata, “Sudah…jangan menangis lagi. Matamu sudah bengkak. Nanti bagaimana aku harus menjawab pertanyaan yang bertubi tubi dari Hwang-ssi?”

“He eh …” jawab Shenka sambil menganggukkan kepala.

Kemudian mereka berdua berjalan menuju pintu utama istana. Berjalan berdekatan sambil tersenyum satu sama lain. Paman Kim yang memperhatikan mereka berdua ikut tersenyum. Ada rasa heran dalam hati Paman Kim terhadap mereka berdua. Sepertinya mereka tertarik satu sama lain pikiran Paman Kim menebak nebak sambil berjalan dibelakang mereka berdua. Berarti perasaan Christ tidak bertepuk sebelah tangan. “Hanya dengan kesabaran yang besar, Christ pasti bisa mendapatkan hati Goong Ojoo Ma Ma. Dengan begitu Seong Junna akan tergantikan. Baguslah kalau begitu,” gumam Paman Kim pelan sekali.

… to be continue …

Saturday, March 21, 2009

John Hoon Secret Diary - 20 Maret 2009

..credit to wa100Jh...



Tentang Membership di johnhoon.com



Udah masuk tahun ke-4 sejak pertama kali dibentuk tahun 2006 lalu. Pernah ikut jadi member pas tahun pertama sama tahun kedua, tapi tahun kemarin nggak memperpanjang. Banyak faktor sich, terutama kerjaanku yang tahun kemarin menjauhkanku dari internet penuh selama 1 tahun =( selain itu, aku juga dapat bocoran kalau Jeong Hoon bakalan punya jejaring sosial yang bisa diakses FREE oleh fansnya. Dan bener ternyata. Dia milih Amoeba, jejaring lokal ( Jepang ) yang lagi booming disana. Banyak artis yang join juga. Tapi sayang, ternyata itu cuma bertahan beberapa bulan doang, Awal tahun ini udah mati suri *hicks* Soalnya di Jepang trend nya udah ganti. Mereka sekarang lagi heboh sms dari artis. Jadi Jeong Hoon ikut layanan premium sms, dan kalau kamu mau dapat sms langsung dari Jeong Hoon kamu harus daftar. Hanya untuk domestik doang!

Jadi member johnhoon.com benar benar exclusive!!! Selain dapat ID, juga dpt akses ke forum yang amat sangat up-date tentang Jeong Hoon. Belum lagi setiap minggu kita bisa baca message dari Jeong Hoon plus beberapa foto yang gak pernah direlease. Tapi jadi member johnhoon.com juga berat. Seperti tipikal orang Jepang yang memegang teguh privasi dan hak cipta, maka kita sebagai member dilarang membocorkan keluar APAPUN!!! Y a foto, ya message message Jeong Hoon, ya rencana kalender event-nya Jeong Hoon. TOP CLASIFFIED!!! Jadi kita jadinya jaim dan gak mau share. Padahal nggak pengin seperti itu. Tapi harus menjadi seperti itu. Sempat stress dan protest waktu itu aku. Tapi temenku bilang, stay cool lah, toh itu juga buat ngelindungi privasi dan hasil karyanya Jeong Hoon. Well...tapi emang, selama aku ada di Tokyo, Kitakyushu, Sapporo, jarang banget liat barang bajakan dijual disana. Bahkan ada bantal dengan gambar muka Jeong Hoon, dibawahnya ada tulisan 'under lisensi of cross one' pantes aja muahal muahal. Kalau kita bilang DVD disini mahal, padahal harganya 100rb - 175rb, di Jepang DVD 300rb bboooo' karena semuanya under lisensi. Sumpit aja sepasang 25 - 35 rb. Makanannya? Nasi bungkus ato yang biasa kita kenal dengan 'bento' paling murah 50 rb. Jadi kalau bento bento disini murah, itu karena ingredients-nya jauh banget alias gak sama blas dengan originalnya ha ha ha

Ada yang tertarik mau jadi member johnhoon.com?!? Udah telat!!! Ntar nunggu tahun depan aja ya. Biasanya Nov mereka udah pasang pengumuman, Jan mulai buka pendaftaran, ditutup Maret. Jadi April udah ada daftar member member baru. Valid through '1 year' only *smile*

Friday, March 20, 2009

Always With You - Kim Jeong Hoon Goods

http://lookkorea.jp/shop/shop_detail.html?id=299



Barang barang ini dijual pas perayaan ultah Jeong Hoon Feb lalu. Tapi kalau kalian mau beli lewat LOOKKOREA juga bisa.

Macam macam barangnya antara lain :
01. Clear File ( 5 set ) 2000 Yen



02. Mini Album Foto 2000 Yen



03. CD Case 2000 Yen



04. Mouse Pad 1000 Yen



05. T-Shirt 2500 Yen



06. Bromide 3500 Yen




07. Foto ( 5 lbr + postcard ) 1500 Yen

√John-Hoon







Setiap tanggal 5 dan 20, aku akan meng-upload lima gambar dari √John-Hoon sampai nanti halaman terakhir. Aku tahu ini bakalan lama, tapi memang seharusnya khan begitu. Soalnya aku nggak mau dibilang melanggar hak cipta Jeong Hoon. Jadi harap sabar ya bagi yang belum punya bukunya *smile* juga mohon maaf kalau hasilnya jelek, soalnya aku sayang kalau musti melipat bukunya sewaktu aku men-scan-nya hi hi hi selamat menikmati =^.*=
Every 5th and 20th of month, I will upload 5 pictures from √John-Hoon until the last page. I know it will take so so long, but actually it is to be that way right. Cause I don't want to break Jeong Hoon's copy right of the book. So please be patience for everyone who don't have the book *smile* I'm really sorry too if the pictures result is not good enough, cause it is too pity to folded the book when I go scan on it hi hi hi enjoy it =^.*=

Wednesday, March 18, 2009

ジョンフン (John Hoon) Japan Fanmeeting 2008

Tayangan ini disiarin sama Lala TV tgl 15 Maret kemarin. Thanks a lot for shiro81may

Tuesday, March 17, 2009

Bokuranari No Uta - John Hoon



Song Writer: Koji Katsura
Composer: JUNKOO
Singer: John-Hoon




...video credit to taohuapple...

Waktunya ngebahas lagu ketiga didalam mini album John Hoon yang pertama 'Sirius' yaitu Bokuranari No Uta ato bahasa Inggrisnya Our Song. Tapi ada juga yang bilang Our Poem, soalnya kata 'Uta' ditulisnya pakai huruf kanji yang artinya Poem, bukan 'Uta' yang secara harfiah Jepang yang artinya Lagu. Seperti yang udah kamu tahu, mini album ini direlease pertama kali tanggal 25 Oct 2006. Didalam mini album ini ada lima lagu, yaitu :

01. Sirius
02. Always And Never
03. Bokuranari No Toki
04. I'm Sorry
05. Still Believe

Lagu inilah yang menjadi favorite banyak fans setelah Still Believe yang melankolis mendayu dayu *giggling* Terutama fans Jepang, soalnya, syair lagu ini bentuknya mirip seperti puisi. Jadi jika nanti kalian baca terjemahan Inggris ato Indonesianya kok rada nggak nyambung, ya gara gara itu, bahasa yang ditulis adalah kiasan. Selain itu lagu ini menjadi lagu penutup untuk serial Goong pas saat tayang di Jepang ( Love In Palace). Langsung membuat John Hoon melejit dikenal byk publik Jepang. Termasuk Ibu Ibu he he he

Download lagunya dibawah ini :

http://www.4shared.com/file/87746853/603b9aad/03_bokura_nari_no_toki.html

Download instrumentnya dibawah ini :

http://www.4shared.com/file/87748808/6a41c053/08_bokura_nari_no_toki__Instrumental_.html


Sekarang lyric-nya...musti ngucapin banyak banyak terima kasih sama spacebunnygirl ohmyhoon untuk Inggris & Romanji, dan CKS KJHIndonesia untuk Indonesianya


Bokuranari no Uta

Yogoreta Grafitti yubi de tadoreba
kioku wa mune ni asenu mama

Yureru Dandelion toki ni tobanu you
massugu hizashi miageteru

Kaze... Kumo... Sora... Doko e
Bokura wo hakoubu no darou
The answer must be in my hand
Takadaka to kakageyou shizuka na chikai

Time goes on
Hanabira hiraku youni tori ga habataku you ni
dare no mono ja nai ima wo uta ou

Believe idaita tsuyosa dake todoku asu ga aru kitto kanaete ikou
kanadenagara bokura nari no uta

Yuunagi Gradation nijimu kanata ni
yoake wa iki wo hisometeru

Umareiku kisetsu to tomo ni sodateyou
Kasukana akashi memoku mono

Machi... Kigi... Asa... Itsumo
Katari kaketeru SIGN
The answer must be here and there
Kokoro goto tsumaseyou hatenai hibiki

Here we go
Hi ga mata noboru youni tsuki ga kagayaku youni
Sagashi motometeku hikari sasubashou

Truth mogaita ashi ato ga hokori ni naru kara
kakkou tsukezu sasagou
Arinomama no bokura nari no uta

Let's sing the way we are
owarinaki Days Kimi to egakou
Oh every smiles and every tears subete wo

Time goes on
soshite Kimi ga soko ni soshite Boku ga koko ni
meguri meguri au kiseki no naka de

Believe deaeta guzen wo unmei to yobou
ryoute hanasanu mama omoi tsunageyou

Here we go
Hi ga mata noboru youni tsuki ga kagayakuyouni
sagashi motometeku hikari sasubashou

Truth mogaita ashi ato ga hokori ni naru kara
kakkou tsukezu sasagou
Arinomama no bokura nari no uta


Our Song

If you trace the graffiti stain with your finger
of fading memories in my heart

Swaying dandelions spring forth
looking straight up towards the sunlight

Wind - clouds - sky -
Where will they convey us to?
The answer must be in my hand
Quiet vows lifted so high


Time goes on
It's like fireworks unfolding
It's like birds flapping their wings
A song that belongs to no one

Believe Just hold on tight, Reaching for tomorrow
we'll surely go while playing music
Like our song

In the evening calm the gradation of a rainbow is holding it's
breath going towards the dawn.

The season being born - we'll bring it in together
A memo of faint proof

Streets - trees - morning - always
discussing signs
The answer must be here and there
Every heart has a clear unending resonance

Here we go
It's like the sun rising again
It's like the moon shining
Searching and requesting shining to the place we belong

Truth - Struggling through footprints becoming covered in dust
While putting on a prideful act
As it is - Our song

Let's sing the way we are
If you paint everlasting days
Oh every smiles and every tears - All of it.

Time goes on
And then you are there
And then I am here
Travelling - Meeting within a miracle

Believe A coincidental meeting when destiny calls
Let go of both hands like that and hopes will tie together

Here we go
It's like the sun rising again
It's like the moon shining
Searching and requesting shining to the place we belong

Truth - Struggling through footprints becoming covered in dust
While putting on a prideful act
As it is - Our song


Lagu Kita

Jika kau mencoba mengotori dengan jarimu
grafiti tentang kenangan kenangan yang mulai memudar dari hatiku

Lambaian terus menerus dandelions dimusim semi
Melihat tegak keatas kearah matahari

Angin - Awan - Langit
Kemana mereka akan membawa kita?
Jawabannya seharusnya ada ditanganku
Janji Janji sederhana mengangkat kita tinggi

Waktu berlalu
Itu seperti kembang api yang membentang
Itu seperti burung burung mengepakkan sayap sayap mereka
Sebuah lagu yang bukan milik siapapun

Percaya
Pegangan yang kuat, untuk mencapai hari esok
Kita pasti akan mencapainya sambil memainkan musik
Musik seperti lagu kita

Disore hari gradasi pelangi menampakkan diri
Menandakan akan turunnya senja

Musim telah lahir - kita akan melaluinya bersama sama
Sebuah memo sebagai bukti kuat

Jalan - Pohon pohon - Pagi hari
Selalu memberikan pertanda
Jawabannya seharusnya ada disini dan disana
Sebuah hati selalu memiliki irama jernih yang tiada henti

Disinilah kita
Ini seperti matahari terbit kembali
Ini seperti bulan bersinar terang
Mencari dan meminta untuk menerangi tempat milik kita bersama

Kebenaran
Berjuang melalui jejak jejak kaki yang tercetak diatas debu
Dimana kebanggaan diri ada diantaranya

Seperti itulah - lagu kita

Mari kita menyanyi dengan cara kita sendiri
Jika kau menggambar setiap hari tanpa henti
Ohh setiap senyuman dan setiap air mana - semuanya

Waktu berjalan
Lalu kaun disana
Dan aku disini
Bertravelling - bertemu dalam suatu keajaiban

Percaya
Pertemuan rahasia yang dirancang takdir
Mari kita berjalan bersama dan berharap kedua tangan kita akan menyatu erat


Secuplik komentar dari Wilson Yeo - Tracks 3, “Bokuranari no Uta” (Our Song) is R&B power ballads which John-Hoon handles with ease. It goes easy on the ear with their strong, rhythmic bass lines. “Bokunari no Uta”, particularly, has an addictive melody line in a minor key that will make you put it on endless repeat on your MP3 or CD player.

Saturday, March 14, 2009

Wednesday, March 11, 2009

ジョンフン流



Finally...all overseas fans can buy the new books *smile* You can pre-order at HMV starting now...

John-hoonプライベートブック 「ジョンフン流」
Nippon Ai ni Ikuyo: Thai Edition
Regular price (tax inc.) : ¥2,500
This version issued : 27 Apr 2009

Tuesday, March 10, 2009

Perhaps This Is Life 11



Sementara itu Christ yang masih duduk semeja dengan Chalice dan ayahnya, tidak menyadari kalau Shenka sudah meninggalkan gedung itu.

“Uppa!” panggil Chalice manja kearah Christ.

“Ya…”

“Uppa…aku khan baru selesai kuliah. Kau antar aku jalan jalan yach. Sudah lama tidak pulang Seoul, rasanya kangen. Emmm…aku lihat ada beberapa yang berubah.”

“Nanti aku carikan waktu yang pas. Aku baru saja masuk kerja ditempat baru. Jadi mungkin agak sulit,” jelas Christ sambil meneguk air putih dari gelas kristal bening.

“Christ…kenapa kau tidak masuk diperusahaan ayahmu sendiri? Atau paling tidak, kau bisa bekerja ditempatku,” kata Shin Hyun Joo, ayah Chalice.

“Benar ayah. Kenapa harus susah susah kerja diluar. Apalagi sebagai pengawal anggota kerajaan,” kata Chalice cemberut.

“Tapi aku suka. Bukankah itu yang terpenting?” tanya Christ sambil tersenyum kearah Chalice.

“Putri Park pasti cantik khan?”

“Dari dulu dia cantik. Bukankah aku dari dulu sudah bilang kekamu?” tanya Christ sambil tersenyum nakal.

“Lee Uppa…tidak sungguh sungguh khan? Maksudku…umm…hanya kagum, bukannya cinta khan?” tanya Chalice menyelidik.

Christ hanya tertawa kecil. Kemudian dia mengerutkan dahi, “Sampai sekarang sih belum ada apa apa. Tapi memang harus aku akui, aku memang kangum dengannya. Bukan karena dia cantik, tapi karena pendiriannya.”

“Pantas saja dari dulu tidak pernah pergi kencan denganku. Ternyata ada seorang Park Shenka dihati Lee Uppa,” kata Chalice diikuti tarikan nafas yang berat seolah olah menyesali sesuatu.

“Tenang aja adikku sayang. Kau akan tahu jika aku benar benar serius dengannya. Dia seorang putri. Aku harus mempertimbangkan banyak hal,” kata Christ diikutu tawa renyah.

Sementara itu Chalice sibuk memainkan tangannya diatas meja sambil cemberut, Christ tersenyum tapi ada rasa bersalah didalam hatinya. Bukannya Christ tidak tahu kalau Chalice berharap lebih dari sekedar persaudaraan diantara mereka. Tapi Christ benar benar tidak bisa memberi lebih dari pada seorang adik terhadap Chalice. Entah berapa banyak pria yang Chalice tolak, dengan berbagai macam alasan walaupun Christ sudah mendorongnya agar memiliki seorang pacar, tetap saja dia bersikukuh untuk menjomblo.

Christ kadang bingung melihat keadaan ini. Sewaktu Chalice memutuskan untuk kuliah di Inggris, ada rasa lega yang menghinggapinya. Paling tidak Chalice bisa mandiri. Dan Christ pun bisa tenang menjalankan wajib militernya. Hari hari tanpa Chalice memang sempat membuat Christ merasa kesepian. Tapi hari hari itulah yang kemudian membuatnya bertekat bulat untuk mengambil pendidikan di Departemen Luar Negeri yang sempat ditentang oleh keluarga besarnya. Terutama ayahnya, Lee Dae Jin. Hampir saja dia dianggap anak durhaka karena menolak bekerja pada perusahaan keluarga.

Saat itu musim gugur, kira kira 11 tahun yang lalu, saat Christ baru saja menyelesaikan tahun ketiga pendidikannya di Departemen Luar Negeri, dia mendapat tugas survei diperbatasan Korea dan Korea Utara. Pada saat itu, sedang terjadi pertentangan hebat dalam keluarganya. Sang ayah yang diktator menghendaki Christ keluar dari pendidikannya dan menduduki posisi wakil direktur utama. Tapi Christ menolaknya. Hanya karena kakak pertama Christ seorang wanita, Lee Choon Hyang, ayahnya tidak ingin mewariskan perusahaan kepada kakaknya. Sementara adiknya, Lee Hee, masih terlalu muda untuk memegang perusahaan sebesar Dae Motor. Akhirnya Christ berangkat keperbatasan dengan hati yang amburadol, pikirannya berkecamuk tak karuan.

Saat sampai di camp, ternyata hanya ada tiga orang yang bertugas. Christ mendapat tugas untuk melaporkan perkembangan keadaan diperbatasan. Memasuki hari kedua disana, tiba tiba camp menjadi hiruk pikuk oleh suara suara kebingungan dari teman temannya. Samar samar Christ mendengarkan percakapan mereka. Ada seorang wanita yang terjatuh dari jembatan yang melintasi sungai dibelakang camp dan tidak seorang pun yang bisa berenang untuk menolong wanita itu. Christ memberanikan diri untuk menawarkan pertolongan.

Tak lama mereka sampai ditepi sungai itu. Wanita itu berteriak teriak minta tolong, tapi dari empat orang yang sudah ada disitu tidak ada yang berani terjun kesungai yang hampir membeku tersebut, karena tidak ada yang bisa berenang.

Tanpa berpikir panjang, Christ langsung terjun kesungai. Berenang ketengah. Air sungai yang hampir beku itu telah memati rasakan kakinya. Pada saat yang tepat, Christ meraih tangan wanita itu. Sekejap mata mereka bertatapan. “Mata yang bening,” batin Christ dalam hati. Satu kata yang keluar dari wanita itu sebelum dia pingsan dalam pelukan Christ … terima kasih … Christ membawanya berenang ke tepi. Dan langsung disambut orang orang yang ada disitu. Kaki Christ mati rasa. Dia tidak bisa bergerak, hanya merebahkan diri ditepi sungai yang berbatu batu kecil itu, untuk membiarkan aliran darahnya kembali berjalan normal guna menghangatkan kembali suhu tubuhnya.

Selang beberapa saat, seseorang datang kearah Christ menanyakan keadaannya. Kemudian pemuda itu memapah Christ. “Terima kasih atas keberanian anda tadi untuk menolong adik saya,” katanya sambil memapah Christ.

“Apakah dia baik baik saja?” tanya Christ penasaran. Sampai saat itu Christ belum bertemu dengan wanita yang tadi ditolongnya.

Seseorang menghampiri mereka berdua dan memberitahu bahwa ambulance telah tiba. Pemuda itu mendudukkan Christ diberanda camp. Dia melihat kearah Christ sesaat, kemudian berkata, “Sekali lagi terima kasih. Kami tidak bisa membalas kebaikan anda tadi.” Kemudian dia mengulurkan tangannya, lalu menyebut namanya, “Park Shin Yang.” Dan dia berlalu menuju ambulance yang sirenanya meraung raung keras.

“Tunggu sebentar!” seru Christ.

Pemuda itu menoleh, “Iya…ada apa?” tanyanya.

“Mohon ijinkan aku bertemu dengan nona tadi.”

“Apakah kau kuat untuk berjalan? Ah sudahlah…mari aku bantu berjalan,” kata Shin Yang sambil tersenyum.

Pelan pelan mereka menuju ambulance. Nampak wanita yang tadi ditolong Christ masih belum sadarkan diri. Sekarang ada lebih banyak orang ditempat itu tiba tiba. Tidak kurang dari 20 orang.

Dua orang menghampiri Christ dan Shin Yang. “Biar saya bantu Pak,” kata laki laki setengah baya pada Shin Yang.

“Oh…iya. Shenka bagaimana?” tanya Shin Yang.

“Semuanya sudah normal. Hanya saja belum sadarkan diri,” Jelasnya.

“Bolehkah aku melihatnya sekarang?” pinta Christ.

“Oh tentu tentu. Ayo,” kata Shin Yang.

Mereka berjalan mendekati ambulance. Sudah ada dua dokter dan dua suster. “Cepat sekali mereka datang,” batin Christ terheran heran. Sampai didepan ambulance, Christ melihat wanita yang tadi ditolongnya. Masih terlihat pucat dan belum sadarkan diri.

“Silahkan,” kata Shin Yang mempersilahkan Christ untuk duduk didekat wanita itu. “Mohon tinggalkan kami berdua sebentar,” pinta Shin Yang kepada orang orang yang ada disekeliling mereka.

Tak lama tinggal Christ dan Shin Yang, sama sama melihat kearah wanita yang terbaring dikasur tandu didalam ambulance. Christ tertegun. Dengan wajah pucat, masih terlihat wajah manis yang tertangkap oleh mata Christ. Wanita itu terlihat begitu lemah, membuat setiap orang ingin melindunginya.

Sambil tersenyum, Shin Yang berkata, “Dia adikku. Namanya Park Shenka. Hari ini rencananya kita berdua akan berkemah. Saat bersepeda diatas jembatan, kami tidak tahu kalau ada kayu yang lapuk. Saat itulah dia jatuh kesungai.”

“Begitu rupanya kejadiannya,” kata Christ tertegun melihat wanita yang ditolongnya, yang masih saja tak sadarkan diri. “Dia lumayan manis saat tidur seperti ini. Jadi namanya Park Shenka,” gumam Christ pelan.

“Kami harus bawa dia ke rumah sakit terdekat. Ikutlah dengan kami, sekalian periksakan dirimu. Aku sedikit cemas tadi melihatmu terbaring ditepi sungai,” kata Shin Yang.

*******

Kejadian singkat itulah yang mempertemukan Christ dengan Shenka untuk pertama kalinya. Kejadian itu sudah 11 tahun yang lalu. Dari dulu sampai sekarang Shenka tetaplah seorang yang penuh tanda tanya bagi Christ.

Begitu ambulance berangkat ke rumah sakit, begitu pula Shenka menghilang dari Christ. Pagi hari setelah kejadian itu, Christ berusaha untuk menjenguknya, tetapi dia sudah meninggalkan rumah sakit itu pagi pagi buta. Entah datangnya dari mana, tiba tiba ada rasa sesuatu yang hilang dalam hati Christ. Keinginannya untuk menemui Shenka begitu besar, sampai Christ rela mengayuh sepeda 25 km.

Sampai pada suatu hari, saat Christ sudah kembali ke Seoul, dia menerima bingkisan berisi sebotol anggur merah dan sebotol champagne dihiasi beberapa mawar orange disertai sebuah note kecil.

…Saya mohon maaf kalau sampai saat ini belum bisa bertemu dengan anda untuk mengucapkan terima kasih secara pribadi atas keberanian anda untuk menolong saya. Saya akan benar benar usahakan untuk bertemu. Salam hangat…Park Shenka…

Sampai dengan detik itu tidak terlintas sedikitpun dalam benak Christ siapa sesungguhnya Park Shenka itu. Sampai akhirnya ada undangan makan malam dari Istana Utama kediaman keluarga kerajaan Park. Saat itu Christ masih bingung, atas dasar apa mereka mengundangnya datang ke istana untuk menghadiri jamuan makan malam itu. Tapi Christ tetap datang, karena dia penasaran.

Saat menjejakkan kaki keluar dari taxi yang ditumpanginya, Christ baru menyadari bahwa yang telah dia selamatkan beberapa minggu yang lalu ternyata anggota keluarga kerajaan. Nampak Shin Yang menyambut Christ dipintu halaman depan. Dengan senyum lebarnya yang berlesung pipit, Shin Yang berjalan kearah Christ.

“Apa kabar?” sapa Shin Yang.

“Baik.”

“Silahkan anggap seperti rumah sendiri,” kata Shin Yang sambil tertawa, “Tapi rumah yang besar sekali tentunya.”

“Iya. Saya harus memanggil anda apa?” tanya Christ mengejutkan Shin Yang.

Shin Yang berhenti sebentar, “Hah…yah…yah…kau benar Christ. Christ Lee You bukan?”

“Benar.”

“Panggil saja Shin Yang. Aku lebih tua lima tahun darimu. Dan aku akan memanggilmu Christ saja.”

“Tapi…”

“Panggil A Ge Junna (gelar pangeran pewaris tahta utama) untuk acara acara formal. Contohnya sebentar lagi. Kau akan makan bersama keluarga besarku. Kami tidak tahu bagaimana cara yang pantas untuk mengungkapkan rasa terima kasih kami padamu,” kata Shin Yang sambil menepuk bahu Christ. “Jadi cobalah untuk relaks ok. Yang tegang harusnya kami sekeluarga. Apakah nanti semuanya proper dengan seleramu.”

“Anda tidak perlu begitu.”

“Ayo cepat masuk. Jangan biarkan yang tua tua menunggu kita lebih lama lagi,” kata Shin Yang melangkah masuk.

Menyusuri tembok tembok yang kokoh warna abu abu. Atmosfir udara terasa lebih dingin dan sedikit lembab. Sampai dipintu kayu besar yang kokoh berwarna coklat tua, sudah berdiri seseorang yang kemudian memberi salam pada mereka berdua. Memasuki ruangan yang begitu kentara bergaya klasik Korea, jauh dari bayangan Christ yang mengira akan menemukan nuansa Eropa klasik jaman Raja Louise XVI, yang biasa terdapat didalam rumah rumah para bangsawan. Memang benar kata Shin Yang, ruangan demi ruangan tidak mengesankan seperti sebuah istana, melainkan seperti rumah besar berinterior Jepang – Korea dengan space space luas minim hiasan dan berkesan nyaman.

Saat memasuki ruang makan, ada kesan lain. Sebab kali ini interiornya lebih modern dengan meja panjang banyak kursi model Renaissance. Semua orang yang sudah ada diruangan itu menoleh kearah mereka berdua, kemudian Shin Yang memberi salam pada seorang pria yang sudah tua. Dan kali ini Christ mengenalinya. Dialah Raja Kecil Park Jin Young.

“Silahkan. Anda Christ Lee You bukan, putra pengusaha Lee Dae Jin?” tanya Raja Park.

“Benar.” Jawab Christ singkat.

“Mari aku kenalkan satu satu dengan keluargaku,” kata Shin Yang singkat.

Tidak lama kemudian Christ bergiliran menjabat tangan tangan yang wajahnya masih asing dalam benaknya. Orang yang dari tadi dicarinya tidak kunjung tampak oleh Christ. Setelah selesai acara perkenalan, masing masing duduk dikursi sesuai yang telah ditentukan. Christ duduk diapit oleh Shin Yang disebelah kanan dan Sang Woo disebelah kiri. Sedangkan didepannya sudah duduk tiga wanita cantik walaupun sudah berumur yaitu istri Shin Yang, Han Jung Eun Ge Ma Ma (Istri Putra Mahkota), Ibu Suri (Goong Ma Ma) dan adik dari Raja Park, Park Sol Mi (Geonni Ma Ma). Sementara itu Raja Park duduk diujung meja sebelah kanan dan Permaisuri Kyoko Aikawa yang bergelar Ge Goong Ma Ma duduk diujung meja sebelah kiri.

Setelah duduk dan berusaha untuk tenang, Christ bertanya pada Shin Yang dengan berbisik, “Adik anda…eeeee…Putri Park, dia tidak hadir?”

“Ooo…iya.” Lalu Shin Yang berdiri dan menghadap kearah Christ. Tiba tiba dia memberi hormat pada Christ.

Christ yang terkejut melihat Shin Yang memberinya hormat, langsung berdiri dan memberi hormat balik.

“Sebelumnya kami minta maaf. Park Shenka Goong Ojoo Ma Ma yang seharusnya hadir disini. Tapi kami sekeluarga mohon maaf, karena dia tidak bisa hadir dan secara langsung menyambut anda. Dia sekarang ada di Amerika melanjutkan sekolahnya dan juga therapi. Kejadian itu membuatnya trauma. Itu yang membuat kami semua sedih. Nanti saat yang tepat kami akan membawanya menghadap anda.” Jelas Shin Yang tegas dengan mimik muka serius.

Masih dengan berdiri, Christ menjawab, “Anda semua jangan berlebihan seperti ini. Saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan.”

“Uppa…ajak Lee You-ssi duduk dulu. Kita bicara pelan pelan sambil makan,” kata Sang Woo tiba tiba mencairkan suasana yang rada menegang.

Kemudian Shin Yang dan Christ kembali duduk. Makanan dihidangkan. Percakapan santai pun dimulai. Dari percakapan demi percakapan Christ berusaha menarik kesimpulan. Park Shenka tetap misteri baginya. Tidak ada satupun dari mereka yang menyinggung nyinggung tentang Shenka. Maka Christ memberanikan diri untuk bertanya. “Putri Park…apakah dia baik baik saja?”

Semua langsung terdiam. Semua mata memandang kearah Christ. Kemudian Shin Yang tersenyum. “Dia baik baik saja. Dia sendiri yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke Amerika. Sssssttttt…mungkin dalam beberapa tahun ini dia tidak akan pulang ke Korea. Trauma atas kejadian itu rupanya membekas dalam hatinya. Sebelum berangkat, secara pribadi dia memintaku untuk memberikan ini padamu.” Shin Yang mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya. “Katanya sebagai ucapan terima kasih,” jelas Shin Yang.

Sebuah pemantik api, yang terbuat dari kaca anti gores yang bening sekali seperti kristal.

“Sebenarnya Goong Ojoo kurang tahu apakah kau merokok atau tidak, tapi menurutnya sebuah pemantik api akan selalu berguna untuk saat saat darurat. Dia terinspirasi dari film Cash Away.” Kata Sang Woo dari sebelah kiri Christ.

Dengan menarik napas yang berat, Christ merasa seperti seorang pahlawan bagi keluarga ini. Padahal semua itu tidak perlu. “Terima kasih.” Jawab Christ singkat.

“Suatu hari nanti anda akan bertemu dengan Goong Ojoo,” kata Goong Ma Ma tersenyum.

“Oh iya Lee You-ssi, anda bekerja di Departemen Luar Negeri khan?” tanya Raja Park yang dijawab dengan anggukan oleh Christ. “Mungkin suatu hari nanti anda akan sering bertemu dengan putra putriku,” kata Raja Park dengan senyum misterius.

Christ tidak paham dengan maksud kalimat tadi. Tapi dia tidak mau membahasnya. Alasan dia datang diperjamuan ini adalah bertemu dengan orang yang pernah dia tolong, tapi ternyata orang yang bernama Park Shenka telah pergi meninggalkan negeri ini. “Entah berapa lama aku akan bertemu dengannya lagi,” batin Christ dalam hati.


*****


“Uppa…Lee Uppa!” Chalice memanggil Christ yang sedang melamun.

“Ha…” Christ terkejut karena Chalice menepuk pipinya.

“Lee Uppa…sedang melamun ya? Siapa memangnya?”

“Tidak kok…hanya mengingat sesuatu. Sesuatu yang dulu memotivasiku.”

“A Pa. Lihat Bei Ya Park Shin Yang berjalan kearah sini.” Kata Chalice. Dan tak lama kemudian dia berdiri memberi hormat kepada Bei Ya Park, yang rupanya mendatangi setiap meja untuk mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka. Sebelum naik tahta, Bei Ya Park Shin Yang Ma Ma atau Yang Mulia Paduka Park Shin Yang, bergelar A Ge Junna (putra mahkota), setelah dia naik tahta gelarnya berubah menjadi Bei Ya Ma Ma. Begitu pula gelar untuk Han Jung Eun, sebelum menjadi permaisuri bergelar Ge Ma Ma, setelah naik tahta Ge Goong Ma Ma.

Christ pun ikut berdiri memberi hormat serta selamat. Matanya bertatapan dengan mata Bei Ya Park.

Shin Yang tersenyum, “Apa kabar Christ?”

“Kabar baik Bei Ya Park Shin Yang Ma Ma.”

“Senang bisa bertemu denganmu lagi. Apakah kau sudah bertemu dengan adikku? Atau jangan jangan kau sudah menjadi bagian dari hidupnya?”

“Maksudnya?” tanya Christ heran.

Kemudian Shin Yang mendekat dan berbisik ketelinga Christ, “Semoga kau selalu bisa menjaganya dengan baik. Aku percayakan dia padamu.” Shin Yang menepuk pundak Christ, kemudian sekali lagi memberi hormat pada semua orang dimeja itu sebelum melangkah meninggalkan meja itu menuju meja lainnya.

Sekarang Christ adalah pengawal pribadi Shenka. Sudah beberapa hari ini dia tinggal dikastil Shenka. Sebenarnya Christ sudah bertemu dengan Shenka setelah kembali dari luar negeri. Kira kira tiga bulan yang lalu. Saat itu kebetulan Christ sedang bertugas untuk mengawal Shin Yang untuk sebuah acara amal. Saat itu Christ melihat Shenka dari jarak yang lumayan dekat. Shenka datang bersama Sang Woo. Saat itulah dia benar benar melihat wanita yang 11 tahun lalu dia selamatkan, berjalan dengan anggun, tersenyum manis, melambaikan tangan dengan gemulai, bertutur bahasa dengan santun, dan terdiam penuh perhatian. Waktu itu Christ tidak ada keberanian untuk berbicara dengannya. Dia hanya mengamatinya dari jauh. Mendengar dengan teliti dan sekali kali tersenyum pada Shenka saat mata mereka baradu pandang. Pikiran Christ saat itu bertanya tanya apakah Shenka menaruh rasa penasaran padanya, seperti halnya dirinya. Hatinya benar benar telah dirampas dan terbelenggu selama 11 tahun oleh obsesi Christ sendiri untuk menemukan Shenka. Begitu tawaran dari Ibu Suri atau Goong Ma Ma untuk menjadi pengawal pribadi buat Shenka, Christ tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan. Dua hari dia tidak tertidur memikirkan hari pertemuannya dengan Shenka.

“Uppa…Uppa!!!” teriak Chalice ditelinga Christ. “Kau melamun apa sich? Apa yang dikatakan Bei Ya Park tadi?”

“Tidak. Bukan apa apa kok.” Christ menghela napas berat.

“Uppa…dari tadi kenapa aku tidak melihat majikanmu, Putri Park. Dia dimana memangnya? Tidak mungkin khan kau datang sendiri kesini tanpa dia?” tanya Chalice bertubi tubi.

Christ tersadar akan sesuatu tiba tiba. “Ya Tuhanku!” teriaknya.

“Ada apa Uppa?”

“Aku harus segera kembali sekarang.” Christ berdiri dari kursinya. Setelah memberi salam pada Shin Hyun Joo dan Chalice, dia terburu buru meninggalkan meja. Chalice hanya bisa terbengong melihat Christ meninggalkannya tiba tiba.


*****


Christ berlari lari kecil. Dia telah melakukan kesalahan. Dia menemukan meja yang tadi ditempati Shenka dan Sang Woo telah kosong. Tiba tiba Christ merasa cemas. Dia mengambil handphone-nya dan berusaha menelpon handphone Shenka, tetapi tidak aktif. Lalu dia berlari keluar istana, mencari Paman Kim diparkiran mobil.

“Paman Kim!” panggil Christ setengah berteriak. “Paman Kim masih ada disini? Goong Ojoo Ma Ma dimana?” Christ nampak panik.

“Dia sudah pulang bersama Yeong Junna. Memangnya kau kemana saja? Pantas dia bertampang masam. Baru sadar melakukan kesalahan Christ?”

“Paman Kim…bantu aku untuk menghubungi Yeong Junna,” pinta christ.

Tiba tiba handphone Christ berbunyi dan ternyata Sang Woo. Sang Woo memberitahu untuk menjemput Shenka segera digedung kesenian Seoul.

“Kita pergi sekarang Paman,” kata Christ.

“Tenang saja Christ. Asal dia bersama kakaknya, dia akan baik baik saja,” Paman Kim berusaha mencairkan ketegangan.

Tangan Christ berkeringat dingin. Jantungnya berdetak kencang. Untuk pertama kalinya dia kehilangan orang yang musti dia jaga dalam tugas.



...to be continue...

TV Schedule

...johnhoon.com...




韓タメ!DX which broadcast on February 18th, will Re-broadcast urgent sewer decision!

「韓タメ!DX 30分版」
3月15日 4:03~4:33
http://wwwz.fujitv.co.jp/bangumi/index.html

“The Korea reservoir! DX 30 minute edition”
March 15th 4:03 - 4: 33
http://wwwz.fujitv.co.jp/bangumi/index.html

In addition, no cutting interview which performs by John Hoon


John Hoon will perform at 「ほぼノーカット インタビューズⅢ」too
April 4th 12: 00 - 14: 00
April 12th 10: 00 - 12: 00

Sunday, March 8, 2009

Thursday, March 5, 2009

DVD “THE JOHN-HOON SHOW” No. 9 at Oricon Chart

...credit to Mimi JHSoblo & Orawan Thai Fans...

DVD Cover



Konser John Hoon yang bertajuk The John Hoon Show tgl 09 Nov 2008 yang diadain di International Forum telah direkam dalam bentuk DVD. Dan tgl 04 Maret 2009 kemarin telah resmi direlease. Dan...mendapat ranking No.9 di chart-nya Oricon.

Omedetoo John Hoon-san =)



DVD Music Daily Ranking 03 Maret 2009 :

1位:DECADE プレミアムエディション(完全限定生産)aiko
2位:とってもええぞう いきものがかり
3位:YUKI Concert New Rhythm Tour 2008 YUKI
4位:少年隊 PLAYZONE FINAL 1986~2008 SHOW TIME Hit Series Change(初回生産限定盤)
5位:mihimaLIVE2 at武道館 and mihimaclip3 mihimaru
6位:w-inds. WORKS BEST w-inds.
7位:JUN SHIBATA CONCERT TOUR 2008 月夜PARTY vol.1~しばじゅん、アイスクリームからサニーへ~ 柴田淳
8位:B’z LIVE-GYM Pleasure 2008-GLORY DAYS- B’z
9位:THE JOHN-HOON SHOW John-Hoon
10位:ap bank fes ’08 Bank Band with Great Artists

DVD ini dilengkapi dengan bonus DVD persiapan pas mo konser serta pesan dari John Hoon + booklet foto foto pas konser sebanyak 18 halaman

Cover Booklet



Menurut Mimi-san, yang sudah menerima DVD-nya kemarin, menonton konser DVD John Hoon sangat menenangkan sekaligus menimbulkan senyum kekaguman setiap kali mendengarkan suaranya menyanyikan lagu demi lagu. Bahkan saat mendengarkan pesan dari John Hoon yang ada di disc ke-2 (bonus).

The John Hoon Show sudah pernah dbahas secara spesial dibeberapa majalah Jepang. Karena ini merupakan pencapaian yang besar bagi artis non-Jepang yang masuk kedunia musik Jepang.

Terbit 24/12/2008「HOT CHILI PAPER Vol.50(DVD付)」


Terbit 12/15「WHAT'S IN (ワッツ イン) ? 」Edisi Jan 2009


Terbit 11/29「ARENA 37℃ SPECIAL」Edisi Jan 2009

The Barks Questionnaire

...credit to mimi JHSoblo...

Result of The Barks questionnaire : John Hoon is no. 1 for THE MOST WANTED MATHEMATICS TEACHER WANNA BE!

Some days ago, in the questionnaire survey where music sight BARKS does, the BARKS's reader choose, the result “of the artist who wants teaching study” was announced.

BARKS user questionnaire :
5th "As for the artist who wants teaching study?”
Questionnaire execution period: 2009 January 8th ~ January 14th



Man compilation < comprehensive top 10>

1位:櫻井翔(嵐)
2位:稲葉浩志(B'z)
3位:KREVA
4位:デーモン小暮閣下
5位:John-Hoon
6位:山下智久(NEWS)
7位:坂本龍一
8位:トム・ヨーク(レディオヘッド)
9位:宮本浩次(エレファントカシマシ)
10位:後藤正文(ASIAN KUNG-FU GENERATION)

Top 3 classified by subject:

【数学】1位:John-Hoon、2位:稲葉浩志、3位:櫻井翔
[Mathematical] 1 rank: John-Hoon and 2 rank: Inaba Hiroshi, 3 rank: 櫻井翔

The subject which is wanted teaching :

1 rank: Mathematics,
2 rank: Society,
3 rank: National language
4 rank: English
5 rank: Music
6 rank: The fine arts
7 rank: Physical education
8 rank: Science,
9 rank: Hygiene
10 rank: Home economics

Congratulation John Hoon!!! Mathematics become no.1 subject to study. And John Hoon has selected become No.1 Mathematic Teacher Wanna Be by Barks's reader

Just wondering, if John Hoon becomes THE REAL mathematic teacher for us, can you concentrate on the subject ?!? =P

√John-Hoon

Setiap tanggal 5 dan 20, aku akan meng-upload lima gambar dari √John-Hoon sampai nanti halaman terakhir. Aku tahu ini bakalan lama, tapi memang seharusnya khan begitu. Soalnya aku nggak mau dibilang melanggar hak cipta Jeong Hoon. Jadi harap sabar ya bagi yang belum punya bukunya *smile* juga mohon maaf kalau hasilnya jelek, soalnya aku sayang kalau musti melipat bukunya sewaktu aku men-scan-nya hi hi hi selamat menikmati =^.*=
Every 5th and 20th of month, I will upload 5 pictures from √John-Hoon until the last page. I know it will take so so long, but actually it is to be that way right. Cause I don't want to break Jeong Hoon's copy right of the book. So please be patience for everyone who don't have the book *smile* I'm really sorry too if the pictures result is not good enough, cause it is too pity to folded the book when I go scan on it hi hi hi enjoy it =^.*=





Wednesday, March 4, 2009

Private Book of John Hoon Style

...johnhoon.com...




Above are photograph bonus : A (under) and B (above)

Will be sale out at April 27th 2009

Tuesday, March 3, 2009

韓タメ!DX 2009.2.19

...credit to lovehoonlove...



...credit to shirowankomei...

Cafe de Lala - 01 Mar 2009

...credit to shirowankomei...

Monday, March 2, 2009

Related Posts with Thumbnails