Jeong Hoon's Quotation

Saturday, February 28, 2009

John Hoon On Lala TV

...johnhoon.com...



/TV/
LaLa TVの情報番組「Café de LaLa 09’ 3月」にて、
プライベートブック「ジョンフン流」撮影時の様子が紹介されます。
ぜひ、チェックしてみて下さい!
/TV/
The information program of LaLa TV “Café de LaLa March 09” ,
Private book “John Hoon flow” photographing are introduced.
By all means, please try checking!
Secara garis besar, acara di TV Lala ini mempromosikan buku baru John Hoon yang bertajuk Private Book of John Hoon Flow yang akan terbit ntar akhir April 2009. Satu bulan penuh bo' promosinya =)

Date & Time (tgl & jam) :
1(日)20:30~
2(月)19:15~
3(火)14:15~
4(水)10:45~、19:15~、22:15~
5(木)22:45~、25:45~
6(金)15:45~
8(日)20:45~
9(月)11:45~
10(火)19:15~
11(水)11:45~、14:15~、
12(木)22:45~
15(日)23:45~
17(火)14:15~
19(木)22:45~、25:45~
20(金)15:45~
21(土)15:45~
25(水)14:15~、22:45
29(日)20:45~
31(火)14:15~

また、昨年3月に行われた
「ジョンフン Japan Fanmeeting2008」も
アンコール放送されます!
15(日)17:45~
24(火)18:15~
In addition, it was done in the March last year
“John Hoon Japan Fanmeeting 2008”

Encore it is broadcast!
15(日)17:45~
24(火)18:15~

Juga akan ditayangkan John Fans Meeting Maret tahun lalu. Jadwalnya seperti diatas.

John Hoon Secret Diary - 27 Feb 2009

...credit to wa100Jh...



Wednesday, February 25, 2009

Perhaps This Is Life 10



Hari yang ditunggu tunggu tiba. Pesta BallRoom ulang tahun Bei Ya Park Shin Yang, gelar untuk kakak pertama Shenka. Semua terburu buru, serba cepat, begitu juga penata rias Shenka. Shenka juga yang salah. Pagi sibuk karena ada peresmian pameran koleksi prangko anak yang harus dia resmikan, dilanjutkan makan siang dengan atase negeri Belanda. Sampai diistana jam dua siang dan marah marah sebentar dengan Lin, asisten pribadinya, karena tidak becus menyusun jadwal, sampai akhirnya Shenka tertidur dan bangun jam 5.30 petang. Semua ekstra cepat. Untung saja Shenka sudah menemukan gaun untuk dikenakan malam ini. Dan kemarin malam dia sudah meletakkan satu stel pakaian resmi didepan kamar Christ, pakaian yang beberapa hari lalu dia beli dari butik Givenchy. Pagi ini Christ tidak diberi kesempatan untuk bertanya oleh Shenka, sebab dia selalu menghindar dari tatapan mata Christ. Cukup note kecil didalam kotak pembungkus pakaian itu yang bertuliskan : “Semoga Kamu Menyukainya. Kenakan Sewaktu Pesta BallRoom Ok. Terima Kasih”.

Disaat saat terakhir, utusan dari Goong Ma Ma datang membawakan satu set perhiasan yang terdiri dari jepit rambut dan anting yang merupakan lambang gelar putri “Goong Ojoo” yang artinya putri dari istana. Modelnya sederhana banget, malah terkesan kuno dan agak kusam. Didominasi dengan berlian dan emas putih dengan model bunga yang cukup rumit sehingga memerlukan berlian yang cukup banyak untuk membentuknya.

Sudah jam 6 lebih 10 menit. Shenka belum melihat Christ. Dia sedikit cemas, takut kalau Christ tersinggung dengan maksudnya memberikan satu stel pakaian untuk pesta malam ini. Sementara itu penata rias Shenka masih merapikan rambutnya dengan teliti. Dan Shenka sudah tidak sabar ingin berdiri dan mencari Christ.

“Sudah selesai kan?” tanya Shenka tidak sabar.

“Sebentar lagi Ma Ma,” kata penata rias.

Shenka hanya bisa menuruti penata riasnya untuk lebih bersabar menunggu dia menyelesaikan tugasnya untuk merias rambut Shenka. Hari ini Yang Mulia Paduka atau Bei Ya Park Shin Yang ulang tahun. Mereka tiga bersaudara. Park Shin Yang adalah kakaknya yang pertama dan juga seorang raja kecil dinegeri ini. Disebut raja kecil karena pada dasarnya Korea diperintah seorang perdana menteri dengan sistem pemerintahan demokrasi. Pemerintahan kerajaan berasal dari pemerintah lama, dipertahankan hanya untuk menjaga kelestarian budaya serta menghormati pendiri negeri ini yang dulu berhasil mempersatukan negara negara kecil menjadi satu kesatuan menjadi Korea yang sekarang ini. Dan Park Sang Woo Yeong Junna adalah kakak kedua Shenka, yang juga saudara kembarnya. Hampir semua hal yang mereka berdua sukai sama. Selera dalam musik, pakaian, makanan, gaya hidup bahkan hobi pun sama. Yang membedakan mereka adalah bakat yang dimiliki oleh Park Sang Woo. Oppa, biasa Shenka memanggilnya begitu, adalah seorang seniman. Sang Woo menguasai piano, biola dan gitar akustik. Bisa melukis, pandai berpuisi dan amat sangat romantis. Shenka merasa lebih dekat dengan Sang Woo karena dia lebih mengerti perasaannya. Padahal sifat Shenka sendiri sangat mirip dengan Shin Yang…

“Nah…Goong Ojoo sekarang terlihat anggun dengan model rambut ini” tiba tiba ada suara membuyarkan lamunan Shenka.

Shenka tergeragap, “aaa…apa? Oh iya…sudah selesai ya?”

“Betul Ma Ma. Sekarang…bisa saya lepas kalung Goong Ojoo untuk diganti dengan syal bulu yang baru saja Ge Goong Ma Ma belikan dari London?”

Sesaat Shenka terdiam. Kalung itu adalah pemberian dari Yool. Dirabanya sebentar, sebelum akhirnya dia mengiyakan penata riasnya untuk melepasnya dari leher Shenka. “Yool…sekarang kau dimana?” desis Shenka pelan.

“Nah!!! Bagaimana Ma Ma?”

Mereka tersenyum puas. Sebentar Shenka menatap cermin didepannya. Dia terlihat lain hari ini. Tapi dia suka. Shenka bangkit dari tempat duduknya dan mencoba berjalan, sebab ini baru pertama kalinya dia mengenakan baju ballgown model balon berwarna hitam dan rambut disanggul modern. Shenka menghela napas sebentar kemudian berjalan keluar kamar dan mencari Christ. Saat dia sampai diujung koridor dan akan berbelok kekiri kearah ruang tamu tiba tiba kaki Shenka terantuk karpet. Hampir saja terjatuh. Dan juga ada Hwang-ssi yang dari tadi membuntuti dari belakang. Merayu Shenka untuk mencicipi sedikit sup hie sit buatannya sebelum Shenka berangkat kepesta. Shenka membetulkan sepatunya sambil berjongkok dan Hwang-ssi sibuk mengucapkan seribu maaf karena menurutnya Shenka tersandung karpet karena sibuk mendengarkan rayuan Hwang-ssi tentang hie sit sehingga Shenka tidak memperhatikan jalan.

“Tidak apa apa Hwang-ssi. Nanti saja setelah pesta aku janji akan mencoba sup hie sit-mu ok,” kata Shenka masih berjongkok.

“Biar saya bantu Goong Ojoo Ma Ma.” Tiba tiba suara Christ terdengar.

Dan Shenka melihat sesosok bayangan didepannya. Saat Shenka mendongak, Christ sudah jongkok didepannya. Dan tiba tiba jantungnya berdetak cepat. Shenka berusaha menghindar dari tatapan mata Christ. Shenka gugup. Tangan Christ sudah menyentuh lengannya dan Shenka membiarkan Christ memapahnya berdiri. Dari belakang Shenka dengar suara suara yang ternyata milik Lin dan penata riasnya. Kegugupan Shenka didepan Christ tertutupi dengan kedatangan mereka yang langsung saja memberondong dengan beribu pertanyaan yang cukup dijawab dengan satu jawaban “aku tidak apa apa”. Setelah Shenka cukup percaya diri, dia lanjutkan untuk berjalan.

“Hwang-ssi tolong beritahu Paman Kim untuk menyiapkan mobil” kata Shenka pelan dan segera dilaksanakan oleh Hwang-ssi.

Shenka menoleh kebelakang dan terlihat olehnya, Christ berdiri disebelah Lin. “Lee You-ssi bisa kita berangkat sekarang?” tanya Shenka yang segera dijawab dengan anggukan kepala oleh Christ.

Mereka telah sampai diteras depan. Kali ini Hwang-ssi yang membukakan pintu mobil untuk Shenka dan dia pun mengucapkan terima kasih.

“Christ bisakah nanti kau berjalan tidak jauh dariku? Aku sedikit gugup malam ini” pinta Shenka.

“Baik Ma Ma,” jawab Christ.

“Kau kelihatan tampan dengan baju itu,” kata Shenka sambil tersenyum simpul yang diikuti dengan tertawa kecil dari Paman Kim.

“Terima kasih Goong Ojoo Ma Ma. Tapi lain kali tidak harus seperti ini,” kata Christ dingin.

“Kau tersinggung? Aku hanya ingin kau menjadi partnerku malam ini, kalau … bisa?” tanya Shenka ragu.

“Maksud Ma Ma?” tanya Paman Kim yang dilanjutkan dengan pertanyaan lagi, “Ma Ma ingin bergandengan tangan begitu? Dengan anak ingusan ini nanti dipesta? Wuah kau beruntung Christ. Tidak semua orang bisa menggandeng tangannya sewaktu didepan umum,” kata Paman Kim sambil menepuk bahu Christ.

Christ menoleh kearah Shenka dan wajahnya melemparkan pertanyaan.

“Iya. Malam ini aku ingin datang dengan seorang teman bukan dengan seorang pengawal pribadi, bisakan?” tanya Shenka.

“Memangnya bisa?” tanya Christ balik.

“Paman Kim bagaimana menurutmu?” tanya Shenka.

Paman Kim tertawa terbahak, kemudian dia berkata, “Jangan Ma Ma, nanti timbul berita yang tidak enak dibaca dan didengar. Kalau saja Seong Junna ada, mungkin Ma Ma bisa mengajaknya.”

“Haih … ya sudahlah. Lagipula nanti teman wanita Christ bisa kebakaran jenggot karena cemburu,” kata Shenka sambil melirik kearah Christ.

Christ hanya tersenyum kecil. Kali ini perut Shenka sakit karena tiba tiba saja masalah perkenalan itu muncul lagi. Dia terdiam.

“Christ janji ya, kau jangan berdiri jauh jauh dari tempatku berdiri ok?” tanya Shenka untuk mengingatkan.

“Baik Ma Ma,” jawab Christ singkat.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Dan akhirnya sampai juga dikomplek Istana Kyoungbokkung Kerajaan Utama dipinggir kota Seoul. Shenka harus bisa tenang. “Christ akan selalu dibelakangnya untuk melindungi” pikir Shenka. Dia memejamkan mata dan menarik napas dalam dalam. Dan saat Christ membukakan pintu untuknya, Shenka memantapkan hatinya. Dan tersenyum pada Christ yang telah menyambut tangan Shenka untuk membantunya keluar dari dalam mobil.

“Kau terlihat anggun Shenka,” bisik Christ pelan ditelinga Shenka.

“Terima kasih,” balas Shenka pelan dan menggenggam erat tangan Christ.

Beberapa orang bergerombol dijalan menuju kepintu utama melambaikan tangan sambil meneriakkan nama Shenka. Merekalah yang membuatnya bertahan melakukan tugas tugas resmi kerajaan yang melelahkan ini. Shenka hanya berpikir untuk membantu mereka dengan memberikan yang terbaik. Shenka balas lambaian mereka dan dia tersenyum tulus.

“Putri terlihat cantik, cocok dengan pria itu, dibelakang Putri. Siapa dia?” teriak seorang ibu yang tidak jauh dari tempat Shenka berdiri sambil mengacung-ngacung sekuntum bunga mawar merah kearahnya.

Shenka berbalik kearah Christ dan tersenyum. Tanpa berpikir panjang dia menarik pelan tangan Christ untuk lebih mendekat kearahnya. Christ sedikit menolak. Tapi dengan isyarat mata Shenka berusaha menyakinkan Christ. Kemudian mereka berdua mendekat kearah ibu tersebut. “Christ Lee You namanya. Dia ajudan pribadi saya. Apakah dia tampan menurut kalian?” tanya Shenka bercanda.

Ibu itu tampak senang, “Benar Putri, dia tampan. Iyakan teman teman?” tanyanya yang kemudian disambut tepuk tangan orang orang disekelilingnya.

Shenka dan Christ hanya tertawa lepas. Kemudian mereka berdua memberi salam hormat pada orang orang yang ada disitu dan Shenka menerima beberapa kuntum bunga dari mereka. Shenka melangkah meninggalkan mereka sambil tetap melambaikan tangan. Di pintu utama disambut oleh tuan rumah yang tidak lain Bei Ya Shin Yang dan istrinya Han Jung Eun Ge Goong Ma Ma. Shenka membungkuk memberi hormat. Dia ucapkan selamat dan semoga panjang umur untuk Shin Yang. Shenka melangkah masuk.

Dengan dihiasi warna serba putih dan gold yang terkesan sangat lux sekali dan pesta diballroom tampak meriah. Beberapa orang dapat dikenali Shenka dan dia menyapa mereka. Shenka mencari Christ, dan Christ pun masih setia untuk tidak jauh darinya. Ternyata Shenka bertemu dengan Sang Woo ditengah-tengah pesta, padahal dia seharusnya ada di Milan untuk mengikuti tour symphony yang diikutinya.

“Oppa!” seru Shenka gembira. Sang Woo terlihat lebih fresh.

“Hei putri kecil, apa kabar?” tanya Sang Woo sambil mencubit pipi Shenka dengan gemas.

“Aooo…sakit Uppa” raung Shenka manja yang disambut dengan tertawa renyah dari Christ. “Ini Christ, pacar baruku,” Shenka perkenalkan Christ pada Sang Woo yang langsung mendapat respon dari Christ dengan cara membelalakkan matanya sambil berkacak pinggang.

“Christ Lee You, pengawal pribadi Goong Ojoo Ma Ma,” kata Christ sambil menjabat tangan Sang Woo.

“Kenapa tidak ada kabar kalau mau pulang ha? Mana oleh-olehnya?” tanya Shenka sambil menengadahkan tangannya.

“Jaga sikapmu Goong Ojoo Ma Ma,” tiba tiba suara Goong Ma Ma pelan tapi tegas mengingatkan dari arah belakang Shenka.

Shenka tersentak kaget dan langsung menoleh kebelakang. Dengan wajah jengkel Shenka memberi salam kepada Goong Ma Ma yang kemudian diikuti oleh Christ.

“Kalian sudah berkumpul rupanya,” kata Goong Ma Ma pelan. “Dan kau Goong Ojoo jaga sikapmu ya, jangan manja seperti itu.”

“Baik Goong Ma Ma.”

“Ah Tuan Soon Ji You … dan Tuan Alec,” sapa Goong Ma Ma dengan senyum manis sekali.

Shenka mengikuti arah Goong Ma Ma memandang. Ditemukan Alec berjalan dari arah belakang Sang Woo bersama ayahnya. Shenka terhuyung selangkah kebelakang. Senyum Alec tidak lagi mempesonanya. Senyum itu malah menciutkan nyali Shenka. Dia menabrak Christ yang dari tadi berdiri dibelakangnya. Christ memegang tangannya supaya Shenka tidak terjatuh.

“Ma Ma tidak apa apa?” tanya Christ.

“Ehh … tidak, tidak apa apa Christ,” jawab Shenka buru buru, mendadak kepalanya pening.

“Ah Alec … apa kabar?” tanya Goong Ma Ma terkesan basa basi.

Alec membungkuk memberi hormat. Alec langsung bisa mengenali Shenka yang berdiri disebelah Goong Ma Ma. Shenka pun berusaha tersenyum.

“Tuan Soon perkenalkan, ini Park Sang Woo Yeong Junna adik dari Bei Ya Park dan yang ini cucu kesayanganku Park Shenka Goong Ojoo Ma Ma,” kata Goong Ma Ma memperkenalkan mereka.

Shenka tersenyum saat menjabat tangan Tuan Soon. Tak lama Tuan Soon memperkenalkan Alec pada mereka.

“Kami pernah bertemu sebelumnya. Terima kasih atas jamuan makan siangnya kapan itu Goong Ojoo Ma Ma,” kata Alec sambil terus menjabat tangan Shenka.

Shenka gerah hampir tidak bisa berkata-kata. Dengan terbata-bata dia membalas, “Tidak apa apa, hanya jamuan kecil”.

“Tuan Soon mari kita kemeja yang sudah disiapkan. Yeong Junna ayo, kau ikut juga,” ajak Goong Ma Ma tanpa melihat kearah Shenka.

Mereka berjalan meninggalkan Shenka dengan Alec. Secara reflek Shenka menoleh kebelakang mencari Christ. Dia tidak menemukannya. Shenka mencarinya kesegala arah tapi tetap Christ tak terlihat olehnya. Shenka mulai panik.

“Goong Ojoo mencari siapa?” tanya Alec.

“Eee … Christ,” jawab Shenka singkat.

“Maksudnya?”

“Christ...pengawal pribadiku,” jawab Shenka sambil tetap mencarinya.

“Oh...mungkin dia ada dibelakang bersama-sama dengan para pengawal lainnya.”

“Tidak...tidak...tidak mungkin dia disana” kata Shenka singkat. Dia mulai marah kenapa Christ meninggalkan dirinya. Tangannya terkepal kuat dan mulai basah karena keringat dingin.

“Sudahlah Ma Ma. Emm...apakah anda sudah berkemas untuk keperluan di Beijing nanti?” tanya Alec.

Shenka terdiam berusaha menata amarahnya ...sudahlah Shenka. Jangan harapkan Christ untuk menolongmu kali ini. Kau harus berjuang sendiri saat ini. Christ aku sangat marah...kata Shenka dalam hati.

“Goong Ojoo Ma Ma...” Alec memanggil Shenka lagi.

“Ooo...oo...h” kata Shenka tergagap. “Ada apa? Ke Beijing? Yeah...sudah ada persiapan, tinggal beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum berangkat,” kata Shenka sambil tertawa nyengir dibuat-buat.

“Kita ke meja saja. Sepertinya acara akan segera dimulai. Mari Ma Ma,” ajak Alec.

“Oh...iya iya” jawab Shenka sambil bergegas mengambil langkah seribu berusaha mendahului Alec. Shenka berjalan lebih cepat saat melihat Sang Woo duduk sendiri dimeja yang seharusnya berisi lima orang.

“Alec...aku duduk dengan kakakku ya,” kata Shenka berpamitan tanpa menunggu jawaban darinya.

Sang Woo melihat Shenka sambil tersenyum.

“Uppa...kenapa disini?” tanya Shenka sambil mengambil tempat duduk disebelahnya.

“Tuh...penuh,” sambil menunjuk ke meja paling depan. Lanjutnya, “Goong Ma Ma, Bei Ya, Ge Goong Ma Ma, Alec, Tuan Soon,” kata Sang Woo nyengir.

“Baguslah kalau begitu...kita disini saja ok,” kata Shenka.

“Dijodohin ya sama Alec,” goda Sang Woo.

“Park Sang Woo...jangan meledekku ok! Aku sedang emosi ini” kata Shenka ketus.

“Ada apa memangnya? Kok jadi tinggi nada bicaranya,” sergah Sang Woo.

“Huh...apa enaknya punya pengawal pribadi. Saat aku membutuhkan dia malah menghilang. Sungguh menyebalkan,” dengus Shenka.

“Ha...ha...ha...salah siapa punya bodyguard tampan seperti dia ha,” ledek Sang Woo lagi.

“Bukan aku ya yang mau,” sergah Shenka.

“Tuh...dia khan,” Sang Woo mengarah ke meja disebelah kanan meja mereka berdua yang berjarak 4 – 5 meja kesamping.

Shenka memfokuskan penglihatannya. Tidak salah lagi itu Christ. Dengan siapa dia asyik bercakap-cakap. Tiba tiba Shenka gerah. “Uppa...siapa mereka?” tanya Shenka pelan ragu ragu.

“Yang cantik sekali itu, yang bergelayut manja dilengan bodyguard kesayanganmu itu adalah Chalice alias Chalice Shin putri boss Shin Hyun. Dan yang sudah tua tapi berwibawa adalah Shin Hyun Joo ayahnya. Masa kau tidak tahu?”

“Tidak,” jawab Shenka singkat.

“Atau jangan jangan kau juga tidak tahu siapa Christ?” tanya Sang Woo sambil membelalakkan mata kearah Shenka.

“Memangnya dia siapa?” tanya Shenka santai.

“Yah...payah dah adikku satu ini. Dia adalah putra kedua keluarga Lee...Lee Dae Jin, masih belum mengerti?”

“Keluarga Lee? Lee Dae Jin? Dae Motor?” tanya Shenka tanpa ekspresi.

“Heemmm...begitulah. Makanya Chalice begitu lengket. Soalnya mereka sudah kenal dari kecil. Dan dengar-dengarnya sudah dijodohin dari mereka masih kecil he...he...he...” jelas Sang Woo sambil tertawa.

“Jadi benar dia sudah punya pacar?” tanya Shenka lirih.

“Kenapa? Kau suka dengannya?” tanya Sang Woo.

Shenka tertawa tanpa nada. Tertawa yang menertawakan dirinya sendiri...serta kelalaiannya. Shenka melihat kearah Christ sekali lagi. Wanita yang bernama Chalice Shin terlihat bahagia, Banyak tersenyum sambil tak henti-hentinya dia melihat kearah Christ. Dan Christ pun tersenyum malu malu. Lemas rasanya hati Shenka. Tiba tiba Shenka kehilangan mood.

“Oi...nona cantik,” teriak Sang Woo ditelinga Shenka.

“Aoo...Uppa!” teriak Shenka manja. “Eun Soo mana?” tanya Shenka lagi.

“Tidak bisa datang. Hari ini dia ada pentas di Gedung Kesenian Seoul. Setelah Bei Ya meniup lilin, aku akan berpamitan untuk meninggalkan pesta supaya bisa nonton Eun Soo,” kata Sang Woo sambil melihat kearah panggung.

“Kalian serasi ya. Aku boleh ikut pergi nonton tidak?” tanya Shenka.

“Lihat acara sudah dimulai,” Sang Woo menepuk bahu Shenka.

“Uppa, kau tahu Yool masuk istana beberapa hari lalu?”

“Oh ya? Bagaimana kabarnya?”


“Baik,” jawab Shenka singkat.

“Dan bagaimana denganmu sendiri?” Tanya Sang Woo tersenyum menggoda.

Shenka hanya tersenyum tanpa berkomentar apa apa. Tiba tiba lampu padam. Cahaya datang dari panggung yang berasal dari lilin lilin diatas kue tart yang lumayan besar ukurannya. Lagu selamat ulang tahun dinyanyikan serempak. Bei Ya Park dan Ge Goong Ma Ma naik kepanggung diikuti kedua putranya beserta Goong Ma Ma. MC mengucapkan selamat kepada Bei Ya Park. Lampu pun menyala menerangi ruangan kembali.

“Park Sang Woo & Park Shenka...ayo naik kepanggung,” kata Shin Yang kearah mereka berdua.

Shenka dan Sang Woo bergandengan tangan menuju panggung. Shenka memeluk dan mencium Bei Ya Park Shin Yang sembari mengucapkan selamat sekali lagi. Han Jung Eun Ge Goong Ma Ma, kakak ipar Shenka terlihat cantik dan muda. Dan kedua keponakan kecil Shenka memberi ciuman dipipinya. Mereka sekeluarga berfoto bersama. Saat itu pandangan Shenka tiba tiba menangkap sosok Christ. Mata mereka bertatapan. Christ tersenyum kearah Shenka. Shenka membuang muka kearah Sang Woo yang berdiri disebelahnya. Tak lama kemudian mereka turun dari panggung guna memberi kesempatan bagi yang lain memberi ucapan selamat kepada Bei Ya Park.

“Uppa...sekarang kita perginya?” tanya Shenka semangat.

“Kau tidak apa apa?” tanyanya balik.

“Tinggal kasih tahu Paman Kim supaya pulang menunggu Christ, tidak usah menungguku. Nanti Uppa antar aku pulang ya?” rayu Shenka.

“Trus itu...bodyguard-mu?”

“Ah biarkan saja. Dia lagi melepas rindu dengan kekasihnya. Sebagai majikan yang baik, aku akan beri kesempatan buat mereka berdua,” kata Shenka sambil tersenyum lebar yang dipaksakan.

“Ya sudah kalau begitu...ayo!” ajak Sang Woo.

Shenka menelpon Paman Kim dari handphone supaya dia pulang bersama Christ. Shenka berusaha tidak menengok kebelakang saat berjalan keluar dari ruang pesta. Melihat Christ mesra bersama wanita itu membuat Shenka sedih. “Mungkin...apa mungkin aku suka Christ?” batin Shenka pelan. Mungkin hanya simpati saja. Perlahan mereka berdua meninggalkan komplek istana Utama dan menuju Gedung Kesenian Seoul.



...to be continue...

Tuesday, February 24, 2009

John-Hoon Private Book “John-Hoon Style”

...johnhoon.com...



Content :
01. Almost 90 pages of John Hoon's Pictures
02. Special interview

Further more :
01. 100 people will be select to have John Hoon's handwriting sign

Details:
John-Hoon private book “John Hoon Style”
Price: 2500 Yen (including tax) A4 format page /116
Issue: (Inc.) Tokyo news news agency
Circulation department 03−3542−6371 
It sells at nationwide book store and net book store at late April

Reservation method:
Start from February 24th 2009
After finishing your reservation, you will receive John Hoon special big picture. There are 2 kind of pictures ( A for reservation at tokyonews) and ( B for reservation at johnhoon official club)
Reservation acceptance period: 2009 February 24th - April 7th
Reservation at these home page below :
01. http://www.tokyonews-webstore.com/
Reservation benefit: John Hoon special oversize photograph (A)
02. http://www.johnhoon.com
Reservation benefit: John Hoon special oversize photograph (B)

Saturday, February 21, 2009

CM Hwang Jini - Using Love Letter by John Hoon

...credit to takusayasari...

John Hoon Secret Diary - 20 Feb 2009

...credit to wa100Jh...



John Hoon's Right On Wealth Intelectual



This issue related to 'label' or sticker which Izumi mention on her blog www.johnhoon146.com
As Izumi mentioned on the blog, that her friend's mother made label from John Hoon's birthday party pictures. And sell it for US$1.5 ... Is that illegal or legal stuffs ha? What do you think of it?
=D ha...ha...ha...just 2 days ago my friend in Pasar Atom - Surabaya told me that she saw a lot of John Hoon's CD and photos sold in Pasar Atom. Piracy stuffs of course. Let's see this issue from 2 side seeing ok...

...Negative Side...
Breaking all piracy laws is 100% wrong. Aware or not, we have ripped John Hoon's right on wealth intelectual. His work which made with a lot of effort and high cost, have a right to be appreciate expediently, by not buying the piracy version. In material way, yes John Hoon a bit suffer of lose. But immaterial ( his intelectual ), suffering cause huge of loss. Ideas which came-out from a person name John Hoon, barely to be priceless when entering piracy market. Isn't it right for all person's hard-worked (creation) to be treated in a good way?
Melanggar semua hukum pembajakan adalah 100% salah. Sadar atau tidak, kita telah mencabik cabik Hak Atas Kekayaan Intelektual John Hoon. Hasil karyanya yang dibuat dengan kerja keras dan biaya banyak, berhak untuk dihargai secara layak, dengan tidak membeli barang barang bajakan. Secara material John Hoon memang sedikit dirugikan. Tetapi secara immaterial (intelektual), John Hoon amat sangat dirugikan. Ide ide yang dihasilkan dari seorang John Hoon seolah olah menjadi tidak berharga begitu memasuki pasaran bajakan. Bukankah hak bagi semua orang untuk dihargai setiap hasil karyanya?

...Positive Side...
01. Semakin banyak hasil karya seseorang dibajak dipasaran, menandakan semakin terkenal orang itu. Karena banyak peminat yang membeli dengan harga miring.
01. More and more someone creation to be pirated in marketplace, indicate that someone more and more well known in public. Cause so many buyers interesting in cheap price unknown quality.
02. Buat fans John Hoon yang jauh dari Korea dan Jepang, 80% barang barang bajakan ini dapat memenuhi keinginan para fans untuk memiliki semua hasil karya John Hoon.
02. For John Hoon fans outside Korea and Japan,80% piracy items can fulfill fans desire to collect John Hoon's masterpieces in easy way.
03. Fakta yang nyata bahwa 75 % fans John Hoon adalah ABG yang belum punya penghasilan sendiri, jadi untuk memperoleh barang barang asli John Hoon seringkali mereka harus menabung extra keras. Jadi apa salahnya jika membeli barang bajakan tapi berkualitas bagus dengan alasan anggaran terbatas. Jujur...anggaran untuk menjadi fans John Hoon yang loyal dengan tidak membeli barang barang bajakan sangatlah buesaaarrrr, aku tahu itu, karena aku tahu persis angka yang aku keluarkan selama tahun 2008 yang hanya aku gunakan membeli CD/DVD/Kalender/Buku-nya John Hoon *smile* huge numbers of currency he he he
03. The real fact that 75% of John Hoon fans are young teenager who haven't had steady income yet, in order to buy John Hoon original products, they usually must saving very hard their money (from their parents of course). So what is wrong with buying piracy product with fair quality if you only have limited budget right. To be honest...budget for becoming loyal fans of John Hoon without buying piracy product is so huge, I can tell it so, cause I do really know how much number that I must spent on the year of 2008 only to buy John Hoon's CD/DVD/Calender/Books *smile* huge numbers of currency he he he

Nah...soooo...

Sekarang kembali kepada diri kalian sendiri. Bagaimana cara terbaik menjadi fans-nya John Hoon, kalian tentukan sendiri. Mau 100% loyal tanpa membeli bajakan atau 50%:50% *grin* keputusan ada ditanganmu =)
Now, back again to ourself. How to become a good fans for John Hoon, you deside it. Wants to be 100% loyal fans without buying piracy stuffs or 50%:50% ? The desicion is yours =)

Friday, February 20, 2009

John-Hoon DVD Clips - 18 Feb 2009 Release

Walaupun udah pre-order, berhubung jarak Jepang-Indonesia paling tidak butuh waktu 7 hari pengiriman, aku belum terima DVD-nya =( Tapi akan aku coba bahas dari info info yang aku dapet. Thanks a lot to Mimi JHSoblo and Izumi JH146 for their review on the DVD.



Semua video clips yang ada di DVD ini, semua orang sudah pernah melihatnya. DVD ini dibuat supaya kita bisa langsung menyaksikan semua video clips yang sudah pernah John Hoon buat.

Isi dari DVD ini :
01. シリウス (irius)
02. SAD SONG
03. 僕は君を愛してる (Boku Wa Kimi Wo Aishiteru)
04. 君に出会った日から (Kimi Ni Deatta Hikara)
05. サクラTEARS (Sakura Tears)
06. 君を守りたい (Kimi Wo Mamortai)
07. You are not alone
08. You are not alone《Original Ver.》

Bonus :
* Dinner Show 25 Aug 2008 di Shinagawa
* Making of PV You're Not Alone



Untuk Video clip yang You're Not Alone versi original, sebetulnya tidak ada yang spesial. Hanya berisi wajah wajah John Hoon yang berganti ganti *smile* Tapi menyenangkan juga bisa melihat wajahnya dalam berbagai image. Video clipnya lumayan lama jika dibanding dgn yang udah dikeluarkan untuk umum. Sebenarnya Video clip originalnya ini dipersiapkan untuk versi karaoke, jadi musiknya kurang enak didengar komposisinya *maaf* mungkin kurang arrangement pas rekamannya dan kurang persiapan pas buat videonya.



Daaannnn....wuah sehari sebelum tgl release 18 Feb, yakni 17 Feb, DVD ini nongkrong diposisi ke-8 chart oricorn...http://www.oricon.co.jp/rank...



Urutan lengkapnya sebagai berikut ( 17 Feb 2009 ) :
1位:内村プロデュース~円熟紀  内村光良
2位: 滝沢演舞城’08 滝沢秀明
3位:Do As Infinity FREE LIVE-FREESOUL!FREE SPIRITS! Do As Infinity
4位:Do The Clips Do As Infinity
5位: コード・ブルー ドクターヘリ緊急救命 山下智久他
6位:シンフォニー~ライヴ・イン・ウィーン サラ・ブライトマン
7位:にゃんこ THE MOVIE 3 動物
8位:John-Hoon Clips John-Hoon
9位:PRECIOUS II~F4 FINAL MUSIC VIDEOS
10位:デトロイト・メタル・シティ スタンダード・エディション 松山ケンイチ

Walaupun masih jauh dari posisi no.1, bisa masuk 10 besar merupakan prestasi buat John Hoon. Selamat ya!!! Apalagi ini DVD musik pertamanya. Paling tidak 1 tingkat diatasnya F4 he he he =P



...video by miranomama...

√John-Hoon







Setiap tanggal 5 dan 20, aku akan meng-upload lima gambar dari √John-Hoon sampai nanti halaman terakhir. Aku tahu ini bakalan lama, tapi memang seharusnya khan begitu. Soalnya aku nggak mau dibilang melanggar hak cipta Jeong Hoon. Jadi harap sabar ya bagi yang belum punya bukunya *smile* juga mohon maaf kalau hasilnya jelek, soalnya aku sayang kalau musti melipat bukunya sewaktu aku men-scan-nya hi hi hi selamat menikmati =^.*=
Every 5th and 20th of month, I will upload 5 pictures from √John-Hoon until the last page. I know it will take so so long, but actually it is to be that way right. Cause I don't want to break Jeong Hoon's copy right of the book. So please be patience for everyone who don't have the book *smile* I'm really sorry too if the pictures result is not good enough, cause it is too pity to folded the book when I go scan on it hi hi hi enjoy it =^.*=

Tuesday, February 17, 2009

John Hoon Flow - Private Book



...johnhoon.com...

Satu lagi buku biography yang bakalan membahas tentang John Hoon, tapi kali ini tentang reformasi penampilannya dari dulu sampai sekarang. Ada 90 halaman yang memuat foto fotonya, serta interview yang panjang, dengan pertanyaan yang selama ini jarang diajukan oleh fans dan publik. Buku yang layak untuk fans beli.

TOKYONEWS MOOK
John-Hoon private book “John Hoon Flow”
Price: 2500 Yen (including tax) 
Issue: (Inc.) Tokyo news agency
Circulation department 03−3542−6371 
It sells late and the nationwide book store net book store etc at April!
From February 24th reservation being start!

●TOKYONEWS WebStore 
http://www.tokyonews-webstore.com/

Monday, February 16, 2009

Cover Resmi Romantic Love Strategic DVD BOX 1



...johnhoon.com...

Release 18 Maret 2009
Terdiri dari seri 1 - 10

Sunday, February 15, 2009

Always & Never - John Hoon



Always and Never
Song Writer : Susumu Kawaguchi/Emi Inaba
Composer : Susumu Kawaguchi
Singer : John-Hoon




...video by MIYUKI3230...

Waktunya ngebahas lagu kedua didalam mini album John Hoon yang pertama 'Sirius' yaitu Always & Never. Seperti yang udah kamu tahu, mini album ini direlease pertama kali tanggal 25 Oct 2006. Didalam mini album ini ada lima lagu, yaitu :

01. Sirius
02. Always And Never
03. Bokura Nari No Toki
04. I'm Sorry
05. Still Believe

Always & Never emang sedikit yang suka, soalnya rada nge-jazz. ABG fans sepertinya terlalu berat nangkap musiknya. Dan jujur John Hoon pun merasa rada kesulitan saat menyanyikan lagu ini, ditambah bhs Jepangnya yang masih kacau dalam pelafalannya.

Download lagunya dibawah ini ya :

http://www.4shared.com/file/82237698/59ab2442/02_Always_And_Never.html

Download versi instrumentnya aja dibawah ini ya :

http://www.4shared.com/file/82239360/36fc0567/07_Always_And_Never__Instrumental_.html


Sekarang lyric-nya...musti ngucapin banyak banyak terima kasih sama Hikari oishii-hoonie.net untuk Inggrisnya + CKS KJHIndonesia untuk Romanji & Indonesianya

Romanji

Tokigaichibyou sugirutabi
Wasuretashimaebaiinoni

Gyakunifuetekuomoidega
Yasashiku komaraseru

Kiminosaidainowasuremono
Bokutoiusonsai.

I love you always and never the same again
Hitorinoheyanonaka kimidakewosagasuyo
You said sayonara nakisounakoede
Anoyoru nanigadekitaka imamomada wakarazu・・・I still wait for you

Nanimoshiranai asagakite
Yoruninareba hoshigahikari

Shinpaishinaide bokunarini
Nantoka sugoshiteru

Shoumikigengire kiminodesert
Suterarenaidakedo

I love you always and never the same again
Hontoni kanashiitoki sobaniitehoshiinoni
You said sayonara kimihadaijoubu?
Itoshii kiokumoyagate kiesatte shimaukedo・・・I still wait for you

(I'll always love you and never can get over you)
Wasurerukurainara itamimokonomamade・・・

I love you always and never the same again
Hitorinoheyanonaka kimidakewosagasuyo
You said sayonara nakisounakoede
Anoyoru nanigadekitaka imamomada wakarazu・・・I still wait for you


English

With every second that passes
I could just forget it all

But the feelings are increasing and
It’s bothering me so gently

The greatest thing you forget…
Is this existance called “me”.

I love you always and never the same again
I look for only you, in this one person room…

You said goodbye in a voice close to tears
What was done that night, I still don’t get, … I still wait for you

Morning comes and I know nothing,
When it turns to night, the stars shine

Don’t worry
I’ll do what I can my way

Your dessert, already past the used by date
though, I can’t throw it away

I love you always and never the same again
When you’re really sad, even though you want me to be by your side

You said goodbye, are you okay?
Though the beloved memories will soon burn away, I still wait for you

(I’ll always love you and never can get over you)
if I could forget, the pain would still be there

I love you always and never the same again
I look for only you, in this one person room…

You said goodbye in a voice close to tears
What was done that night, I still don’t get, … I still wait for you


Indonesia

Dengan berlalunya setiap detik
Aku baru bisa melupakan semuanya

Tetapi perasaan itu semakin nyata dan
Itu menggangguku secara halus

Hal terbesar yang bisa kamu lupakan…
Apakah keberadaan akan diriku

Aku akan slalu mencintaimu dan tidak akan pernah sama lagi
Diruangan ini, aku hanya mencari bayangan dirimu…

Kau mengucapkan selamat tinggal dengan suara hampir menangis
Apa yang sudah terjadi malam itu, aku masih belum paham…aku masih menunggumu

Pagi menjelang dan aku tetap tidak tahu apa apa
Dan saat berubah menjadi malam, bintang bintang bersinar

Jangan khawatir
Aku akan lakukan sesuai caraku

Makan malam yang kau sediakan sudah berlalu dari waktunya
Tetap aku tidak bisa menyingkirkannya

Aku akan mencintaimu selalu dan tidak akan pernah sama lagi
Saat kau benar benar sedih, kau akan menginginkanku ada disampingmu

Kau mengucapkan selamat tinggal, apakah kau akan baik baik saja satelah itu?
Walaupun kenangan kenangan indah akan segera hilang, aku akan tetap menunggumu

Aku akan selalu mencintaimu dan tidak akan bisa melupakanmu
Jika aku bisa melupakan, tapi rasa sakit itu akan tetap ada disana

Aku mencintaimu dan tidak akan pernah sama lagi
Aku hanya mencarimu, diruanganmu dulu

Kau mengucapkan selamat tinggal dengan suara hampir menangis
Apa yang telah terjadi malam itu, aku tetap tidak mengert…aku akan selalu menunggumu


Comment by Wilson Yeo - The UrbanWire - about the album 5 Stella Lights

If you’re wondering who’s John-Hoon, he’s none other than Korean actor Kim Jeong Hoon, whose role as Prince Yul Lee in The Princess Hours endeared him to hordes of female fans all across Asia, so much so that according to KBS, he won the accolade of “Most Prince-like Korean Actor” from fans in China, narrowly beating Lee Jun Ki from King and the Clown and perennial favourite Bae Yeong Jun of Winter Sonata.

Not satisfied with mesmerising female fans through only his acting, John-Hoon, “The Lily Prince”, has released his debut Japanese album in November, timing it to coincide with the nation-wide broadcast of The Princess Hours in Japan. Apparently quite a popular figure in Japan already, he drew 1000 fans at an album pre-launch mini-concert in October according to KBS.

He is following in the footsteps of numerous Korean singers who have sought the huge Japanese music market, second in the world only to the United States, which the Recording Industry Association of Japan says has sales worth US$6.5 million (S$10 million) in 2000 and accounted for 17.7% of worldwide music sales.

It was not until BoA’s first album release and the subsequent Hallyu, or Korean Wave, created by the rising popularity of Korean drama series that Korean musicians truly made inroads into Japan.

5 Stella Lights will not be John-Hoon’s first attempt at an album. Before his current foray into acting, he was half of male duo UN (United N-Generation). Partnered by Choi Jeong Won, they released 5 albums of R&B-flavoured pop before disbanding in 2005.

His experience as a singer comes in handy and is evident in the album’s 5 vocal tracks, which are light, effortless and remarkably emotive. Watching him in The Princess Hours, I could hardly believe the sad-faced prince on-screen is one with the soulful voice UrbanWire heard on the CD.

Furthermore, for John-Hoon’s first try at Japanese songs, his pronunciation sounds very natural. If you didn’t know he was Korean, you’d not be faulted for thinking that he is a native Japanese singer. John-Hoon moved to Japan early this year and worked hard on mastering the language.

According to a Universal Music press release, he struggled with juggling the tasks of understanding the meaning of the Japanese lyrics and putting his emotions into his singing at the same time.

The first track on the CD, “Sirius”, stands out as a snappy, jazzy love ballad that showcases John-Hoon’s ability to groove and carry the listener along with his energetic singing. Female fans would probably melt into puddles as John-Hoon beckons them to “fall into his arms under the starry sky”.

“Always and Never”, the second track, continues with the jazzy feel but brings the tempo down a notch to give the ballad a darker, smoother flavour which John-Hoon enhances with his heartfelt crooning.

Tracks 3 and 4, “Bokuranari no Uta” (Our Song) and “I’m Sorry” are R&B power ballads which John-Hoon handles with ease. They go easy on the ear with their strong, rhythmic bass lines. “Bokunari no Uta”, particularly, has an addictive melody line in a minor key that will make you put it on endless repeat on your MP3 or CD player.

The album ends off with “Still Believe”, a beautiful piano-backed ballad that John-Hoon delivers with just the right mix of strength and tenderness. Following the vocal tracks are instrumental versions.

It’s a pity the album only has 5 tracks sung by John-Hoon, as he really whets his listeners’ appetites in the album, leaving them longing for more.

Perhaps the album producers knew they had to make up for the shortfall by including 2 extra goodies in the package. First is a DVD containing the full Japanese PV (Promotional Video) of ‘Sirius’, the making-of video for the ‘Sirius’ PV and short clips of John-Hoon’s appearances at several promotion events in Japan.

The producers also included a 2007 stand-up desk calendar using John-Hoon’s promotional pictures that showcases him in all of his pretty-boy beauty. His fans will snap up this album just on account of being able to see a new side of him every few months during the year. [u mean there are only 4-5 photos??]

In a nutshell, 5 Stella Lights is a good effort from John-Hoon and marks him as a rising star to be watched in Japan. It’s only demerit is the paucity of vocal tracks, perhaps caused by the rush to finish the album to coincide with the launch of The Princess Hours in Japan, which is not really compensated for with the extras included with the album. Nonetheless, John-Hoon’s vocals are remarkable and he is definitely worth a listen.

Saturday, February 14, 2009

Juli & Alexx Report About The Camp Celebration In Jeju

Hi all,

This is my 1st time to attend a camp in foreign country. Thanks to J& provide us a very nice place to gather. I regret that I didn't stay one more day there to have a real relax, I really want to enjoy the hot spring, what a pity no more time to let us to do that T_T

This is one of the view from our terrace!



The block we stayed



This is the place for sport games



The stage and the venue of our birthday party




Nice smoke salmon (my favorite)



It's difficult to grab the food, we're too hungry



Thanks to nice Japanese fans for grabbing us this "birthday cake"



The place and the wood for camp fire... but no fire finally T_T T_T T_T (I expect it so much)




The second day, JH wake up early and join the brunch event






BYE BYE JH



This is the block where he stayed, but I don't know which floor




What a nice place





Well, although I believe J& had tried their best but there are still plenty of room to improve. Anyway, this is a special and unforgettable experience! ^^

Have a nice day~

Cheers,
Juli



Report by Alexx: Jeong Hoon birthdayparty in Jeju

Hi my friends,
I've just come back from Jeong Hoon birthday party in Jeju,
like many of you here ^^
But this time, the report is difficult to write.
So please forgive my chaotic words :D

I thought I would die of missing Jeong Hoon if I didn't go to this event,
but in fact, after I went and saw him, I just missed him more.
It is burning me. What to do?

I arrived in Jeju airport at 11 am on 7th February.
J& staffs were already waiting for fan, next to the arrival gate. I felt touched.
We went out of the airport,
and fell into a brilliant sunlight that I had not seen for a long winter time.
The view was fantastic! The island looked like a tropical eden,
which was covered by the green color of trees and the honey color of sunbeams.
I immediately understood why Jeju was that famous for tourism.

Welcoming us were the ancient stone figures along the road,
and two screens of J& in the car park which showed JH's lovely face.
All of us shouted and rush to take pictures of it.
It felt like, today the island is Jeong Hoon's kingdom :D

Chinese fans, Japanese fans were gradually landing.
Korean fans hadn't come yet, as they took the flight from Seoul at 1 pm.
How I desire to meet Korean fans of Jeong Hoon!

After that, from 1 pm til 3 pm, I didn't remember what I was doing.
Or maybe I just stood in the hotel lobby and didn't have anything to do.
While Jeong Hoon had already arrived at the sport fields and started to play pingpong with his friend.
What a mistake of mine!

When I saw him, my heart suddenly wanted to jump out of my chest.
JH wore a sporty outfit and tied a small pony tail of his hair, which seemed to be a bit curly.
How come he always looks so gorgeous, in a different way each time I meet him?

It was hard to watch the match, because my eyes were fixed on JH.
But I could still see how he handle his pingpong.
Oh, he played quite nice, at least much better than my level :D
Fans were gathering around the table, and roaring after each move of him.
I could stand there and watch he playing for all day long, or forever,
but he stopped after a while.

Then I knew what I wanted the most at that moment: to play with him ^^
If pingpong was the only sport that I could play,
and I was lucky enough that JH had chosen pingpong for the camp, then I mustn't miss this chance.
I grabbed the raquette, ran to him before he left, and asked for a play.
He then granted my wish :D

When I said "play", I meant a match of 5 rounds with 21 points each round.
But of course I couldn't expect it from a star who has 400 fans waiting for him on the fields.
So he just gave me a round of 11 points. It felt like a marathon of 100 meters :D
I played carefully, because I didn't want to lose that precious round too soon.
I was not sure whether to look at his smiling eyes, or at the yellow ball.
He played gently, as if he didn't want the ball to hit my face :))
I started to get used to the move, and ready for a fight, but then the round is over!
So sad of me. I didn't know that JH would continue to play it with fans in the game after.
I'd rather hit my face with the ball, than let it go so soon.

But still, I was very happy. During all those years playing pingpong of mine,
that day was the most wonderful time ^^

Then JH's staffs came to arrange the game.
They spent 1 hour, or more, to divide 400 fans into groups of 20 people.
I was in group 7, together with some friends.
If we had to wrestle, or run, or swim (especially swim), I wouldn't be of much help for my group.
But fortunately, no swim :D
Each group chose a representative to come playing pingpong with JH.
I had already played, so another girl in my group came out.
Everybody wanted to taste that happiness :D
JH played with each of them, in a same gentle way.
All groups cheered loudly for their players, or sometimes for JH.
His moves were very gracious, whether he hit the ball or not.
He won some matches, lost some, and gave presents to all competitors.
Maybe I should come and ask for a present too :D

The second game, I couldn't remember it, because I was frozen to death at that moment.
The sun had gone down, and the cold wind splashed on our face.
So we left the fields, and headed to dinner in the near building.
The party was ready, foods and drinks were already lining up on tables,
so we had a little time to go back to our room.
Just washed our hands and brought out the birthday gifts for JH,
no time to change clothes or make up, especially when there're 5 fans in each room.

When we all were in our seats, JH came in and started the party.
He now had a new white outfit, his hair was tied neatly. Extremely handsome!

Looks like he had a shower before entering.
I feel that it's so unfair.
He was the only one who could have a shower :D
As much as he want to appear handsome in front of us, we want to appear pretty in front of him, too.
We are girls, after all. And no shower for us -_-


JH said it was the 5th times already he celebrated the birthday this year.
"The other times were with his family or friends", a fan translated it to me.
Poor boy. If each party reminded him of his 30th age, his wound must be deeply cut after 5 parties :D

At first he didn't intend to sing, but we knew that we couldn't come home without any songs.
I still hadn't forgotten the miserable feeling I had after Asian aid concert in Seoul.

JH then speak:
"I don't like this lighting. I don't like this microphone.
I thought I wasn't going to sing.
But, thank you all, my fans, for coming here for me.
I will sing a song, which conveys what I want to say to you.
It names "I love you", a Korean ballad."

While he sang, his sweet voice carried us away.
Sometimes, his voice was like a whisper.
It had been a long long time since I'd listened to his live singing.
The last time was July, during JH's Week in Japan.

I didn't understand the lyrics, just the words "I love you" kept sounding in my ears and my mind.
But the lyrics of that song are really meaningful, if you take a look at it.

There was another part, which I knew it couldn't be missed.
That was JH's hilarious dance :D
All fans kept clapping and asking for a dance.
He covered his face by his hands in the shyness, but then still gave us a sexy dance.
Oh, you must see it! There're no words to describe :D

JH then left us so we could eat dinner in peace.
(Of course, if he was there, nobody could ever eat anything).
But there's no peace at all. We had to fight each other so hard to gain the food :D
They served like, 40 pieces of kimbap for 400 fans,
so when I arrived at the kimbap tray, it was empty!
I had to rob some from my friend's plate, very shameful of me :P

When I saw J& staffs running in and out, looking nervous, trying to solve the many problems,
I felt really sorry for them.
I didn't know what to do.


After dinner, we rested a bit and went to the camp fire outside.
We expected JH to sing some more song, but in fact it was us who had to perform :D
JH hadn't arrived yet,
and we got some time to design each group a fashion J& Tshirt, and chose a model for it.
I stayed outside of the work, as I knew nothing in design nor in catwalk.

When JH came, he became the examiner for our perfomance, as he would pick up the winner group.
22 models, of 22 groups, climbed one after another to the stage and delivered a funnies fashion show,
which I thoroughly enjoyed.
JH's fans sure have talents in performance, just like their idol :D

They wore that thin Tshirt in the chilly cold weather, walked in and out,
doing all kinds of comic actions,
tried to please the audience and the (difficult) examiner.
So brave of them ^^

The catwalk lasted til midnight.
Then the MC announced that they wouldn't lit the fire, as it was too late at night.
I was not surprised. I kinda guessed it before the fashion show took place.
There're too many trees on the island, and they couldn't risk a camp fire to burn the island all :D

So we all returned to the hotel safely.
But no one wanted to go to bed.
We gathered into groups, here or there, and continue chatting while drinking.
I wondered if Jeong Hoon could sleep that night?
He should come out and drink with us, it would be the most enjoyable event of all.
We could get him drunken and even lead him to tell some of his secrets :))
( -> evil plan! )

The next morning, we packed up our luggages and went to breakfast, in the same dinner room.
We all thought that JH wouldn't appear again, but then he surprised us.
He came out with a red shirt, as you have already seen in some photos.

It was the second time I saw him wearing a red shirt.
The last time was in Tokyo handshake, and I became immobilis because of his beauty, do you remember?
But this time, there's something in his eyes that kept me waken up.

Still the most charming eyes that I'd ever stared into.
His eyes were saying something to us, just I didn't know what they were saying.
JH looked so dear and so near.
He went through the tables, to greet fans again before they left Jeju.
All fans reached out to shake hands with him.
He went 2 times like that, tried to pass by every table.
But I don't know why, he didn't come to my table.
He just passed nearby and then turned to another direction.
I couldn't shake hands with him nor see him closely.
My table must be in the blind spot of the room.
The moment he stepped out of the room, I felt like crying.

I couldn't stay in Jeju for one more day for sightseeing, as the images of JH would explode my head,
so I came back to Seoul with most of the fans.
That was my trip.

I had always wondered about 2 things.
First, how JH's birthday parties feel like?
Second, which level is his pingpong? :D

Now I had the answers for both, so I couldn't ask for more.

What I've written above might not be what really happened there,
because it has been cooked up in my eyes.
For example, maybe JH didn't have a shower that evening :D
So, don't take my report as a serious note, just please enjoy it as an entertainment story,
which let you imagine yourself landing Jeju airport in a sunny day,
and going out to see Jeong Hoon's face glowing on the screen with a most beautiful smile ^^

Perhaps This Is Life 09



Hari ini menatapnya sekali lagi. Apa yang ada dalam bayanganku selama tidak bertemu dengannya ternyata tidaklah jauh berubah. Kalaupun status kita boleh berubah, tapi hati kita tidak. Paling tidak hatiku belum bisa berubah untuknya. Entah dengan hatinya. Tapi hari ini aku mendapat sedikit keyakinan kalau sebagian hatinya masih ada untukku. Aku tahu ini seperti melakukan sebuah kebodohan. Sebuah kalimat terbaca “dengan keberanian yang besar kita bisa menjadi terkenal dan mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi bila terlalu berambisi bisa membawa bencana bagi keberanian itu sendiri.” Setiap kali kalimat itu aku ingat, semakin kuat hatiku menentangnya. Huuhhh…apa yang perlu aku dobrak. Jalan didepanku sudah pasti mati. Tidak bisa ada jalan belakang. Ini harga mati bagi manusia. Dan sekarang pun Tuhan mulai bersimpati padaku. Aku tidak tahu apakah ini sebuah jalan keluar dari penderitaan yang aku buat atas hati dan perasaanku. Pelan pelan aku akan berjalan mengenang apa yang pernah aku dapatkan. Dan bila waktunya tiba aku bisa meninggalkannya dengan tenang. Mungkin diamku selama ini adalah hal tertepat yang bisa aku lakukan. Mungkin senyumku adalah jawaban yang paling bisa aku berikan untuk menyenangkan mereka semua. Satu kalimat dari sebuah lagu “Tuhan kenapa kau ijinkan aku mencintai dia yang ternyata terlarang untukku.” Banyak orang bilang ini semua harus aku lalui sebagai proses hidup sekaligus pendewasaan. Tapi Tuhan…kenapa kau tidak ijinkan hatiku untuk melupakannya walaupun hanya sejenak. Dan Tuhan…kenapa kau biarkan dia tetap sendiri dan tidak kau isi hatinya dengan yang lain. Yang aku tahu Tuhan…aku hanya bisa bertahan seperti sekarang ini. Oh perasaan…perasaan dari hati dan milik jiwaku. Selamatkan aku supaya aku bisa menyelesaikan hari hari terakhirku. Beri aku kekuatan!
…Aug 15th 2006…Lee Yool…

***

“Pagi Goong Ojoo Ma Ma. Dokter Zhao sudah menunggu anda. Apa saya perlu membantu anda berbenah?” tanya Lin, sekretaris pribadi Shenka dengan kalimat hikmat penuh hormat.

“Tunggu sebentar Nona Lin, sepagi ini sudah memanggil dokter, apa tidak keterlaluan?” tanya Shenka masih dengan berselimut diatas ranjangnya.

“Hwang-ssi yang memanggilnya. Luka Ma Ma sepertinya cukup membuat Ma Ma kesulitan berjalan. Jadi…”

“Baiklah! Sebentar lagi aku turun. Tunggu saja diluar,” perintah Shenka sambil memejamkan mata.

Setelah membasuh muka, Shenka keluar dari kamar menuju ruang keluarga. Christ yang baru keluar dari ruang kerja Lin memberi hormat pada Shenka dengan diam. Shenka melangkah pelan dengan kaki agak pincang karena menahan sakit. Ternyata luka dilututnya lumayan nyeri juga bila dirasakan.

Gaea bangkit dari duduknya saat melihat Shenka memasuki ruangan. Dokter Zhao atau lebih tepatnya Gaea Zhao adalah teman Shenka sendiri sejak sekolah menengah atas. Dia adalah gadis yang amat sangat ceria dan banyak akal untuk membuat Shenka tertawa. Shenka yang merekomendasikan dirinya menjadi anggota dokter kerajaan. Itulah yang membuatnya menetap di Seoul untuk sekarang ini. Shanghai adalah tanah kelahirannya.

“Pagi Goong Ojoo Ma Ma.” Gaea memberi salam pada Shenka lalu tersenyum padanya. “Sakit apa Tuan Putri yang cantik sampai pagi pagi saya harus menghadap?” tanya Gaea dengan nada menggoda dan mata lebarnya melihat Shenka dengan genit.

“Lututku,” kata Shenka menunjuk lutut yang sudah dibalut perban.

“Sebesar ini masih bisa jatuh?”

“Hah. Kau ini…memangnya tidak pernah jatuh ha?”

“Aku dengar gossip, semalam pergi dengan Yool ya?” tanya Gaea menyelidik.

“Bukan gossip, memang pergi dengannya.”

“Apa? Dia baik baik saja setelah menghilang hampir setengah tahun?”

“Iya dia baik baik saja.”

“Kalung itu? Darinya ya?” tanya Gaea tersenyum, lalu duduk lebih dekat dengan Shenka.

Shenka hanya mengangguk pelan. Gaea mulai membuka perban yang membalut kedua lutut Shenka. Setelah beberapa menit, akhirnya Gaea selesai mengobatinya plus memberi nasehat nasehat supaya cepat kering luka dilutut Shenka.

“Kalau kau tidak mendengarkan kata kataku, luka itu bisa meninggalkan bekas. Dengar tidak Park Shenka Goong Ojoo Ma Ma?” tanya Gaea sambil melotot kearah Shenka.

Shenka tertawa kecil, “Meninggalkan bekas juga tidak apa kok.”

“Apa sebegitu berharganya semalam sampai kau berkata begitu?”

Shenka mengangguk mantap sambil menyungging sebuah senyuman yang penuh makna. Gaea mengacak acak rambut Shenka pelan sebagai tanda sayang dari seorang teman.

“Kau belum bisa melupakannya ya?” tanya Gaea.

“Sepertinya begitu. Mati aku! Aku harus cepat cepat berganti pakaian. Yool pagi ini masuk istana. Aku harus bertemu dengannya. Maaf Gaea, aku harus cepat cepat pergi. Pergi dulu ya !!!’ Seru Shenka bergegas berdiri lalu berjalan cepat meninggalkan Gaea sendirian.

“Dasar Shenka. Baru diobati, lutut sudah dibuat lari seperti itu. Yool keistana? Heehhh…”Gaea hanya bisa menggelengkan kepala.

***

“Park Shenka Goong Ojoo Ma Ma tiba!” seorang pelayan istana meneriakkan kedatangan Shenka diistana utama kerajaan yaitu Istana Chonggikue. Shenka mengenakan pakaian tradisional hanbok lengkap. Dia ingin Yool melihatnya mengenakan pakaian kebesarannya.

Nana atau Ibu Suri ( Goong Ma Ma ) duduk ditengah, diapit oleh Park Shin Yang bergelar Bei Ya Ma Ma disebelah kanan dan Permaisuri Han Jung Eun bergelar Ge Goong Ma Ma disebelah kiri. Yool bergelar Seong Junna Ma Ma bersama ibunya duduk didepan mereka bertiga. Ibu Yool, Lee Shin Ru bergelar Nyang Ma Ma atau Selir Lee. Setelah memberi hormat pada semuanya, Shenka mengambil tempat duduk didepan Yool. Dia tersenyum kearah Yool.

“Goong Ojoo sudah dewasa sekarang,” kata Selir Lee pelan.

“Terima kasih Lee Nyang Ma Ma,” kata Shenka pelan.

“Hari ini Lee Seong Junna dan Lee Nyang Ma Ma datang berkunjung untuk memberi salam, apa kabarmu Junna?” tanya Shin Yang.

“Saya baik Bei Ya Park. Terima kasih sudah memperhatikan. Maaf kalau selama ini jarang masuk istana,” kata Yool sopan.

“Junna berencana menetap di Seoul khan sekarang?” tanya Ge Goong Ma Ma.

“Maaf Ge Goong Ma Ma,” kata Yool berhenti. Sejenak dia melihat kearah Shenka, lalu melanjutkan, “Besok saya harus meninggalkan Seoul.”

Shenka terkejut. Dia menatap Yool tajam. Yool masih menunduk menghadap kearah Ge Goong Ma Ma.

“Secepat itu Junna?” Goong Ma Ma tidak percaya.

“Iya Goong Ma Ma. Mohon maaf. Saya harus menyelesaikan pekerjaan yang saya tinggalkan.” Yool tidak berani melihat kearah Shenka.

“Selama ini kau tinggal dimana?” tanya Shenka dengan nada agak tinggi.

“Mohon maaf Goong Ojoo Ma Ma kalau selama ini saya kurang tahu keberadaan putra saya. Selama ini Yool…” kata Selir Lee terputus karena Yool memegang erat tangan ibunya itu sebagai tanda jangan dibicarakan lagi.

“Seong Junna?” tanya Shenka menatap kearah Yool tajam.

Yool masih dengan menunduk menjawab, “Saya ada di Jepang Ma Ma.”

Suasana menjadi lengang. Semua orang seperti disekat mulutnya tidak bisa berkata maupun bertanya.

“Jadi selama ini di Jepang? Kenapa Hideaki tidak tahu?” gumam Shenka pelan.

“Junna…lebih baik kamu tinggal di Seoul beberapa hari lagi. Minggu depan ulang tahun Bei Ya Park, datanglah kesana. Kau akan bertemu dengan Yeong Junna juga,” kata Goong Ma Ma menjelaskan. Yeong Junna Ma Ma adalah gelar untuk kakak kedua Shenka yang bernama Park Sang Woo.

“Mohon maaf Goong Ma Ma, saya tidak bisa menunda keberangkatan besok,” kata Yool singkat.

“Begitu rupanya. Satu hal yang harus selalu kau ingat. Bahwa kerajaan ini juga keluargamu. Jadi jangan sungkan untuk datang berkunjung. Berilah kami kabar sekali kali. Jangan menghilang begitu saja. Berasal dari satu sumber, tidak mungkin akan mendapatkan perlakuaan berbeda, benarkan Lee Yool Seong Junna?” tanya Goong Ma Ma sedikit menasehati.

“Iya Goong Ma Ma,” kata Yool santun.

“Seong Junna…” kata Ge Goong Ma Ma pelan.

“Yee Ge Goong Ma Ma…”

“Apa kau tidak ada niat untuk bergabung diistana? Dengan semangat mudamu aku yakin kau bisa membantu banyak dalam agenda kenegaraan istana. Mungkin juga bisa memperingan beban Goong Ojoo,” kata Ge Goong tersenyum sambil melihat kearah Shenka.

“Aaa…Ge Goong Ma Ma, Junna akhir akhir ini kurang bagus kesehatannya. Jadi…” Selir Lee ragu ragu melanjutkan.

“Junna sakit?” tanya Shin Yang.

“Bukan. Bukan begitu Bei Ya,” kata Yool cepat cepat. Yool sempat bertatap mata dengan Shenka. Mata Shenka menandakan dia cemas. Dan Yool tidak ingin membuatnya cemas. “Begini, mungkin terlalu capek mengerjakan tugas sewaktu di Jepang. Anda pasti sudah tahu bagaimana mekanisme orang orang Jepang yang suka bekerja keras. Hanya itu saja Bei Ya.”

“Oh begitu ceritanya. Tapi kami tetap berharap suatu hari nanti kau bisa masuk istana. Apa kau tidak kasihan melihat Goong Ojoo kalang kabut menangani semua agenda kerajaan?” tanya Shin Yang dengan tertawa kecil.

Mereka semua ikut tertawa dan melihat Shenka. Yool hanya tersenyum. Shenka juga ikut tertawa.

“Kita sudah kehilangan Yeong Junna yang memilih hidup bebas diluar protokoler istana. Walaupun begitu untungnya dia tetap menjalankan beberapa agenda istana selama diluar negeri. Jadi kami harap kau juga bisa begitu,” kata Ge Goong.

“Iya Ge Goong Ma Ma,” kata Yool singkat.

“Goong Ojoo, apa kau sudah mendapat kabar dari Yeong Junna?” tanya Ge Goong.

“Iya. Saya sudah mendapat kabar. Tapi saya belum bisa memastikan apakah dia akan datang pada pesta ulang tahun Bei Ya Park,” kata Shenka santun.

Dalam aturan kerajaan, dalam situasi formal, kita tidak diperbolehkan memanggil nama. Kita diharuskan memanggil sesuai gelar tiap tiap orang yang melekat dinama mereka. Jadi akan terdengar aneh bagi yang tidak terbiasa. Biasanya memanggil kakak, tapi harus memanggil Bei Ya atau Yeong Junna.

“Ya sudahlah. Biarkan Yeong Junna tetap dengan keputusannya. Asal dia tidak menghilang, itu sudah cukup. Aku berusaha membuat keluarga kerajaan utuh dalam formasinya. Karena itu semenjak aku naik tahta, aku sudah merombak beberapa aturan istana yang membuat kaku. Aku ingin modernisasi masyarakat bisa menyatu dengan nilai nilai tradisi istana. Apa yang memungkinkan untuk aku rubah, pasti akan aku usahakan untuk berubah. Tapi tetap ada aturan yang tidak bisa dirubah, jadi tetap kita harus mematuhinya untuk menjaga keseimbangan kerajaan. Kau mengerti maksudku khan Junna?” tanya Shin Yang menatap penuh harap kearah Yool.

Yool hanya mengangguk pelan. Dia tahu apa yang dimaksud oleh Shin Yang. Hubungannya dengan Shenka diungkit secara halus didepan banyak orang, Yool pun hanya bisa tersenyum walaupun hatinya sakit.

“Baiklah. Karena Nyang Ma Ma dan Junna sudah datang, aku ingin kita sekeluarga mengadakan sedikit jamuan. Kebetulan sebentar lagi jam makan siang, jadi mohon Ge Goong Ma Ma mau menyediakan untuk kita semua,” kata Goong Ma Ma tersenyum kearah Ge Goong.

“Baik Goong Ma Ma. Saya akan segera laksanakan,” kata Ge Goong patuh. Lalu berdiri dan memberi hormat pada Goong Ma Ma sebelum meninggalkan ruangan.

Untuk menunggu makan siang disiapkan, mereka berjalan jalan ditaman istana. Komplek istana sendiri memiliki halaman yang ber-hektar hektar, dengan nama Kyoungbokkung Goong. Goong Ma Ma, Shin Yang dan Selir Lee berjalan beringinan serta bercakap cakap santai membahas jenis jenis tanaman yang ada ditaman itu. Sementara Yool dan Shenka berjalan pelan dibelakang mereka, sambil sesekali ikut dalam percakapan para tetua yang berjalan didepan mereka.

“Oe Nii terlihat lain dengan baju ini,” kata Yool pelan.

Shenka tersenyum. “Lain?”

“Lebih dewasa tapi tetap cantik.”

Shenka tertawa cekikikan. “Kau sedang merayuku ya? Dasar!” seru Shenka sambil menjitak pelan kepala Yool.

Mereka berdua terlihat kaku. Sesaat sempat saling diam karena bingung apa yang musti dibicarakan. Untungnya seorang pelayan istana utama datang memberitahukan kalau makan siang sudah disiapkan. Mereka kembali ke Istana Chonggikue. Ge Goong menyambut mereka dengan senyum cerianya yang amat dikenal dikalangan istana. Permaisuri atau Ge Goong Ma Ma dari kalangan rakyat biasa. Profesi sebelumnya sebagai artis membuatnya asing diistana sewaktu pertama kali masuk. Pembawaan yang ceria dengan rambut keriting menjadi booming saat dia masuk istana. Peraturan istana yang kaku dan ketat sempat membuatnya terkena imsonia. Hanya perhatian dari Park Shin Yang lah yang akhirnya bisa menenangkannya kembali. Setelah kelahiran putra mahkota Park Jeong Hoon yang bergelar Ieong Junna Ma Ma, Shin Yang lebih memfokuskan pada keluarganya. Dari sinilah aturan aturan istana yang kaku pelan pelan dia rubah walaupun mendapat tentangan dari sesepuh istana.

Pada meja makan yang muat untuk sepuluh orang, Goong Ma Ma duduk diujung kanan. Shin Yang, Ge Goong dan Selir Lee duduk disebelah kanan Goong Ma Ma. Sementara itu Yool dan Shenka duduk disebelah kiri. Sambil berbincang bincang mereka menyantap makanan yang telah dihidangkan.

“Saya khusus membuat Pulgoki, walaupun sebenarnya tidak masuk dalam daftar makanan istana. Hanya saja saya dengar Junna menyukainya. Makanya saya mencoba membuatnya. Cobalah Junna dan beri sedikit saja komentar ya,” kata Ge Goong dengan senyuman khasnya.

“Terima kasih sebelumnya Ge Goong Ma Ma,” kata Yool singkat. Lalu dia mengambil beberapa potong pulgoki kesukaannya. “Emm…enak tapi masih kurang gurih. Mungkin Ge Goong Ma Ma kurang lama sewaktu memanggangnya.”

“Oh begitu ya,” Ge Goong memoyongkan bibirnya.

“Oh iya...saya dengar Goong Ojoo beberapa waktu lalu sempat beramal dengan menjadi cover majalah Vogue, bagaimana ceritannya?” tanya Selir Lee tanpa curiga.

Shenka langsung tersedak. Dia batuk batuk. Yool cepat cepat mengambilkan air putih untuknya. “Umma, apa perlu hal itu dibahas?” tanya Yool pelan memandang ibunya dengan tatapan memohon.

“Ooo…aku tidak tahu. Maaf kalau menyinggung sesuatu hal.” Selir Lee nampak cemas.

“Tidak apa apa Nyang Ma Ma. Saya hanya terkejut saat anda menanyakan hal itu,” kata Shenka dengan suara serak.

Yool menggeser duduknya lebih dekat dengan Shenka. “Tidak perlu kau jelaskan masalah ini,” bisik Yool pelan.

Tapi Shenka malah tersenyum. Kemudian dia melihat ke masing masing orang yang ada disitu. “Tapi memang sich sempat ditentang Bei Ya dan juga Goong Ma Ma, tapi akhirnya jadi juga difoto. Dan dananya lumayan untuk bea siswa. Dan juga waktu itu ada yang memberiku semangat,” kata Shenka ringan

Shin Yang tersenyum kearahnya. “Untung hasil fotonya bagus. Kalau sampai seronok tidak mungkin aku disini tersenyum padamu,” katanya sambil tertawa kecil.

“Memangnya siapa yang memberimu semangat?” tanya Goong Ma Ma.

“Christ,”jawab Shenka singkat.

“Christ? Maksudmu Christ Lee You, pengawal pribadimu?” tanya Goong Ma Ma lagi.

“Betul. Dulu dia mengatakan…”

Yool tertunduk memperhatikan setiap ucapan Shenka. Dia tersenyum sendiri. Ternyata ada seseorang yang menggantikan posisinya dengan baik.

“Rupanya seperti itu,” kata Ge Goong sambil melahap salad. “Dia cocok sepertinya dengan Goong Ojoo.” Ge Goong kali ini kelewat bicara. Goong Ma Ma melotot kearahnya. Ge Goong berdehem lalu berkata, “Cocok sebagai pengawal pribadi maksud saya.”

Shenka hanya tersenyum. Dia teringat kata kata Goong Ma Ma beberapa minggu lalu tentang masalah perjodohan dengan Alec Soon. Shenka menggigit bibirnya. Tanpa dia sadari Yool memperhatikan perubahan mimik mukanya.

“Baguslah kalau Christ bisa memberi masukan yang bagus untuk Goong Ojoo. Jadi aku bisa tenang,” kata Shin Yang sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

“Junna, besok sudah harus meninggalkan Seoul. Sayang tidak bisa hadir dipesta ulang tahun Bei Ya,” kata Goong Ma Ma lesu.

“Maafkan saya Goong Ma Ma.” Yool menundukkan kepala.

“Kemarin kau pergi melihatku. Hari ini kau bersama sama dengan keluargamu. Dan besok kau sudah harus pergi. Kedengarannya egois sekali kehadiranmu.” Shenka berkata pelan tapi Yool dapat mendengarnya dengan jelas. “Sebenarnya apa maksudnya?”

Yool hanya diam. Dia tidak bisa memberi penjelasan. Dia merasakan sesak didadanya. Dia ingin menjelaskan duduk perkaranya, tapi tidak sanggup melihat Shenka menangis dan mengasihani dirinya. Jadi dia hanya bisa menggigit bibirnya kuat kuat. Yool tidak sadar betapa kuat dia menggigit bibirnya sampai akhirnya dia mengaduh. Sedikit darah segar keluar dari bibirnya. Itu membuat yang ada dimeja makan kaget.

Shenka panik dalam sekejap. Dia bergeser ke sisi Yool dengan cepat. “Biar aku lihat sebentar,” kata Shenka pelan. Dengan tangannya yang halus dia mengusap darah yang ada dibibir Yool. Ekspresinya luar biasa cemas. Dengan cekatan tangannya mengambil sapu tangan yang ada dibalik lipatan bajunya. Lalu menaburinya dengan sedikit garam yang ada dimeja makan. “Mungkin agak pedih sedikit, tapi akan membantu untuk mencegah menjadi sariawan.”

Yool meringis karena perih. Tapi dia berusaha untuk tersenyum. Sepintas dia melihat orang orang disekitar meja makan memperhatikan mereka berdua. Yool hanya bisa diam. Dalam kegalauan hati karena besok dia harus pergi meninggalkan Seoul, dia masih merasakan sedikit kebahagiaan karena bisa begitu dekat dengan Shenka didepan keluarganya.

“Bagaimana? Perih?” tanya Shenka membuyarkan lamunan Yool.

Yool hanya menggeleng pelan. “Terima kasih Goong Ojoo.”

“Kau baik baik saja khan Junna?” tanya Goong Ma Ma.

“Baik baik saja Goong Ma Ma.”

“Untung Goong Ojoo tahu pencegahannya. Makanlah dengan hati hati.”

“Baik Goong Ma Ma. Maaf sudah membuat kalian cemas,” kata Yool pelan. Tangan kirinya dia turunkan dibawah meja, lalu dia menarik pelan lengan baju Shenka yang melebar kebawah. Shenka menoleh kearahnya, lantas tersenyum. Dengan suara pelan dia bertanya pada Yool ada apa. Kemudian dia mengikuti arah mata Yool. Dia melihat tangan Yool ada didekatnya. Tanpa kata kata Shenka menurunkan tangan kanannya. Dan kemudian meraih tangan kiri Yool. Menggenggamnya erat. Rasa cemas yang ada dihati Shenka berangsur angsur hilang. Diapun sepanjang perjamuan itu tersenyum walaupun dia harus makan dengan tangan kiri. Memang aneh kejadian kejadian disekitar orang yang jatuh cinta.

***

Saat jamuan selesai, Shenka minta ijin untuk diberi waktu berbicara berdua dengan Yool. Permintaan ini sempat membuat Shin Yang terdiam. Tapi Ge Goong membantu Shenka untuk mendapatkan ijin. Akhirnya Shenka dan Yool berjalan jalan dikomplek istana.

“Kenapa semalam tidak mengatakan kalau besok harus pergi Jepang?” tanya Shenka.

“Feeling,” kata Yool singkat.

“Feeling? Maksudnya?”

“Hanya merasa tidak ingin melihat Oe Nii bersedih. Jadi biarlah kemarin dipenuhi dengan senyuman. Biar menjadi kenangan yang indah. Kalaupun hari ini aku harus melihat wajah Oe Nii yang sedih, aku ikhlas. Oe Nii…Gamsahammida,” kata Yool sambil memberi hormat pada Shenka. Gamsahammida adalah bahasa formal atau yang paling sopan untuk mengucapkan terima kasih.

Shenka sempat kikuk. “Memangnya kenapa? Kenapa harus sampai mengucapkan gamsahammida?”

Yool hanya menggelengkan kepala. Lalu tersenyum lebar. “Pokoknya aku ingin bilang seperti itu.”

“Kau ini aneh.” Shenka memukul lengan kiri Yool keras.

“Oe Nii…jangan memukulku lagi,” kata Yool merajuk.

“Ckk…kita duduk digasebo itu saja. Aku capek jalan.”

“Oh ya, lututmu bagaimana?” Yool nampak sedikit khawatir.

“Tadi pagi Gaea sudah memeriksanya. Dia mengirim salam untukmu.”

“Oh Gaea, akhirnya dia masuk istana. Pasti gara gara Oe Nii,” kata Yool bersemangat.

“Begitulah. Asal dia bahagia, aku akan lakukan yang terbaik untuknya,” kata Shenka menerawang jauh.

“Sudahlah. Tidak perlu mengingat masa lalu Gaea.”

Mereka sampai digasebo sebuah bangunan rumah kayu yang lebih mirip rumah panggung. Warna catnya dominasi warna emas dan merah bata. Bangunan tradisional Korea yang masih terawat baik didalam komplek istana utama.

“Bangunan ini apa namanya Oe Nii?”

“Jageun Goong atau Istana Kecil. Bangunan ini ditempati oleh Bei Ya Park saat usia lima tahun sampai tujuh belas tahun. Saat Bei Ya Park naik tahta, istana ini direnovasi menjadi tempat untuk menyimpan barang barang kerajaan yang berupa dokumen dan beberapa lukisan karya Bei Ya Park dan Uppa,” Shenka menjelaskan. Uppa adalah panggilan untuk kakak keduanya yaitu Park Sang Woo yang bergelar Yeong Junna Ma Ma, pewaris tahta nomer dua.

“Begitu rupanya,” kata Yool sambil menganggukkan kepala. Dia melihat sekeliling. Sepi tapi nyaman. “Aku sedang membangun rumah.”

“Apa?” Shenka terkejut. “Rumah?”

“Iya.” Yool tersenyum. “Di Kitakyushu – Jepang.”

“Jadi selama ini…”

“Aku ingin membuat rumah yang nantinya bisa ditempati dengan nyaman. Tidak perlu bagus, tapi yang jelas harus luas. Untuk interiornya aku banyak menggunakan inspirasi dari elemen air yang menenangkan,” kata Yool menjelaskan.

“Aku tahu kau memang tertarik dengan desain interior. Tapi tidak pernah terpikir kalau kau akan membangun rumah,” kata Shenka pelan sambil memainkan jari jemarinya.

Ada satu ruangan, yang aku beri nama Ojoo ,” Yool tersenyum manis kearah Shenka.

Shenka membelalakkan matanya yang bulat. “Ojoo?”

“Iya. Interiornya bernuansa coklat tanah, warna kesukaan Oe Nii. Seluruh perabotan yang aku pilih berwarna coklat elegan, lalu aku kombinasikan dengan warna ungu. Aku juga menaruh beberapa lukisan bergaya art deco dan artefak klasik dari Indonesia supaya ruangan terasa hangat. Aku tidak bisa janji kapan Oe Nii bisa melihatnya, jadi mohon bersabar ya.”

“Tapi kenapa kau membuat namanya seperti itu?” tanya Shenka menundukkan kepala. Tangannya masih dimainkan untuk menutupi rasa gugup yang tiba tiba menyergapnya.

Yool meraih tangan Shenka yang mulai berkeringat dingin. “Apa perlu aku jelaskan secara detail kenapa aku membuat ruangan itu?”

Shenka mengangkat wajahnya dan melihat kewajah Yool. Wajah yang selama ini ingin sekali dipandangnya setiap hari. Diwajah itulah ada mata Yool yang bisa menenangkan hatinya, ada senyum dari bibir Yool yang bisa menyejukkan pikirannya. Wajah yang begitu familiar tapi belakangan ini menghilang. “Gamsahammida Lee Yool,” kata Shenka pelan.




Tiga hari ini penuh kejutan. Dalam kurun waktu satu bulan belakangan ini banyak kejutan yang muncul dikehidupanku. Christ Lee You…Alec Soon…Lee Yool. Tapi satu hal yang membuatku sedih luar biasa. Kepergian Yool ke Jepang yang cepat membuatku tidak bisa menangis. Satu kesadaran bahwa aku belum bisa menerima kenyataan bahwa dia adalah adikku. Dari sorotan mata orang orang disekitar aku menangkap mereka memcoba mengingatkan, tapi mereka juga takut melukaiku. Sungguh sungguh merepotkan. Sungguh sungguh membuatku lelah. Akan kemana semua ini. Lee Yool…akankah kita tetap seperti sekarang ini bila dilahirkan kembali suatu hari nanti?
…Aug 17th 2006…Diary Park Shenka…

***

Dua hari setelah kepergian Lee Yool, sepucuk kartu pos tiba ditoko dengan alamat ditujukan padaku. Kartu pos hanya bertulis IF YOU LOVE SOMEBODY SET THEM FREE lalu tanda tangan Yool dipojok kanan bawah. Dengan P.S. berbunyi “Oe Nii…maafkan aku. Mungkin ini yang terakhir kalinya aku menulis untukmu. Please open your mailbox.”
Dan sore ini aku duduk didepan komputerku menhadap layar monitor, memandang sebuah foto yang tersenyum. Foto yang amat kukenal bentuk wajah dan tubuhnya. Aku menangis.
“Oe Nii…maafkan aku. Mungkin kali ini aku tidak akan pernah kembali melihatmu lagi. Sakit hati ini akan aku bawa lari bersama langkahku disetiap tempat yang aku singgahi. Jaga dirimu baik baik. Kalau sempat, aku mohon tengoklah ibuku yang juga ibumu sekali kali. Aku tahu aku egois. Maafkan aku Oe Nii kalau aku tidak bisa rela melepaskanmu, jadi aku hanya bisa memohon padamu tolong lepaskan aku. Lupakan aku. Lanjutkan hidupmu. Kita kakak adik. Bukan hanya masyarakat yang menentang kita, tapi juga Tuhan akan murka jika kita teruskan semua ini. Tersenyumlah. Tersenyumlah Kakakku sayang. Foto ini adalah hal terakhir yang bisa aku berikan untuk kau kenang.”
…Aug 19th 2006…Diary Park Shenka…




… to be continue…
Related Posts with Thumbnails